Klik
BANDUNG, FAKTABANDUNGRAYA.COM,--- Dalam rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-53, Pemerintah Kota Bandung menggelar Temu Kader Posyandu se-Kota Bandung tahun 2017 di Sasana Budaya Ganesa, Jl. Tamansari Bandung, Senin (13/11/2017).
Kegiatan temu kader Posyandu dihadiri sekitar 2.000 kader posyandu tersebut dirangkaikan dengan peluncuran program Kredit Bangun Keluarga Sejahtera (Bagja) dan pemberian hadiah kepada Juara Lomba Posyandu dan Olimpiade Kader Posyandu Tingkat Kota Bandung tahun 2017.
Menurut, Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil, kredit Bagja ini adalah upaya kerja sama antara BPR Kota Bandung dan para kader Posyandu untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Polanya hampir sama dengan Kredit Melati atau Kredit Mesra, yakni pemberian kredit mikro untuk warga kota, hanya saja produk ini dipromosikan oleh para kader Posyandu.
"Kita coba sejahterakan warga Bandung ini dengan mempenetrasi, mulai dari kredit Melati, kredit Mesra, dan kredit Bagja juga, di mana tempat mengkampanyekannya di Posyandu," jelas Ridwan.
Hadirnya kredit Bagja itu melengkapi fungsi persyaratannya dinilai lebih mudah,” ungkapnya kepada wartawan dalam Bandung Menjawab yang berlangsung di Bandoengsche Melk Centrale, Jalan Aceh, Selasa (14/11/2017).
Untuk itu, lanjutnya, pihak PD BPR Kota Bandung lanjut membuat beragam program untuk membantu masyarakat yang terjerat rentenir. Meskipun sudah ada Kredit Melati dan Kredit Mesra, pihaknya pun membuat Kredit Bagja. Karena, menurutnya, semakin banyak program yang dijalankan, akan semakin banyak pula masyarakat yang terhindar dari rentenir.
“Bedanya, Kredit Bagja diperuntukkan bagi kader-kader PKK. Sehingga untuk melengkapi persyaratan, selain ada fotokopi KTP, KK juga harus ada rekomendasi dari ketua TP PKK kecamatan,”sambungnya.
Adapun plafon yang diberikan kepada pemohon adalah berkisar antara Rp1 juta hingga Rp3 juta. Pengajuan bisa dilakukan per kelompok maupun perorangan. Sama dengan produk kredit mikro lainnya, Kredit Bagja juga tidak dikenakan bunga, hanya ada biaya administrasi sebesar 8 persen.
Dia pun menjamin, pengajuan kredit Bagja ini tidak akan tumpang tindih dengan kredit mikro lainnya karena satu orang tidak boleh mengajukan lebih dari satu kredit. Kecuali kalau satu kelaurga, dua orang dalam satu KK yang sama diperbolehkan mengajukan kredit yang berbeda. Tapi kalau orangnya sama tidak bolehmengajukan kredit mikro lagi, walaupun jenis kreditnya berbeda.
Demi memperlancar pelaksanaan program Kredit Bagja ini, PD BPR menyiapkandana sebeesar Rp25 milyar. Dana sebesar itu diambil dari pembiayaan yangdigunakan untuk kredit melati yang sampai saat ini perputaran uangnya mencapaisekitar Rp50 milyar.
“Karena dari program Kredit Melati sudah ada yang membayar sampai lunas danuangnya bisa dipakai untuk pembiayaan yang lain atau digunakan untuk pinjamanbagi orang lain,”ujarnya.
Pada praktiknya, PD BPR sudah menyiapkan 30 orang teller keliling untuk melayanimasyarakat pemohon pembiayaan di 30 kecamatan. Mereka yang nantinya akanmenjelaskan produk kredit mikro kepada masyarakat baik itu Kredit Melati, KreditMesra, maupun Kredit Bagja. Mereka juga yang akan menjemput aplikasi atau draft permohonan hingga tahapan menjemput angsuran.
“Masing-masing petugas kami sudah punya jadwal dan nomor kontak masing-masing yang bisa dihubungi jika ada yang ditanyakan atau dikeluhkan seputarpelayan PD BPR. Dengan begitu, diharapkan tidak ada celah lagi bagi para renteniruntuk mendekati masyarakat,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kabag Humas Setda Kota Bandung, Yayan A.Brillyana menambahkan, banyaknya program pembiayaan yang dijalankan oleh PDBPR Kota Bandung diharapkan mampu membantu perekonomian masyarakat yangdimulai dari tingkat keluarga terutama keluarga miskin. Bagian Humas, sebagai corong informasi kegiatan pembangunan, penghubungantara masyarakat dan pemerintah serta media sosialisasi bagi prosespembangunan di Kota Bandung menjembatani semua komunikasi baik langsungmaupun tidak langsung antara Media Massa, Press, dan Masyarakat.
