Klik
BANDUNG (FBR.Com),--- Komisi V DPRD Jawa Barat meminta pihak Dinas Pendidikan Jabar untuk terus berkoodinasi dengan aparat Kepolisian, agar hasil temuan Tim Klarifiasi dan Investigasi tentang ada dugaan kebocoran soal dan kunci jawaban USBN SMA/SMK 2018 dapat ditindak lanjuti dan diproses secara hukum.
Menurut Wakil Ketua Komisi V DPRD Jabar H.Yomanius Untung, SPd, Komisi V mengapresiasi kinerja Tim Klarifikasi dan Investigasi Kebocoran Soal dan kunci jawaban Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) tingkat SMA/SMK 2018.
Akibat marak dan masifnya pemberitaan kebocoran soal dan kunci jawaban di Media Sosial dan media online serta media cetak tentunya berdampak merugikan bagi sekolah dan siswa kelas XII. Karena berdasarkan hasil temuan Tim Investigasi di SMAN 3, 5, 20 dan 16 Bandung tidak ditemukan adanya kebocoran. Kecuali di SMAK Yahya Bandung, dilakukan oleh satu siswa, itu pun hanya mata pelajaran Geografi.
"Hanya ditemukan seorang siswa peserta USBN yang kedapatan memiliki soal dan kunci jawaban Geografi," kata Yomanius Untung usai raker dengan Disdik Jabar tentang laporan tim klarifikasi dan investigasi di ruang kerja Komisi V DPRD Jabar, Senin (16/4).
Siswa tersebut berasal dari SMAK Yahya. Barangbuktinya ditemukan di handphone siswa yang bersangkutan, saat ujian berlangsung.
Sekolah tersebut disasar, karena dari sekolah tersebutlah informasi kebocoran merebak. Sebagaimana, komentar-komentar dalam grup sosial media (WA dan Line).
"Kami mendapat informasi, bahwa ada persoalan dihulu dan dihilir terkait dugaan kebocoran," kata Untung.
Hulunya, terkait juga dengan regulasi bahwa petunjuk teknis (Juknis) dari Kemendikbud, sebenarnya soal cukup dibuat di setiap satuan pendidikan, satuan sekolah oleh guru mata pelajaran masing-masing. Tetapi, oleh Disdik Jabar diambil alih penyusunan soal itu dengan dibentuk semacam tim penyusun soal. Tujuannya agar soal yang diujikan memiliki kualifikasi yang baik, layak menjadi soal ujian sekolah.
Sayang, jelas Untung, Disdik Jabar mengambil tanggungjawab tersebut tanpa melakukan kalkulasi secara matang, ada standard operating procedur (SOP) yang longgar.
"Ada pendistribusian soal dan kunci jawaban yang waktunya bersamaan. Tentu ini, menjadi semacam persoalan, niat baik saja, bisa jadi potensi penyimpangan," katanya.
Untuk itu, Untung meminta kedepan agar SOP di USBN diperbaiki dan penyusunan soal dikembalikan ke setiap satuan pendidikan sekolah.
Adapun terkait, kekhawatiran Disdik Jabar atas mutu soal yang disajikan untuk ujian sekolah itu, tidak bagus. Dinas Pendidikan harus segera menyusun rencana kegiatan, ada upgrading bagi para guru yang memang nanti akan ditugaskan untuk menyusun soal.
Ditambahkan anggota Komisi V, Ikhwan Fauzi, akibat soal dan kunci jawaban diberikan bersamaan, disinilah letak kesalahan SOPnya, seharusnya, pihak Disdik itu mendistribusikan soal dahulu, baru di hari H diberikan kunci jawabannya.
Ikhwan juga mengatakan, isu kebocoran soal dan jawaban, sebenarnya bagi anak jaman Now sudah tidak terpengaruh dan sudah tidak percaya. Namun, tetap harus menjadi perhatian bagi Disdik Jabar, karena siswa yang jadi korbannya.
Sementara itu Husen R. Hasan selaku Ketua Tim klarifikasi dan Investigasi dalam laporannya mengatakan, bahwa faktanya Tim tidak menemukan adanya kebocoran di SMAN 3,5 20 dan 16 Bandung. Info kebocoran hanya dari media sosial.
Namun, Tim hanya menemukan terjadi kebocoran di SMAK Yahya untuk mata pelajaran Geografi.
Untuk itu, Tim merekomendasikan 3 poin yaitu, pertama, perlu dilakukan revisi SOP penyusunan dan distribusi soal USBN di Disdik Jabar.; Kedua : perlu ditindak lanjut pelaku utama penyebab terjadinya kebocoran oleh aparat penegak Hukum dan ketiga : perlu ada tindakan tegas/sanksi hukum terhadap pelaku utama.
