Klik
Menurut Karyono, Lembaga Pendidikan dan Kursus merupakan pendidikan non formal yang jumlahnya sekitar 2.400 lebih tersebar di seluruh Jabar, namun yang baru terverifikasi dan tersertifikasi sekitar 40%. Untuk itu, tadi saya berpesan kepada pengurus HIPKI Jabar yang baru dilantik, untuk terus melakukan pembinaan agar lembaga pendidikan dan kursus terus dapat meningkatkan kualitas, bersertifikasi dan alumninya punya keahlian mengikuti zaman.
Hal ini dikatakan Karyono kepada faktabandungraya.com, disela pelantikan HIPKI Jabar Periode 2018-2022 di Gedung Sate, Kamis (15/2/18).
Dikatakan, lembaga pendidikan/ kursus itu terbagi dalam 3 grid/katagori yaitu Maju, Berkembang dan Sedang Berjalan. Untuk itu, kita mengimbau kepada Lembaga pendidikan dan kursus (LPK) yang sudah maju untuk dapat membimbing lembang yang yang sedang berkembang dan sedang berjalan. Sehiangga, kedepan seluruh lembaga pendidikan/kursus yang ada di Jabar memiliki level yang sama untuk kemajuan bersama.
Contohnya, LPK Ariyanti Bandung yang sudah sekup nasional, khususnya bidang kecantikan, tata busana dan boga , hendaknya membina dan melatih para penyelenggara LPK yang sedang berkembang maupun sedang berjalan.
Adapaun terkait bantuan pemerintah Jabar, menurut Karyono, keberadaan LPK itu merupakan mitra Kabupaten/Kota, sehingga Pemprov Jabar melalui Disdik Jabar sifat bantuan Hibah. Jadi selama ini, bersifat mandiri. Namun, insya Allah, kedepan kita akan upayakan dapat bekerjasama dengan beberapa purusahaan melalui dana CSR.
Kartono juga berharap,walaupun dukungan anggaran dari Pemprov Jabar hanya bersifat hibah, namun kita berharap, agar pendidikan non formal yang tersebar di daerah tetap bisa berjalan dan menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian tertentu. Sehingga mampu manjadi wirausaha baru dan bahkan meciptakan lapangan pekerjaan, ujarnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Jabar Edy Nasution mengatakan, keberadaan LPK harus ditingkatkan, apalagi kini di era digitalisasi, persaingannya sudah semakin tinggi', tidak lagi konvensional. Untuk itu, tentunya masyarakat yang akan menjadi peserta didik akan terlebih dahulu mencari informasi lewat media gatget dan memilih / memilah mana yang bagus LPK.
Edy mengatakan, walaupun zaman digitalisasi namun, semua dengan mudah dapat mengetahui tatacara kursus namun tetap harus ada praktek pelatihan keahlian. Contohnya, kursus kecantikan, kursus makanan, kursus montir, kursus bahasa, dll. jadi belum bisa lepas begitu saja. Untuk itu LPK harus berbenah diri dan meningkatkan kualitas.
Pemprov Jabar siap mendukung program HIPKI Jabar dalam meningkatkan akreditas LPK, tapi HIPKI sendirilah yang bisa membantu teman-teman yang ada di kabupaten kota sampai ketingkat nasional, tandasnya. (sein).