Klik
Wakil walikota Bandung Oded M Danial perlihatakan E-Voucher (foto : ist/hms) |
Oded juga mengatakan, Kemiskinan menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan hak kesejateraan terutama pada pangan, pendidikan, air bersih dan masalah lainnya, maka dari itu Pemerintah sesuai undang-undang No 13 tahun 2011 tentang penanganan fakir miskin.
Dalam UU No 13 tahun 2011 ini Penanganan fakir miskin adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pemberdayaan, pendampingan, serta fasilitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga. Dalam Penanganan fakir miskin pemerintah harus mentaati azas azas kemanusiaan, keadilan sosial, nondiskriminasi, kesejahteraan, kesetiakawanan dan pemberdayaan," tuturnya.
Program ini terlaksanakan atas gagasan Pemkot Bandung bekerja sama dengan BNI dan Bulog Kota Bandung yang didukung oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia. Awalnya program ini memberikan sembako berupa beras kepada masyarakat, namun sekarang melalui E-Vouvher masyarakat dapat berbelanja sembako secara langsung ke Rumah Pangan Kita (RPK), sehingga tidak ada lagi oknum yang dapat menyelewengkan hak-hak masyarakat miskin.
"Dulu kita langsung memberikan beras kepada masyarakat, namun sekarang memakai kartu yang disebut e-voucher yang dapat dibelanjakan sembako lainnya ke E-Warong," ujarnya.
Oded berharap program ini akan memajukan perekonomian masyarakat kecil dan memudahkan masyarakat kecil untuk mendapatkan sembako murah. Sehingga tidak ada lagi masalah kekurangan pangan di Kota Bandung. Sekitar 63262 kepala keluarga mendapatkan E-Voucher tersebut dengan saldo senilai Rp.110.000 untuk ditukarkan menjadi sembako murah.
"Saya harap semua masyarakat dapat menggunakan program ini, melalui E-warong semuanya akan meringankan beban masyarakat miskin. Dan dapat memajukan perekonomian masyarakat Kota Bandung," imbuhnya.
CEO Bank Negara Indonesia (BNI) kantor wilayah Kota Bandung Fauzi mengatakan, program menurunkan harga beras menjadi Rp. 8500 dan harga gula menjadi Rp. 12.500. Harga tersebut dibawah harga rata-rata dipasaran.
"Melalui E-warong masyarakat dapat mendapatkan sembako dengan harga yang lebih miring. Hal ini setidaknya akan meringankan tanggungan hidup masyarakat Kota Bandung," tandasnya.
Salah satu penerima bantuan Kurniasih mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah atas program BPNT tersebut. Karena baginya semua ini akan meringankan beban masyarakat kecil seperti dirinya. Dan ia mempunyai harapan sembako yang dijual memiliki kwalitas bagus.
"Saya sangat berterimakasih kepada pemerintah Kota Bandung, Bulog, BNI dan Dinas terkait. Saya harap program ini akan berjalan lancar supaya dapat meringankan beban kami sebagao rakyat kecil,"ujarnya.
Kepada Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Tono Rusdiantono Hendroyono optimistis dengan program ini, karena baginya program e-warong ini tepat sasaran kepada masyarakat miskin yang tercatat di Dinas Sosial dan Penanganan Kemiskinan Kota Bandung. Masyarakat penerima BPNT menerima sebesar 10 juta untuk membangun e-warong dan 20 juta untuk modal.
"Saya optimis dengan program ini, bagi mereka penerima BPNT akan mendapatkan modal total 30 juta dengan rincian 10 juta untuk membangun dan membeli perlengkapan e-waring dan 20 juta untuk modal," pungkasnya.(yad/hms)