Klik
KAB.BANDUNG, FAKTABANDUNGRAYA.COM,--
Tingkat kerusakan lingkungan di Citarum Hulu , baik di kaki gunung Wayang
maupun di Situ Cisanti kini sudah sangat memperihatinkan, untuk itu, melalui
gerakan Sabilulungan (Gotong-royong) yang digagas dan dipelopori Kodam
III/Siliwangi, bersama Pemprov Jabar dan 13 Pemkab/ Pemkot dan komunitas
lingkungan, kita optimis mampu memperbaiki kondisi lingkungan sepanjang aliran
DAS Citarum.
Menurut Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Doni
Monardo, kalau kerusakan Citarum tidak segera dibenahi, maka akan berdampak
luar biasa. Bahkan dahsyatnya bisa melebihi teroris. Karena, ada jutaan umat
manusia terutama yang berada di sepanjang aliran DAS Citarum dan Warga DKI
Jakarta mengkonsumsi air Citarum yang sudah tercemar B3 (bahan beracun
berbahaya).
Jika air yang mengandung B3 selama
bertahun-tahun, tentunya sangat berbahaya bagi kehidupan kita dan keturunan
anak cucu kita kedepannya. Ini berarti,
dahsyatnya kerusakan lingkungan melebihi kasus teroris.
“Mari kita
bergotong royong membenahi DAS Citarum dan menjadikan “Citarum Harum”, kata Pangdam Siliwangi Doni Monardo dalam acara acara Sabilungan Melindungi Citarum “Silaturahmi
Pangdam III Siliwangi, Bupati Bandung Bersama Masyarakat Sepanjang Aliran DAS
Citarum “ Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera Leuweung Iejo, Rakyat
Ngejo”, di Kecamatan Kertasari- Kab Bandung,
Minggu (03/12).
Acara tersebut
selain dihadiri oleh ratusan prajurit Kodam III/Siliwangi juga dihadiri Kepala
BLHD Jabar Anang Sudarna, Bupati Bandung Dadang M Naser, Kepala BPDAS HL Citarum-Ciliwung Djonli MF,
Perwakilan Perhutani, Perwakilan Polda Jabar, Para Camat dan Kades ; masyarakat
penggiat peduli lingkungan; budayawan, Ormas, LSM dan masyarakat di sepanjang
aliran DAS Citarum.
Dikatakan,
Pangdam untuk kegiatan kali ini Kodam III Siliwangi menurunkan sebanyak 20
perwira TNI untuk membersikan sepanjang sungai Citarum. Untuk itu guna
mempercepat pembersihan dan merehabilitasi Sungai Citarum khususnya di Situ
Cisanti sebagai sumber mata iar atau “Kilometer Nol Citarum”, serta mereboisasi/
revitaliasi kerusakan hutan dan lingkungan di Ciratum Hulu terutama
diperbukitan dan Gunung Wayang kini sudah gundul dan alih fungsi menjadi
perkebunan sayuran. Harus kita kembalikan sebagai daerah konservasi air.
Revitaliasi
Ciatrum sudah menghabiskan anggaran sangat besar, tapi hasilnya masih kurang
maskimal, untuk itu, perlu dilakukan secara bersama-sama di bawah satu komando.
Yaitu pengendalinya langsung dipegang Menkomaritim, dan Gubernur sebagai
penangungjawab kegiatan, sedangkan Pangdam berserta jajajaran Kodam bertindak
sebagai unsur pelaksana dibantu Pemkab, Camat, Kades, Penggiat Lingkungan,
Ormas, LSM, Masyarakat disepanjang aliaran DAS Citarum.
Melalui
program Sabilulungan Citarum Harum, kita optimis dalam waktu 6 bulan, sudah ada
perubahan dan dalam waktu 2 tahun, air sungai Citarum sdah dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan pertanian. Tidak seperti saat ini, air citarum banyak
mengandung unsur B3, tegas Doni.
Lebih
lanjut Doni mengatakan, menurut data panjang aliran sungai Citarum ada
sepanjang 269 KM dari Situ Cisanti titik 0 Km sampai ke Muara Gembong. Tapi apa benar panjang demikian, maka perlu
kita survey ulang,” ujarnya.
Sedangkan
terkait keterlibatan masyarakat sungai Citarum secara langsung dalam
pembersihan sungai tentunya kita akan lakukan sosialisasi, tanpa ada
sosialisasi kita tidak bisa mengajak masyarakat untuk mengerti tentang apa yang
kita kerjakan. Setelah itu dalam pelaksanaannya kaita akan bagi beberapa
sektor, dan setiap sektor harus dapat menyelesaikan 12 sampai 13 kilo, jelasnya.
Namun,
nanti setelah kita bersihkan dan kita tanami pepohonan, Tolong Pak Kades dan pak Camat Kertasari, Situ
Cisanti dijaga bener- benar jangan sampai ada yang buang lagi di kawasan itu.
Selain
itu, Maung Siliwangi telah menyiapkan 40 ribu pohon untuk ditanam dan tahap
pertama akan di tanam sebanyak 6000 pohon dimulai dari situ Cisanti, dengan
tujuan debit air situ Cisanti dapat bertambah.
“Kita menyiapkan bibit pohon yang
berkualitas supaya kalau ditanam rakyat 10 pohon, yang tumbuh juga 10
pohon,” Tegasnya. (sein).