“Begitupun terkait dengan produk PD BPR ini. Kami memiliki tanggung jawab untukturut serta menyampaikan informasi ke khalayak agar program ini dapat diaksesoleh masyarakat lebih luas lagi dan dapat sedikit demi sedikit menggerakkanekonomi kerakyatan di Kota Bandung,” ujarnya. (sein/*)
Kegiatan temu kader Posyandu dihadiri sekitar 2.000 kader posyandu tersebut dirangkaikan dengan peluncuran program Kredit Bangun Keluarga Sejahtera (Bagja) dan pemberian hadiah kepada Juara Lomba Posyandu dan Olimpiade Kader Posyandu Tingkat Kota Bandung tahun 2017.
Menurut, Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil, kredit Bagja ini adalah upaya kerja sama antara BPR Kota Bandung dan para kader Posyandu untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Polanya hampir sama dengan Kredit Melati atau Kredit Mesra, yakni pemberian kredit mikro untuk warga kota, hanya saja produk ini dipromosikan oleh para kader Posyandu.
"Kita coba sejahterakan warga Bandung ini dengan mempenetrasi, mulai dari kredit Melati, kredit Mesra, dan kredit Bagja juga, di mana tempat mengkampanyekannya di Posyandu," jelas Ridwan.
Hadirnya kredit Bagja itu melengkapi fungsi persyaratannya dinilai lebih mudah,” ungkapnya kepada wartawan dalam Bandung Menjawab yang berlangsung di Bandoengsche Melk Centrale, Jalan Aceh, Selasa (14/11/2017).
Untuk itu, lanjutnya, pihak PD BPR Kota Bandung lanjut membuat beragam program untuk membantu masyarakat yang terjerat rentenir. Meskipun sudah ada Kredit Melati dan Kredit Mesra, pihaknya pun membuat Kredit Bagja. Karena, menurutnya, semakin banyak program yang dijalankan, akan semakin banyak pula masyarakat yang terhindar dari rentenir.
“Bedanya, Kredit Bagja diperuntukkan bagi kader-kader PKK. Sehingga untuk melengkapi persyaratan, selain ada fotokopi KTP, KK juga harus ada rekomendasi dari ketua TP PKK kecamatan,”sambungnya.
Adapun plafon yang diberikan kepada pemohon adalah berkisar antara Rp1 juta hingga Rp3 juta. Pengajuan bisa dilakukan per kelompok maupun perorangan. Sama dengan produk kredit mikro lainnya, Kredit Bagja juga tidak dikenakan bunga, hanya ada biaya administrasi sebesar 8 persen.
Dia pun menjamin, pengajuan kredit Bagja ini tidak akan tumpang tindih dengan kredit mikro lainnya karena satu orang tidak boleh mengajukan lebih dari satu kredit. Kecuali kalau satu kelaurga, dua orang dalam satu KK yang sama diperbolehkan mengajukan kredit yang berbeda. Tapi kalau orangnya sama tidak bolehmengajukan kredit mikro lagi, walaupun jenis kreditnya berbeda.
Demi memperlancar pelaksanaan program Kredit Bagja ini, PD BPR menyiapkandana sebeesar Rp25 milyar. Dana sebesar itu diambil dari pembiayaan yangdigunakan untuk kredit melati yang sampai saat ini perputaran uangnya mencapaisekitar Rp50 milyar.
“Karena dari program Kredit Melati sudah ada yang membayar sampai lunas danuangnya bisa dipakai untuk pembiayaan yang lain atau digunakan untuk pinjamanbagi orang lain,”ujarnya.
Pada praktiknya, PD BPR sudah menyiapkan 30 orang teller keliling untuk melayanimasyarakat pemohon pembiayaan di 30 kecamatan. Mereka yang nantinya akanmenjelaskan produk kredit mikro kepada masyarakat baik itu Kredit Melati, KreditMesra, maupun Kredit Bagja. Mereka juga yang akan menjemput aplikasi atau draft permohonan hingga tahapan menjemput angsuran.
“Masing-masing petugas kami sudah punya jadwal dan nomor kontak masing-masing yang bisa dihubungi jika ada yang ditanyakan atau dikeluhkan seputarpelayan PD BPR. Dengan begitu, diharapkan tidak ada celah lagi bagi para renteniruntuk mendekati masyarakat,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kabag Humas Setda Kota Bandung, Yayan A.Brillyana menambahkan, banyaknya program pembiayaan yang dijalankan oleh PDBPR Kota Bandung diharapkan mampu membantu perekonomian masyarakat yangdimulai dari tingkat keluarga terutama keluarga miskin. Bagian Humas, sebagai corong informasi kegiatan pembangunan, penghubungantara masyarakat dan pemerintah serta media sosialisasi bagi prosespembangunan di Kota Bandung menjembatani semua komunikasi baik langsungmaupun tidak langsung antara Media Massa, Press, dan Masyarakat.
“Begitupun terkait dengan produk PD BPR ini. Kami memiliki tanggung jawab untukturut serta menyampaikan informasi ke khalayak agar program ini dapat diaksesoleh masyarakat lebih luas lagi dan dapat sedikit demi sedikit menggerakkanekonomi kerakyatan di Kota Bandung,” ujarnya. (sein/*)