Klik
BANDUNG, FAKTABANDUNGRAYA.COM,-- peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2017 menjadi momentum untuk meningkatkan perlindungan terhadap anak-anak. Menurut Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Haris Yuliana, Peringatan Hari Anak jangan hanya dilakukan sebagai seremonial saja. Karena sampai saat ini masih banyak kasus kekerasan fisik yang menimpa anak-anak.
Haris berharap, peringatan hari anak ini tidak hanya dilakukan secara seremonial saja, melainkan juga dengan aksi nyata. Menurut dia, saat ini para orang tua selalu dibuntuti perasaan takut dan waswas memikirkan keamanan anak-anaknya.
Masyarakat khususnya para orang tua sangat khawatir terhadap anak-anak mereka, mengingat insiden kekerasan terhadap anak cukup sering terjadi .
"Kekerasan pada anak ini bisa dilakukan keluarga, teman, maupun orang lain. Jujur saja, saya selalu waswas dan khawatir dengan keamanan dan keselamatan anakanak. Saat ini, memang harus diakui kita tidak pernah merasa aman," katanya.
Dikatakan, perlindungan terhadap anak harsu memberi dampak yang berarti. "Sehingga jangan sampai hanya simbol atau seremonial saja. Karena dengan demikian, tidak akan menyelesaikan permasalahan yang masih dialami anakanak bangsa ini," kata dia. Haris melanjutkan, beberapa daerah telah memproklamasikan diri sebagai daerah yang ramah anak.
Namun, klaim tersebut masih tidak sebanding dengan kenyataan yang ada di lapangan. Bahkan, Haris menyebut, klaim daerah ramah anak itu hanya untuk pencitraan saja. "Belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Daerah ramah anak, masih sebatas pencitraan saja dan belum menyentuh terhadap permasalahan yang dialami dan dirasakan masyarakat," katanya.
Oleh marena itu, ia mengajak semua elemen masyarakat untuk peduli terhadap permasalahan anakanak. Dengan mempersiapan anakanak dengan baik saat ini, maka secara tidak langsung sedang mempersiapkan masa depan bangsa dan negara yang lebih baik. "Kalau kita ingin aman dan tidak waswas lagi terhadap anakanak, maka kita harus menciptakan kondisi yang aman dan nyaman bagi anakanak," tandasnya. (sein).
Haris berharap, peringatan hari anak ini tidak hanya dilakukan secara seremonial saja, melainkan juga dengan aksi nyata. Menurut dia, saat ini para orang tua selalu dibuntuti perasaan takut dan waswas memikirkan keamanan anak-anaknya.
Masyarakat khususnya para orang tua sangat khawatir terhadap anak-anak mereka, mengingat insiden kekerasan terhadap anak cukup sering terjadi .
"Kekerasan pada anak ini bisa dilakukan keluarga, teman, maupun orang lain. Jujur saja, saya selalu waswas dan khawatir dengan keamanan dan keselamatan anakanak. Saat ini, memang harus diakui kita tidak pernah merasa aman," katanya.
Dikatakan, perlindungan terhadap anak harsu memberi dampak yang berarti. "Sehingga jangan sampai hanya simbol atau seremonial saja. Karena dengan demikian, tidak akan menyelesaikan permasalahan yang masih dialami anakanak bangsa ini," kata dia. Haris melanjutkan, beberapa daerah telah memproklamasikan diri sebagai daerah yang ramah anak.
Namun, klaim tersebut masih tidak sebanding dengan kenyataan yang ada di lapangan. Bahkan, Haris menyebut, klaim daerah ramah anak itu hanya untuk pencitraan saja. "Belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Daerah ramah anak, masih sebatas pencitraan saja dan belum menyentuh terhadap permasalahan yang dialami dan dirasakan masyarakat," katanya.
Oleh marena itu, ia mengajak semua elemen masyarakat untuk peduli terhadap permasalahan anakanak. Dengan mempersiapan anakanak dengan baik saat ini, maka secara tidak langsung sedang mempersiapkan masa depan bangsa dan negara yang lebih baik. "Kalau kita ingin aman dan tidak waswas lagi terhadap anakanak, maka kita harus menciptakan kondisi yang aman dan nyaman bagi anakanak," tandasnya. (sein).