Klik
FAKTABANDUNGRAYA.COM, CIMAHI - Setelah lubang pembuangan limbah ditutup oleh Satgas Citarum Sektor 21 beberapa minggu yang lalu, dua perusahaan yang berlokasi di Kota Cimahi, yakni PT. Ayoe Indotama Textile dan PT. Matahari Sentosa Jaya, saat ini mengaku telah banyak melakukan perbaikan IPAL, mulai dari pembenahan dan memasang instalasi outlet pengolahan limbah tambahan.
Dengan alasan itu, dua perusahaan tersebut bermaksud untuk meminta dan berharap kepada Satgas Citarum Sektor 21 untuk bersedia kembali membuka tutupan (coran) lubang pembuangan limbah masing-masing pabrik. Sebelum tutupan dibuka kembali, pihak perusahaan mengajak Dan Sektor 21 dan para awak media meninjau IPAL yang sudah dilakukan perbaikan, dan menunjukkan sample limbah yang sudah lebih baik, baik dari kandungan COD dan BOD juga kekeruhan warna.
Seperti yang ditunjukkan oleh Dani Wanto, mewakili perusahaan PT. Ayoe Indotama Textile, yang mengaku bahwa setelah lubang pembuangan limbah ditutup oleh Satgas 21, pihaknya langsung melakukan evaluasi dan pembenahan terhadap IPAL-nya. Mulai dari penambahan tinggi dinding outlet limbah, penambahan kapasitas penampungan cairan pengolahan kimia, hingga penambahan qualifier.
"Ada beberapa evaluasi yang telah kami lakukan, kami sangat mendukung program Citarum dalam mengembalikan kelestariannya, kami akan berkomitmen akan terus melakukan evaluasi ulang berkala terhadap IPAL yang kami miliki," jelas Dani kepada Dan Sektor 21, Minggu, 24 Juni 2018.
Ditempat yang terpisah, Presiden Direktur PT. Matahari Sentosa Jaya, Sung Chung Yao yang didampingi staf dan konsultan IPAL mengatakan bahwa perusahaan mengakui jika limbah sebelumnya yang dikeluarkan belum maksimal, serta mengakui salah karena memiliki lubang pembuangan limbah yang tidak sesuai (siluman) yang ditemukan oleh Satgas Citarum. Namun kedepan, perusahaan akan berkomitmen dan mendukung program citarum dengan melakukan banyak pembenahan pengolahan limbah.
Sebenarnya, kata Sung Chung Yao, perusahaan berniat memperbaiki IPAL sejak lama, namun karena kondisi ekonomi dan penurunan produksi dari beberapa tahun yang lalu, akhirnya tertunda perbaikan tersebut. Untuk itu, dengan menggandeng konsultan IPAL yang lebih kompeten berharap pengolahan IPAL pabriknya menjadikan limbah yang dikeluarkan jauh lebih baik lagi.
Lukman, konsultan yang ditunjuk PT. Matahari Sentosa Jaya menerangkan, "Dalam dua minggu, instalasi kimia dan fisika rampung dikerjakan. Semoga hasil limbah yang dikeluarkan sudah menjadi lebih jernih," janjinya.
Sementara, Komandan Sektor 21, Kol Yusep Sudrajat sejatinya akan bersedia membuka tutupan (Coran) lubang pembuangan limbah pabrik manakala pihak pabrik mau berkomitmen untuk tidak lagi membuang limbah tanpa proses IPAL yang benar, sehingga limbah yang dikeluarkan aman bagi ekosistem sungai.
"Saya menyambut baik keinginan mereka, artinya mungkin mereka (pihak pabrik) sudah melakukan pembenahan pengolahan limbahnya sebelum mengajukan untuk dibuka penutup (coran) lubang pembuangan limbahnya," ujar Dan Sektor 21.
Yusep juga meminta agar pabrik jangan kucing-kucingan lagi, sebab, kata Yusep, tim Satgas Citarum selalu memantau setiap pabrik pembuang limbah yang mencemari anak sungai Citarum. Dirinya juga menghimbau kepada pabrik yang masih membuang limbah yang tidak sesuai, "pasti suatu saat akan kami temukan, kami tidak akan segan segan menutup lubang pembuangan limbah mereka," tegasnya.
