Klik
CIREBON, FAKTABANDUNGRAYA.COM, -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan Kkeberadaan RS.Gunung Djati Cirebon yang terletak di Jl. Kesambi no. 56 Kota Cirebon akan dijadikan rujukan bagi warga Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan). Untuk itu, pembangunan Instalasi Gawat Darurat (IGD) terpadu harus segera terealisasi.
Menurut Demiz , pembangunan gedung IGD RS Gunung Djati untuk lima (5) lantai dianggarkan bantuan dari dari pemprov Jabar sebesar Rp.113 miliar. Namun untuk tahun ini baru diluncurkan sebesar Rp.30 miliar, yang terbagi dalam dua peruntukan yaitu sebesar Rp. 20 miliar untuk pembangunan dan Rp.10 miliar untuk pelaralatan. Sisanya akan diluncurkan pada tahun berikutnya.
"Ini IGD Terpadu rencananya lima lantai, ada bantuan Gubernur Rp20 miliar pembangunan tahap Ini, kemudian untuk bantuan peralatan Rp10 miliar di tahun ini, mudah-mudahan terserap seluruhnya," ungkap Wagub Jabar Deddy Mizwar, Saat meninjau hasil bantuan Pemprov Jabar di RSUD Gunung Djati Cirebon, Rabu (27/09).
Dikatakan, beradaan gedung IGD terpadu RSUD Gunung Jati mendesak sebagai penopang Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dalam melayani masyarakat yang berada di wilayah Jabar bagian Timur. Ia pun optimis sesuai dengan fungsinya memenuhi kebutuhan masyarakat di Jabar Timur, atau Ciayumajakuning, seusai dibangun, Rumah Sakit ini bisa naik menjadi Kelas A.
"Infrastruktur di Jabar Timur maju pesat, ada BIJB, ada Patimban, ini luar biasa lalu lintas manusia dan barang, juga perubahan gaya hidupnya, maka bermunculan juga penyakit karna gaya hidup, jantung, diabetes, dan lain sebagainya, maka perlu diimbangi pula sarana kesehatan, masa ke RSHS semua, meski ada tol, tapi kan gak harus begitu," katanya.
Ditambahkan Demiz, kita harapkan nantinya RSUD Gunung Jati selain mampu menampung pasien dari wilayah Ciayumajakuning juga sejumlah daerah lainnya di perbatasan Jawa Tengah. Selain itu kita juga harapkan, setelah pembangunan IGD beres, keberadaan RSUD Gunung Djati Cirebon ini naik kelas menjadi RUSD kelas A.
Dalam kesempatan tersebut juga, Wagub Demiz, menginginkan pembangunan RSUD Gunung Djati sebagai Rumah Sakit Modern tidak melupakan kelestarian lingkungan, dengan tetap memperhatikan tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Sementara itu ditempat yang sama, Direktur RSUD Gunung Jati, Bunadi, menuturkan bantuan dari Pemprov sudah ada sejak tahun 2012, yaitu gedung untuk keluarga miskin yang diberi nama Prabu Siliwangi. Kemudian di tahun 2014, gedungnya dinaikkan lagi menjadi 3-4 lantai.
“Ini rumah sakit rujukan di Jawa Barat bagian timur. Maka kami akan intensif komunikasi juga dengan berbagai pihak,” pungkasnya.
Adapun kondisi saat ini, RSUD Gunung Jati mempunyai Layanan Unggulan di Bagian Bedah anak, urologi. RSU ini pun memiliki luas 6,4 hektar. Sementara jumlah kamar diantaranya; VIP : 38 kamar, kelas I : 66 kamar, kelas II : 42 kamar, kelas III : 228 kamar, ICU : 9 kamar, NICU : 6 kamar, HCU : 8 kamar, ICCU : 8 kamar, TT Bayi Baru Lahir : 18 kamar, jelasnya. (hms/red).
Menurut Demiz , pembangunan gedung IGD RS Gunung Djati untuk lima (5) lantai dianggarkan bantuan dari dari pemprov Jabar sebesar Rp.113 miliar. Namun untuk tahun ini baru diluncurkan sebesar Rp.30 miliar, yang terbagi dalam dua peruntukan yaitu sebesar Rp. 20 miliar untuk pembangunan dan Rp.10 miliar untuk pelaralatan. Sisanya akan diluncurkan pada tahun berikutnya.
"Ini IGD Terpadu rencananya lima lantai, ada bantuan Gubernur Rp20 miliar pembangunan tahap Ini, kemudian untuk bantuan peralatan Rp10 miliar di tahun ini, mudah-mudahan terserap seluruhnya," ungkap Wagub Jabar Deddy Mizwar, Saat meninjau hasil bantuan Pemprov Jabar di RSUD Gunung Djati Cirebon, Rabu (27/09).
Dikatakan, beradaan gedung IGD terpadu RSUD Gunung Jati mendesak sebagai penopang Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dalam melayani masyarakat yang berada di wilayah Jabar bagian Timur. Ia pun optimis sesuai dengan fungsinya memenuhi kebutuhan masyarakat di Jabar Timur, atau Ciayumajakuning, seusai dibangun, Rumah Sakit ini bisa naik menjadi Kelas A.
"Infrastruktur di Jabar Timur maju pesat, ada BIJB, ada Patimban, ini luar biasa lalu lintas manusia dan barang, juga perubahan gaya hidupnya, maka bermunculan juga penyakit karna gaya hidup, jantung, diabetes, dan lain sebagainya, maka perlu diimbangi pula sarana kesehatan, masa ke RSHS semua, meski ada tol, tapi kan gak harus begitu," katanya.
Ditambahkan Demiz, kita harapkan nantinya RSUD Gunung Jati selain mampu menampung pasien dari wilayah Ciayumajakuning juga sejumlah daerah lainnya di perbatasan Jawa Tengah. Selain itu kita juga harapkan, setelah pembangunan IGD beres, keberadaan RSUD Gunung Djati Cirebon ini naik kelas menjadi RUSD kelas A.
Dalam kesempatan tersebut juga, Wagub Demiz, menginginkan pembangunan RSUD Gunung Djati sebagai Rumah Sakit Modern tidak melupakan kelestarian lingkungan, dengan tetap memperhatikan tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Sementara itu ditempat yang sama, Direktur RSUD Gunung Jati, Bunadi, menuturkan bantuan dari Pemprov sudah ada sejak tahun 2012, yaitu gedung untuk keluarga miskin yang diberi nama Prabu Siliwangi. Kemudian di tahun 2014, gedungnya dinaikkan lagi menjadi 3-4 lantai.
“Ini rumah sakit rujukan di Jawa Barat bagian timur. Maka kami akan intensif komunikasi juga dengan berbagai pihak,” pungkasnya.
Adapun kondisi saat ini, RSUD Gunung Jati mempunyai Layanan Unggulan di Bagian Bedah anak, urologi. RSU ini pun memiliki luas 6,4 hektar. Sementara jumlah kamar diantaranya; VIP : 38 kamar, kelas I : 66 kamar, kelas II : 42 kamar, kelas III : 228 kamar, ICU : 9 kamar, NICU : 6 kamar, HCU : 8 kamar, ICCU : 8 kamar, TT Bayi Baru Lahir : 18 kamar, jelasnya. (hms/red).