Klik
JABAR, FAKTABANDUNGRAYA.COM,-- Bertepatan peringatan Hari Pahlawan 2017, Badan Narkotika Nasional (BNN) memusnahkan barang bukti narkotika jenis sabu, ekstasi, ganja, dan AMB FUBINACA. Pemusnahan barbuk Narkotika hasil operasi BNN dam BNN Jabar selama Agustus hingga Oktober 2017 adalah yang ke12 dalam tahun ini dilakukan di depan halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Jumat, (10/11).
Pemusnahan ini disaksikan oleh Kepala BNN Pusat Budi Waseso, Kepala BNN Jabar, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat H. Syahrir.
Sebuah alat insenerator disiapkan untuk menghancurkan barang bukti. Selain itu para pelaku pengedar dan pemasok narkoba dihadirkan dalam pemusnahan narkoba tersebut.
Adapun total barang bukti yang dimusnakan yaitu sabu sebanyak yaitu 36,3 Kg. Petugas menyisihkan 35 gram untuk kepentingan laboratotium, sehingga sabu yang dimusnahkan beratnya 36,28 Kg. Sedangkan ekstasi yang dimusnahkan sebanyak 26.006 butir. Petugas menyisihkan 65 butir untuk keperluan laboratorium sehingga total ekstasi yang dimusnahkan sebanyak 25.938 butir.
Narkotika jenis ganja yang disita seberat 562,3 Kg. Jumlah tersebut kemudian disisihkan seberat 2,06 Kg untuk keperluan laboratorium sehingga total ganja yang dimusnahkan seberat 560,3 Kg.
Selain itu, BNN juga menyita AMB FUBINACA seberat 1,45 Kg. Jumlah tersebut kemudian disisihkan 6 gram untuk keperluan laboratorium, sehingga total AMB FUBINACA yang dimusnahkan adalah seberat 1,44 Kg.
Ketua Komis I DPRD Jabar Syahrir mengapresiasi danmenyambut baik dengan dilakukannya pemusnahan barang bukti narkoba yang dilakukan oleh BNN RI dan BNN Jawa Barat.
Terkait kondisi Jawa Barat yang kini masih menjadi salah satu wilayah dengan tingkat peredaran narkoba yang cukup tinggi, Syahrir berpendapat bahwa hal tersebut akan menjadi perhatian Komisi I DPRD provinsi Jawa Barat.
"Akan menjadi perhatian Kami. Kedepan Kami akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota yang daerahnya diduga telah digunakan sebagai akses masuknya peredaran narkoba di Jawa Barat" ucap Syahrir.
Selain akan ikut andil dalam memberantas peredaran narkoba di Jawa Barat, Syahrir mengungkapkan pihaknya akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para generasi muda. Sepertidiketahui bahwa pelajar merupakan target pangsa pasar terbesar perderaan narkoba saat ini.
"Untuk menekan peredaran narokoba di kalangan pelajar, kedepan kami akan melakukan sosialisasi dan edukasi terkait bahaya dan dampak negatif dari narkoba tersebut" kata Syahrir.
Sementara itu Kepala BNN Pusat Budi Waseso mengatakan, dengan pemusnahan seluruh barang bukti narkotika sabu, ganja, ekstasi, dan AMB FUBINACA telah menyelamatkan lebih dari 4,2 juta anak bangsa dari penyalahgunaan narkotika. Namun sebenarnya masih banyak lagi yang harus dimusnahkan karena jumlah narkoba yang masuk ke Indonesia saat ini sudah mencapai ratusan ton.
"Sementara tugas kita tekan pangsa pasar itu lambat. Negara belum serius betul sama narkotika, hanya pandai bicara," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, pihaknya sepakat bahwa narkoba merupakanvbahaya besar yang harus diperangi. Saat ini korban narkoba kian meluas, sampai pada pelajar.
"Lima juta tersangka pengguna narkoba dengan 12 ribu korban per tahun atau 3 4 orang meninggal perhari. Tentunya tidak ada mendingnya dengan jumlah korban teroris. Tapi ini jumlah korban
lebih dahsyat," katanya.
Dengan demikian pemerintah dan semua pihak terkait harus bersatu padu, dengan masyrakat dan keluarga memerangi narkoba dan mengurangi penggunanya.