Saat ini, Aparat penegak hukum tengah bekerja melakukan penyelidikan, bahkan sudah ada beberapa pejabat Disdik Jabar sudah minta keterangan oleh Polrestabes Bandung, kandasnya. (sein),
Menurut Wakil Ketua Komisi V DPRD Jabar H.Yomanius Untung, SPd, Komisi V mengapresiasi kinerja Tim Klarifikasi dan Investigasi Kebocoran Soal dan kunci jawaban Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) tingkat SMA/SMK 2018.
Akibat marak dan masifnya pemberitaan kebocoran soal dan kunci jawaban di Media Sosial dan media online serta media cetak tentunya berdampak merugikan bagi sekolah dan siswa kelas XII. Karena berdasarkan hasil temuan Tim Investigasi di SMAN 3, 5, 20 dan 16 Bandung tidak ditemukan adanya kebocoran. Kecuali di SMAK Yahya Bandung, dilakukan oleh satu siswa, itu pun hanya mata pelajaran Geografi.
"Hanya ditemukan seorang siswa peserta USBN yang kedapatan memiliki soal dan kunci jawaban Geografi," kata Yomanius Untung usai raker dengan Disdik Jabar tentang laporan tim klarifikasi dan investigasi di ruang kerja Komisi V DPRD Jabar, Senin (16/4).
Siswa tersebut berasal dari SMAK Yahya. Barangbuktinya ditemukan di handphone siswa yang bersangkutan, saat ujian berlangsung.
Sekolah tersebut disasar, karena dari sekolah tersebutlah informasi kebocoran merebak. Sebagaimana, komentar-komentar dalam grup sosial media (WA dan Line).
"Kami mendapat informasi, bahwa ada persoalan dihulu dan dihilir terkait dugaan kebocoran," kata Untung.
Hulunya, terkait juga dengan regulasi bahwa petunjuk teknis (Juknis) dari Kemendikbud, sebenarnya soal cukup dibuat di setiap satuan pendidikan, satuan sekolah oleh guru mata pelajaran masing-masing. Tetapi, oleh Disdik Jabar diambil alih penyusunan soal itu dengan dibentuk semacam tim penyusun soal. Tujuannya agar soal yang diujikan memiliki kualifikasi yang baik, layak menjadi soal ujian sekolah.
Sayang, jelas Untung, Disdik Jabar mengambil tanggungjawab tersebut tanpa melakukan kalkulasi secara matang, ada standard operating procedur (SOP) yang longgar.
"Ada pendistribusian soal dan kunci jawaban yang waktunya bersamaan. Tentu ini, menjadi semacam persoalan, niat baik saja, bisa jadi potensi penyimpangan," katanya.
Untuk itu, Untung meminta kedepan agar SOP di USBN diperbaiki dan penyusunan soal dikembalikan ke setiap satuan pendidikan sekolah.
Adapun terkait, kekhawatiran Disdik Jabar atas mutu soal yang disajikan untuk ujian sekolah itu, tidak bagus. Dinas Pendidikan harus segera menyusun rencana kegiatan, ada upgrading bagi para guru yang memang nanti akan ditugaskan untuk menyusun soal.
Ditambahkan anggota Komisi V, Ikhwan Fauzi, akibat soal dan kunci jawaban diberikan bersamaan, disinilah letak kesalahan SOPnya, seharusnya, pihak Disdik itu mendistribusikan soal dahulu, baru di hari H diberikan kunci jawabannya.
Ikhwan juga mengatakan, isu kebocoran soal dan jawaban, sebenarnya bagi anak jaman Now sudah tidak terpengaruh dan sudah tidak percaya. Namun, tetap harus menjadi perhatian bagi Disdik Jabar, karena siswa yang jadi korbannya.
Sementara itu Husen R. Hasan selaku Ketua Tim klarifikasi dan Investigasi dalam laporannya mengatakan, bahwa faktanya Tim tidak menemukan adanya kebocoran di SMAN 3,5 20 dan 16 Bandung. Info kebocoran hanya dari media sosial.
Namun, Tim hanya menemukan terjadi kebocoran di SMAK Yahya untuk mata pelajaran Geografi.
Untuk itu, Tim merekomendasikan 3 poin yaitu, pertama, perlu dilakukan revisi SOP penyusunan dan distribusi soal USBN di Disdik Jabar.; Kedua : perlu ditindak lanjut pelaku utama penyebab terjadinya kebocoran oleh aparat penegak Hukum dan ketiga : perlu ada tindakan tegas/sanksi hukum terhadap pelaku utama.
Saat ini, Aparat penegak hukum tengah bekerja melakukan penyelidikan, bahkan sudah ada beberapa pejabat Disdik Jabar sudah minta keterangan oleh Polrestabes Bandung, kandasnya. (sein),