Klik
SUBANG, FAKTABANDUNGRAYA.COM--- Dalam rangka Hari Jadi Desa Tambakan ke 195 tahun 2017, maka sesuai dengan visi misi desa tambakan ingin menjadikan Desa Tambakan sebagai desa budaya di Kabupaten Subang. Maka tema Hari Jadi Desa Tambakan tahun 2017 “ Dengan semangat karya utama satia negara kita jadikan desa tambakan sebagai desa budaya.
Menurut Kepala Desa Tambakan Kaswita, bahwa untuk menuju desa budaya, Alhamdulillah, kita mulai dengan ngebeungkat, dengan selamat di bendungan Cileuley dengan masyarakat membersihkan bendungan dan melakukan normalisasi bendungan Cileuley, setelah itu syukuran disekitar bendungan Cileuley.
Selanjutnya kita lanjutkan MTQ antar ketua RT yang diikuti oleh 26 RT dan 6 RW. Selain itu kita juga lakukan hajat Tawar yang dilaksanakan di kampong-kampung dan RT. Dan malam merupakan kegiatan puncak yaitu pergelan Wayang Golek semalam suntuk dengan dalang Wawan Dede Mustaria
Kita juga lakukan Gema Muharam dsn ruwatan yaitu istiqhasah dan pawai Obor serta penampilan dari ibu-ibu majelis Ta’lim, ujar Kasmita saat ditemui disela acara HUT Desa Tambakan ke 195, kemarin.
Dikatakan, Kita sadar, keberhasilan dalam membangun masyarakat desa, kita harus menggali potensi dan sejarah desa serta mengangkat kearipan desa. Untuk tu, kita perlu menghidupkan kembali sejarah desa, dimana seni-budaya yang sudah hamper sirna , akhirnya pada tahun2013 kita hidupkan kembali kesenian “Singa Abruk” sebagai kesenian khas Desa Tambakan.
Alhamdulillah, setelah kita hidupkan kembali kesenian Singa Abruk ternyata cukup mendapat respon positif dan sangat luar biasa dari masyarakat. Tadi kendalanya waktu itu, para sesepuh yang ahli membuat Singa Abruk sudah pada meninggal. Berbagai upaya kita lakukan untuk membuat dan memperkenalkan kembali Singa Abruk. Bahkan kita hamper disetiap RT sudah ada warga yang mampu membuat Singa Ambruk, ujarnya.
Saat ini hampir disetiap even hari besar, seperti HUT RI Tingkat Kab Subang & HUT Kab Subang, bahkan kita juga sudah beberapa kali diundang untuk mengisi event kesenian.
Pada tahun 2015, kesenian Singa Abruk berhasil menjadi juara I dalam pawai alagoris Nanas yang terbuat dari daun dan kulit nanas. Dan di tahun 2017 ini, kita angkat kembali Singa Abruk dengan mobil hias , kita dapat juara II tingkat Kabupaten Subang.
Agar kesian Singa Abruk lebih dikenal oleh masyarakat, maka kesenian Singa Abruk kita angkat di Yutobe dengan judul “Tambakan diatas awan” dengan menampilkan Singa Abruk sebanyak 24 Singa Abruk.
kesenian Singa Abruk kita terus perkenalkan kepada masyarakat umum, namun sayangnya sampai hari perhatian Pemkab Subang, belum ada. Untuk itu, kita mohon sekali perhatian pemerintah agar kesenian Singa Abruk ini tetap lestari dan terus eksis ditengah arus globallisasi budaya modern. Tandasnya. (lis/sein).
Menurut Kepala Desa Tambakan Kaswita, bahwa untuk menuju desa budaya, Alhamdulillah, kita mulai dengan ngebeungkat, dengan selamat di bendungan Cileuley dengan masyarakat membersihkan bendungan dan melakukan normalisasi bendungan Cileuley, setelah itu syukuran disekitar bendungan Cileuley.
Selanjutnya kita lanjutkan MTQ antar ketua RT yang diikuti oleh 26 RT dan 6 RW. Selain itu kita juga lakukan hajat Tawar yang dilaksanakan di kampong-kampung dan RT. Dan malam merupakan kegiatan puncak yaitu pergelan Wayang Golek semalam suntuk dengan dalang Wawan Dede Mustaria
Kita juga lakukan Gema Muharam dsn ruwatan yaitu istiqhasah dan pawai Obor serta penampilan dari ibu-ibu majelis Ta’lim, ujar Kasmita saat ditemui disela acara HUT Desa Tambakan ke 195, kemarin.
Dikatakan, Kita sadar, keberhasilan dalam membangun masyarakat desa, kita harus menggali potensi dan sejarah desa serta mengangkat kearipan desa. Untuk tu, kita perlu menghidupkan kembali sejarah desa, dimana seni-budaya yang sudah hamper sirna , akhirnya pada tahun2013 kita hidupkan kembali kesenian “Singa Abruk” sebagai kesenian khas Desa Tambakan.
Alhamdulillah, setelah kita hidupkan kembali kesenian Singa Abruk ternyata cukup mendapat respon positif dan sangat luar biasa dari masyarakat. Tadi kendalanya waktu itu, para sesepuh yang ahli membuat Singa Abruk sudah pada meninggal. Berbagai upaya kita lakukan untuk membuat dan memperkenalkan kembali Singa Abruk. Bahkan kita hamper disetiap RT sudah ada warga yang mampu membuat Singa Ambruk, ujarnya.
Saat ini hampir disetiap even hari besar, seperti HUT RI Tingkat Kab Subang & HUT Kab Subang, bahkan kita juga sudah beberapa kali diundang untuk mengisi event kesenian.
Pada tahun 2015, kesenian Singa Abruk berhasil menjadi juara I dalam pawai alagoris Nanas yang terbuat dari daun dan kulit nanas. Dan di tahun 2017 ini, kita angkat kembali Singa Abruk dengan mobil hias , kita dapat juara II tingkat Kabupaten Subang.
Agar kesian Singa Abruk lebih dikenal oleh masyarakat, maka kesenian Singa Abruk kita angkat di Yutobe dengan judul “Tambakan diatas awan” dengan menampilkan Singa Abruk sebanyak 24 Singa Abruk.
kesenian Singa Abruk kita terus perkenalkan kepada masyarakat umum, namun sayangnya sampai hari perhatian Pemkab Subang, belum ada. Untuk itu, kita mohon sekali perhatian pemerintah agar kesenian Singa Abruk ini tetap lestari dan terus eksis ditengah arus globallisasi budaya modern. Tandasnya. (lis/sein).