"Sekali lagi, saya disini (Satgas Citarum) tidak akan membunuh pengusaha, hanya saja untuk mensukseskan program Citarum, diharapkan perusahaan memiliki kesadaran segera memperbaiki pengolahan IPAL nya, itulah bentuk kerjasama dalam mendukung program percepatan pengendalian DAS Citarum," harap Yusep dihadapan Presiden Direktur PT. Matahari Sentosa Jaya. (cuy).
Dengan alasan itu, dua perusahaan tersebut bermaksud untuk meminta dan berharap kepada Satgas Citarum Sektor 21 untuk bersedia kembali membuka tutupan (coran) lubang pembuangan limbah masing-masing pabrik. Sebelum tutupan dibuka kembali, pihak perusahaan mengajak Dan Sektor 21 dan para awak media meninjau IPAL yang sudah dilakukan perbaikan, dan menunjukkan sample limbah yang sudah lebih baik, baik dari kandungan COD dan BOD juga kekeruhan warna.
Seperti yang ditunjukkan oleh Dani Wanto, mewakili perusahaan PT. Ayoe Indotama Textile, yang mengaku bahwa setelah lubang pembuangan limbah ditutup oleh Satgas 21, pihaknya langsung melakukan evaluasi dan pembenahan terhadap IPAL-nya. Mulai dari penambahan tinggi dinding outlet limbah, penambahan kapasitas penampungan cairan pengolahan kimia, hingga penambahan qualifier.
"Ada beberapa evaluasi yang telah kami lakukan, kami sangat mendukung program Citarum dalam mengembalikan kelestariannya, kami akan berkomitmen akan terus melakukan evaluasi ulang berkala terhadap IPAL yang kami miliki," jelas Dani kepada Dan Sektor 21, Minggu, 24 Juni 2018.
Sebenarnya, kata Sung Chung Yao, perusahaan berniat memperbaiki IPAL sejak lama, namun karena kondisi ekonomi dan penurunan produksi dari beberapa tahun yang lalu, akhirnya tertunda perbaikan tersebut. Untuk itu, dengan menggandeng konsultan IPAL yang lebih kompeten berharap pengolahan IPAL pabriknya menjadikan limbah yang dikeluarkan jauh lebih baik lagi.
Lukman, konsultan yang ditunjuk PT. Matahari Sentosa Jaya menerangkan, "Dalam dua minggu, instalasi kimia dan fisika rampung dikerjakan. Semoga hasil limbah yang dikeluarkan sudah menjadi lebih jernih," janjinya.
Sementara, Komandan Sektor 21, Kol Yusep Sudrajat sejatinya akan bersedia membuka tutupan (Coran) lubang pembuangan limbah pabrik manakala pihak pabrik mau berkomitmen untuk tidak lagi membuang limbah tanpa proses IPAL yang benar, sehingga limbah yang dikeluarkan aman bagi ekosistem sungai.
"Saya menyambut baik keinginan mereka, artinya mungkin mereka (pihak pabrik) sudah melakukan pembenahan pengolahan limbahnya sebelum mengajukan untuk dibuka penutup (coran) lubang pembuangan limbahnya," ujar Dan Sektor 21.
Yusep juga meminta agar pabrik jangan kucing-kucingan lagi, sebab, kata Yusep, tim Satgas Citarum selalu memantau setiap pabrik pembuang limbah yang mencemari anak sungai Citarum. Dirinya juga menghimbau kepada pabrik yang masih membuang limbah yang tidak sesuai, "pasti suatu saat akan kami temukan, kami tidak akan segan segan menutup lubang pembuangan limbah mereka," tegasnya.
"Sekali lagi, saya disini (Satgas Citarum) tidak akan membunuh pengusaha, hanya saja untuk mensukseskan program Citarum, diharapkan perusahaan memiliki kesadaran segera memperbaiki pengolahan IPAL nya, itulah bentuk kerjasama dalam mendukung program percepatan pengendalian DAS Citarum," harap Yusep dihadapan Presiden Direktur PT. Matahari Sentosa Jaya. (cuy).