Klik
SUBANG, (FBR.Com),-- Hujan deras yang melanda perbukitan di wilayah Desa Tanggulun Timur, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang, mengakibatkan Bukit/ tebing setinggai 30 meter longsor. Longsoran tanah dan bebatuan tersebut menutupi saluran irigasi sepanjang kurang lebih 500 meter, sehingga sekitar 58 hektar areal pesawahan tergening air dan sebagian tertimbun lumpur.
Menurut Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Daerah (DPKPBD) Kabupaten Subang, H. Hidayat, bahwa terjadinya longsor bukit setinggi 30 meter tersebut akibat hujan deras yang mulai terjadi pada malahm hari hingga pagi.
Longsoran tanah dan bebatuan yang tergerus air hujan tersebut, berakibat tertimbunnya aliran irigasi sepanjang 500 meter dan bahkan sekitar 58 hektar sawah masyarakat yang tanaman padi sudah hampir siap panen, akhir rusak, sehingga dipradiksi akan terjadi gagal panen.
Saat longsor terjadi, hujan masih turun dengan lebat sehingga mengakibatkan air di irigasi tersebut meluap. Luapan air itu akhirnya merendam puluhan hektar sawah yang sudah ditanami padi, bahakan 12 hektare diantaranya dipastikan gagal panen, karena tertimbun lumpur.
“Akibat kejadian itu para petani harus mengalami kerugian materi berupa gagal panen, sebab tanaman padi siap panen pun, tertimbun material longsoran atau lumpur,” ujar H. Hidayat kepada wartawan, Rabu (28/03).
Selain gagal panen, areal pesawahan seluas 12 hektare tersebut kata Hidayat, juga terancam tidak bisa ditanami padi pada musim berikutnya, karena tertimbun material longsor, berupa lumpur setinggi kurang lebih 40 sampai dengan 70 cm, sehingga perlu dilakukan pengerukan dengan menggunakan alat berat.
Hari ini, sudah kami kirim 1 unit alat berat dengan kapasitas lumayan besar dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Alat itu untuk mengeruk semua lumpur yang menutup 12 hektare sawah yang ditanami padi siap panen tersebut, yang diharapkan bisa mempercepat proses pengerukan,” paparnya.
Lebih lanjut Hidayat mengatakan, melihat kondisi material longsor yang menimbun 12 hektare areal sawah itu, dengan menggunakan 1 unit alat berat, diperkirakan tidak akan selesai selama 2 pekan karena luasnya areal dan kedalaman longsoran.
Untuk itu, guna mempercepat pengerukan longsoran tanah, Hidayat berharap pihak DPKPBD dapat menambah 1 unit alat berat lagi. Karena kondisinya cukup berat, alat berat yang sudah standby di TKP juga harus bersusah panyah untuk menuju titik sasaran. Bahkan, alat itu harus turun dari atas tebing setinggi 30 meter, dan pihaknya harus membuat jalan dengan menggunakan sejumlah pohon kelapa, tandasnya. (may/red).
Menurut Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Daerah (DPKPBD) Kabupaten Subang, H. Hidayat, bahwa terjadinya longsor bukit setinggi 30 meter tersebut akibat hujan deras yang mulai terjadi pada malahm hari hingga pagi.
Longsoran tanah dan bebatuan yang tergerus air hujan tersebut, berakibat tertimbunnya aliran irigasi sepanjang 500 meter dan bahkan sekitar 58 hektar sawah masyarakat yang tanaman padi sudah hampir siap panen, akhir rusak, sehingga dipradiksi akan terjadi gagal panen.
Saat longsor terjadi, hujan masih turun dengan lebat sehingga mengakibatkan air di irigasi tersebut meluap. Luapan air itu akhirnya merendam puluhan hektar sawah yang sudah ditanami padi, bahakan 12 hektare diantaranya dipastikan gagal panen, karena tertimbun lumpur.
“Akibat kejadian itu para petani harus mengalami kerugian materi berupa gagal panen, sebab tanaman padi siap panen pun, tertimbun material longsoran atau lumpur,” ujar H. Hidayat kepada wartawan, Rabu (28/03).
Selain gagal panen, areal pesawahan seluas 12 hektare tersebut kata Hidayat, juga terancam tidak bisa ditanami padi pada musim berikutnya, karena tertimbun material longsor, berupa lumpur setinggi kurang lebih 40 sampai dengan 70 cm, sehingga perlu dilakukan pengerukan dengan menggunakan alat berat.
Hari ini, sudah kami kirim 1 unit alat berat dengan kapasitas lumayan besar dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Alat itu untuk mengeruk semua lumpur yang menutup 12 hektare sawah yang ditanami padi siap panen tersebut, yang diharapkan bisa mempercepat proses pengerukan,” paparnya.
Lebih lanjut Hidayat mengatakan, melihat kondisi material longsor yang menimbun 12 hektare areal sawah itu, dengan menggunakan 1 unit alat berat, diperkirakan tidak akan selesai selama 2 pekan karena luasnya areal dan kedalaman longsoran.
Untuk itu, guna mempercepat pengerukan longsoran tanah, Hidayat berharap pihak DPKPBD dapat menambah 1 unit alat berat lagi. Karena kondisinya cukup berat, alat berat yang sudah standby di TKP juga harus bersusah panyah untuk menuju titik sasaran. Bahkan, alat itu harus turun dari atas tebing setinggi 30 meter, dan pihaknya harus membuat jalan dengan menggunakan sejumlah pohon kelapa, tandasnya. (may/red).