"Maka insyaallah yang jualan narkoba enggak laku. Ini tugas kyai dan orang tua, pendidik. No way untuk narkoba," tandas Aher. (hms/red).
Pemusnahan ini disaksikan oleh Kepala BNN Pusat Budi Waseso, Kepala BNN Jabar, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat H. Syahrir.
Sebuah alat insenerator disiapkan untuk menghancurkan barang bukti. Selain itu para pelaku pengedar dan pemasok narkoba dihadirkan dalam pemusnahan narkoba tersebut.
Adapun total barang bukti yang dimusnakan yaitu sabu sebanyak yaitu 36,3 Kg. Petugas menyisihkan 35 gram untuk kepentingan laboratotium, sehingga sabu yang dimusnahkan beratnya 36,28 Kg. Sedangkan ekstasi yang dimusnahkan sebanyak 26.006 butir. Petugas menyisihkan 65 butir untuk keperluan laboratorium sehingga total ekstasi yang dimusnahkan sebanyak 25.938 butir.
Narkotika jenis ganja yang disita seberat 562,3 Kg. Jumlah tersebut kemudian disisihkan seberat 2,06 Kg untuk keperluan laboratorium sehingga total ganja yang dimusnahkan seberat 560,3 Kg.
Selain itu, BNN juga menyita AMB FUBINACA seberat 1,45 Kg. Jumlah tersebut kemudian disisihkan 6 gram untuk keperluan laboratorium, sehingga total AMB FUBINACA yang dimusnahkan adalah seberat 1,44 Kg.
Ketua Komis I DPRD Jabar Syahrir mengapresiasi danmenyambut baik dengan dilakukannya pemusnahan barang bukti narkoba yang dilakukan oleh BNN RI dan BNN Jawa Barat.
Terkait kondisi Jawa Barat yang kini masih menjadi salah satu wilayah dengan tingkat peredaran narkoba yang cukup tinggi, Syahrir berpendapat bahwa hal tersebut akan menjadi perhatian Komisi I DPRD provinsi Jawa Barat.
"Akan menjadi perhatian Kami. Kedepan Kami akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota yang daerahnya diduga telah digunakan sebagai akses masuknya peredaran narkoba di Jawa Barat" ucap Syahrir.
Selain akan ikut andil dalam memberantas peredaran narkoba di Jawa Barat, Syahrir mengungkapkan pihaknya akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para generasi muda. Sepertidiketahui bahwa pelajar merupakan target pangsa pasar terbesar perderaan narkoba saat ini.
"Untuk menekan peredaran narokoba di kalangan pelajar, kedepan kami akan melakukan sosialisasi dan edukasi terkait bahaya dan dampak negatif dari narkoba tersebut" kata Syahrir.
Sementara itu Kepala BNN Pusat Budi Waseso mengatakan, dengan pemusnahan seluruh barang bukti narkotika sabu, ganja, ekstasi, dan AMB FUBINACA telah menyelamatkan lebih dari 4,2 juta anak bangsa dari penyalahgunaan narkotika. Namun sebenarnya masih banyak lagi yang harus dimusnahkan karena jumlah narkoba yang masuk ke Indonesia saat ini sudah mencapai ratusan ton.
"Sementara tugas kita tekan pangsa pasar itu lambat. Negara belum serius betul sama narkotika, hanya pandai bicara," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, pihaknya sepakat bahwa narkoba merupakanvbahaya besar yang harus diperangi. Saat ini korban narkoba kian meluas, sampai pada pelajar.
"Lima juta tersangka pengguna narkoba dengan 12 ribu korban per tahun atau 3 4 orang meninggal perhari. Tentunya tidak ada mendingnya dengan jumlah korban teroris. Tapi ini jumlah korban
lebih dahsyat," katanya.
Dengan demikian pemerintah dan semua pihak terkait harus bersatu padu, dengan masyrakat dan keluarga memerangi narkoba dan mengurangi penggunanya.
"Maka insyaallah yang jualan narkoba enggak laku. Ini tugas kyai dan orang tua, pendidik. No way untuk narkoba," tandas Aher. (hms/red).