Klik
FAKTABANDUNGRAYA.COM, CIMAHI - Empat pabrik yang berada di wilayah Kota Cimahi, yang sebelumnya ditutup lubang pembuangan limbahnya oleh Satgas Citarum Sektor 21, hari ini (Senin, 9/7) akhirnya diperbolehkan untuk dibuka kembali. Sebelum diijinkan untuk dibuka, Dan Sektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat bersama LSM dan awak media meninjau langsung guna memastikan adanya pembenahan dan melihat hasil limbah yang sudah lebih baik. Keempat pabrik tersebut diantaranya, PT Sariyunika Jaya, PT Trigunawan, PT Anugerah Sinar Abadi (Asatex), dan Tanjung Harapan (perorangan).
Hal ini membuktikan bahwa Komandan Sektor 21, Kol Inf Yusep Sudrajat, sesuai janjinya akan membuka kembali tutupan pada lubang pembuangan limbah jika pabrik sudah dapat menunjukkan perbaikan terhadap IPAL dan bersedia untuk komitmen menjaga agar limbah yang dikeluarkan sudah tak berpotensi mencemari lingkungan aliran sungai.
Menurut Kol Inf Yusep Sudrajat, bahwa dengan adanya tindakan penutupan yang dilakukan Satgas Citarum selama ini membuat pihak pabrik segera memperbaiki dan membenahi IPAL secara menyeluruh. Disamping itu, kata Yusep, setelah pihak pabrik melakukan perbaikan dan berkomitmen untuk menjaga limbah yang dikeluarkan sudah lebih baik, tugas Satgas selanjutnya hanya memantau secara berkala.
“Mereka (pabrik) itu setelah kita (Satgas-red) paksa untuk mengelola IPAL menjadi lebih baik melalui penutupan, ternyata bisa. Terbukti ada yang 7 sampai 8 hari, mereka bisa lakukan perbaikan itu,” ujar Yusep Sudrajat.
“Kita (Satgas-red) tinggal awasi bersama nanti. Sampai saat ini, dari 20 pabrik yang ditutup lubang limbahnya, sudah ada 13 pabrik yang dibuka kembali,” tambah Dansektor21, Kol Inf Yusep.
Dari keempat manajemen pabrik yang ditemui, Komandan Sektor 21, Kol Inf Yusep Sudrajat menyarankan ke setiap manajemen pabrik agar memasang kamera CCTV di titik pembuangan akhir limbah. “Hal ini ditujukan supaya pihak pabrik dan saya (Komandan Satgas Sektor 21) dapat mengawasi bersama-sama,” pungkasnya.
Komitmen Empat Pabrik Dukung Program Citarum
Pabrik pertama yang ditemui Komandan Sektor 21, PT Sariyunika Jaya (Saritex) yang sejak minggu lalu ditutup saluran limbahnya, merespon cepat dengan melakukan pembaharuan beberapa instalasi pengolahan IPAL seperti Klogulasi, Sedimentasi, dan Filtrasi. Pabrik yang menghasilkan limbah perhari sebanyak 300 meter kubik menggunakan pengolahan limbah dengan metode Kimia dan Fisika.
Pemilik PT Sariyunika Jaya, Oey Han Bing melalui Ade Sahrul selaku Kepala Bagian IPAL mengatakan bahwa, saat ini pabrik telah berkoordinasi dengan konsultan baru dan melakukan beberapa evaluasi dengan penambahan bak filtrasi untuk menyempurnakan hasil limbah agar menjadi lebih baik. Dirinya merasa nyaman dalam bekerja dan yakin dengan sistem pengolahan yang diterapkan oleh konsultan yang baru karena kapasitas dan mutu limbah meningkat. Sejak lubang pembuangan limbah ditutup oleh Satgas Citarum, kata Ade, perusahaan berhenti beroperasi karena bak Equalisasi limbah yang berkapasitas 800 meter kubik sudah penuh.
Sementara, Lukman selaku konsultan yang ditunjuk PT Sariyunika Jaya menilai bahwa, “ada sistem pengolahan yang berjalan kurang efektif karena waktu reaksi chemical dengan limbah itu kurang, jadi yang seharusnya terbentuk vlog (gumpalan) dan jernih mengendap tapi langsung mengalir keluar,” jelasnya.
Ditempat yang berbeda, Andrew Sutomo selaku pemilik pabrik PT Trigunawan, sejak lubang limbahnya ditutup langsung menginstruksikan bagian pengolahan IPAL dan konsultan IPAL segera mengevaluasi yang menjadi penyebab limbah yang dikeluarkan belum maksimal. Dikatakan Jaenal, penanggung jawab pengolahan IPAL menjelaskan bahwa setelah melakukan evaluasi, “melakukan pembersihan bak filtrasi dan limbah akan di back wash ulang ke inlet equalisasi, juga adanya perubahan terhadap chemical yang digunakan dalam proses kimia,” terangnya.
Sementara, dua pabrik yang ditutup di waktu yang sama pada minggu lalu, yakni PT Asatex dan Tanjung Harapan (perorangan), kedua pabrik tersebut menyatakan bahwa saat ini limbah yang dikeluarkan sudah jauh lebih jernih. Serta siap berkomitmen untuk tidak akan mengulangi lagi membuang limbah yang tidak sesuai dengan alasan apapun.
Usman, mewakili pemilik PT Asatex atas nama perusahaan berjanji tak akan tak akan mengulangi, “atas penutupan kemarin menjadi hikmah tersendiri bagi kami (perusahaan-red),” ujar penanggung jawab pengolahan IPAL pabrik yang menghasilkan limbah 70 meter kubik perhari.
Kevin Gunaman, selaku penanggung jawab perusahaan yang baru dua tahun diberi kepercayaan mengelola perusahaan Tanjung Harapan mengaku telah melakukan perbaikan IPAL dan berkomitmen terus menjaga hasil limbahnya selalu maksimal.(cuya/red)