Klik
BANDUNG, (FBR.CoM),--- Ketua Tim
Investigasi Kebocoran Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Husein R Hasan
telah selesai menjalankan tugas melakukan investigasi. Namun, Husein tidak
berkenan memaparkan hasil temuan Tim dengan alasan pihak Kepolisian tengah melakukan penyelidikan.
Menurut Husein, Tim Investigasi
telah mengunjungi dan melakukan penyelidikan di empat sekolah, yaitu di SMAN 5,
SMAN 16, SMAN 3 dan SMAN 20 Bandung.
Namun di empat sekolah tersebut tidak ditemukan adanya kebocoran,
walaupun kebocoran bisa saja terjadi.
“ Kami selaku Tim Investigasi
tidak memiliki kompetensi sampai melakukan penyidikan karena itu ranahnya aparat kepolisian. Jadi kami tidak bisa mengatakan ada tidaknya
kebocoran atau siap pelaku yang membocorkan soal USBN tersebut”, kata Husein
dalam rilis yang diterima faktabandungraya.com.
Husein juga mengatakan, kalau
dilihat dari hasil USBN ternyata hasil rata-rata nilai siswa terbilang normal.
Walaupun ada beberapa yang mendapatkan nilai sempurna, karena siswa tersebut
memang sudah berprestasi sebelumnya.
Saat ini baru ada satu temuan SMA
Swasta yang diduga kuat terjadinya kebocoran. Hal itu, Kami temukan berdasarkan
laporan pengawas sekolah yang menemukan ada murid yang membawa HP saat ujian
padahal aturan tidak boleh, dan saat dilihat pengawas. Anak itu sedang
mengakses kunci jawaban dari HP-nya,”ujarnya
“ Namun, jika ditemukan siswa
nilainya cukup signifikan, tentunya perlu ada pengulangan. Tetapi sampai saat
ini Kepala Disdik Jabar belum
mengeluarkan kebijakan untuk dilakukan ujian ulang”, ujarnya.
Husein juga mengatakan, kedepan
tentunya perlu dikaji ulang SOP (Standar Operasional Prosedur) pelaksanaan USBN. Tim menyarankan, penyusunan soal USBN
seluruhnya dikelola oleh sekolah dan merekomendasikan pelaksanaan USBN berbasis
komputer, memperbaiki mekanisme pendistribusian soal ke sekolah dan pemperketat
penyelenggaraan USBN. Hal ini sebagai langkah antipasi mencegah kebocoran.
“Diperketat proses penyelenggaraan
USBN di sekolah, mulai dari perencanaan, pembuatan soal, pendistribusian soal
hingga pelaksanaan ujian. Dan tidak diperlukan lagi distribusi soal yang
melibatkan terlalu banyak pihak,” tandasnya.
Sementara itu, ditempat terpisah Ketua
FAGI (Forum Aksi Guru Indonesia) Iwan Hermawan mengatakan, berdasarkan hasil investigasi dan data yang dimiliki oleh
FAGI, pihak sangat nyakin telah terjadi kebocoran soal dan kunci jawaban USBN
2018 di Jabar.
Bahkan FAGI mengendus adanya indikasi maladministrasi yang
dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) dalam kasus kebocoran USBN
SMA/SMK 2018 di Jabar. Adapun Maladministrasi
yang dimaksud adalah kesalahan dalam menerjemahkan pos USBN, ujarnya kepada
wartawan.
Iwan juga menyayangkan, hasil
investigasi dan data yang disampaikan FAGI kepada Tim Investigasi, tidak
ditindak lanjuti, bahkan ada sekolah yang seharusnya di kunjungi dan dilakukan
penyelidikan tapi Tim Investigasi tidak mendatangi sekolah tersebut, Ada apa
?... ujar Iwan.
Saat ditanya, kapan hasil Tim
Investigasi akan disampaikan ke DPRD Jabar melalui Komisi V, Iwan mengatakan,
menurut rencana akan dilaporkan ke Komisi V pada hari Senin (9/4/2018).
Dalam rapat di Komisi V nanti,
FAGI akan bukan dan beberkan bukti dan pengakuan dari pihak Sekolah yang
dimaksud. Namun, Iwan masih belum berkenan menyebutkan sekolah yang jelas-jelas terjadi kebocoran.
“ Nanti aja, kang kita bukan saat Tim
Investigasi melaporkan kerjanya ke Komisi V DPRD Jabar, sabar aja”, tandasnya. (husein).