Klik
FAKTABANDUNGRAYA.COM, BANJARAN - Ditutupnya saluran pembuangan limbah cair pabrik tekstil PT Adetex beberapa hari yang lalu (Sabtu, 25/8) karena masih saja buang limbah kotor yang merugikan lingkungan dan ekosistem sungai, tak hanya membuat geram Dansektor 21 saja, tetapi pabrik kertas yang berada disebelahnya terkena dampak yang merugikan.
Pasalnya, selain berulang kali lubang pembuangan limbahnya ditutup oleh Satgas Sektor 21, PT Adetex juga terkesan tak serius membenahi IPAL dan dukungan terhadap program Citarum Harum. Sementara, dampak yang merugikan bagi pabrik disebelahnya (PT Papyrus Sakti), kolam pengolahan limbahnya dipenuhi oleh limbah cair PT Adetex melalui rembasan dari tembok pemisah pabrik.
"Sejak sabtu lalu, kolam IPAL kami mulai terisi limpasan limbah dari sebelah (PT Adetex) melalui rembesan tembok dan tanah karena kebetulan posisi pengolahan limbah kami lebih rendah dari pabrik sebelah," ujar Aji, selaku pimpinan PT Papyrus Sakti, dalam pertemuan dikantornya dengan Dansektor 21 dan perwakilan PT Adetex, Kabupaten Bandung, Kamis, (30/8).
Terus terang, kata Aji, dampak tersebut mengakibatkan hasil pengolahan limbahnya dinilai tidak maksimal oleh Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat saat melakukan pengecekan di IPAL nya. "Bahkan sampai semalam, rembesan itu sudah seperti sungai memenuhi empat kolam pengolahan limbah kami," keluh Aji.
Sementara, Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat secara tegas tak akan membuka tutupan coran jika pihak PT Adetex bersungguh-sungguh membenahi IPAL nya dan berjanji akan melaporkan perusahaan tekstil tersebut ke KPK.
"Saya tidak akan buka coran sebelum pihak pabrik ungguh-sungguh membenahi, dan jika masih seperti ini akan meneruskan ke KPK, menjadi pabrik pertama yang akan di sidak oleh KPK," ancamnya.
Tak main-main dengan ucapannya, Dansektor 21 meminta salinan surat-surat perijinan PT Adetex melalui perwakilan pabrik, Agus Safari yang ikut dalam pertemuan.
Terkait dampak tersebut, Agus Safari selaku perwakilan PT Adetex mengaku telah melakukan koordinasi dengan PT Papyrus Sakti bahwa pihaknya sudah melakukan tindakan dengan menarik kembali limbah sebelum meluber dan merembes lagi ke lingkungan IPAL pabrik PT Papyrus Sakti.
"Saya sudah berkoordinasi dengan manajemen Papyrus, limbah sudah kami tarik kembali ke bak pengolahan, sementara ini limbah kami recycle. Pabrik kami memang masih beroperasi, hanya saja produksi yang dikurangi," kilahnya.
Dari pertemuan yang dihadiri ketiga pihak tersebut, baik dari Satgas Sektor 21, PT Adetex dan PT Papyrus Sakti. Dansektor 21 memutuskan anggotanya untuk terus mengawasi dan memastikan tak ada rembesan limbah dari pabrik Adetex ke lingkungan IPAL di PT Papyrus. Sementara, untuk pihak PT Papyrus diminta membenahi hasil limbahnya dalam waktu satu pekan dan menandatangani surat komitmen.
"Sebelum terdampak rembesan dari pabrik sebelah, limbah yang kami hasilkan sudah jauh lebih baik. Dalam waktu seminggu saya akan berusaha memperbaiki hasil, dengan syarat tak ada lagi limpasan limbah dari pabrik sebelah," tuturnya kepada Dansektor 21 dan Agus Safari, selaku perwakilan PT Adetex. (Cuy).
Pasalnya, selain berulang kali lubang pembuangan limbahnya ditutup oleh Satgas Sektor 21, PT Adetex juga terkesan tak serius membenahi IPAL dan dukungan terhadap program Citarum Harum. Sementara, dampak yang merugikan bagi pabrik disebelahnya (PT Papyrus Sakti), kolam pengolahan limbahnya dipenuhi oleh limbah cair PT Adetex melalui rembasan dari tembok pemisah pabrik.
"Sejak sabtu lalu, kolam IPAL kami mulai terisi limpasan limbah dari sebelah (PT Adetex) melalui rembesan tembok dan tanah karena kebetulan posisi pengolahan limbah kami lebih rendah dari pabrik sebelah," ujar Aji, selaku pimpinan PT Papyrus Sakti, dalam pertemuan dikantornya dengan Dansektor 21 dan perwakilan PT Adetex, Kabupaten Bandung, Kamis, (30/8).
Terus terang, kata Aji, dampak tersebut mengakibatkan hasil pengolahan limbahnya dinilai tidak maksimal oleh Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat saat melakukan pengecekan di IPAL nya. "Bahkan sampai semalam, rembesan itu sudah seperti sungai memenuhi empat kolam pengolahan limbah kami," keluh Aji.
Sementara, Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat secara tegas tak akan membuka tutupan coran jika pihak PT Adetex bersungguh-sungguh membenahi IPAL nya dan berjanji akan melaporkan perusahaan tekstil tersebut ke KPK.
"Saya tidak akan buka coran sebelum pihak pabrik ungguh-sungguh membenahi, dan jika masih seperti ini akan meneruskan ke KPK, menjadi pabrik pertama yang akan di sidak oleh KPK," ancamnya.
Tak main-main dengan ucapannya, Dansektor 21 meminta salinan surat-surat perijinan PT Adetex melalui perwakilan pabrik, Agus Safari yang ikut dalam pertemuan.
Terkait dampak tersebut, Agus Safari selaku perwakilan PT Adetex mengaku telah melakukan koordinasi dengan PT Papyrus Sakti bahwa pihaknya sudah melakukan tindakan dengan menarik kembali limbah sebelum meluber dan merembes lagi ke lingkungan IPAL pabrik PT Papyrus Sakti.
"Saya sudah berkoordinasi dengan manajemen Papyrus, limbah sudah kami tarik kembali ke bak pengolahan, sementara ini limbah kami recycle. Pabrik kami memang masih beroperasi, hanya saja produksi yang dikurangi," kilahnya.
Dari pertemuan yang dihadiri ketiga pihak tersebut, baik dari Satgas Sektor 21, PT Adetex dan PT Papyrus Sakti. Dansektor 21 memutuskan anggotanya untuk terus mengawasi dan memastikan tak ada rembesan limbah dari pabrik Adetex ke lingkungan IPAL di PT Papyrus. Sementara, untuk pihak PT Papyrus diminta membenahi hasil limbahnya dalam waktu satu pekan dan menandatangani surat komitmen.
"Sebelum terdampak rembesan dari pabrik sebelah, limbah yang kami hasilkan sudah jauh lebih baik. Dalam waktu seminggu saya akan berusaha memperbaiki hasil, dengan syarat tak ada lagi limpasan limbah dari pabrik sebelah," tuturnya kepada Dansektor 21 dan Agus Safari, selaku perwakilan PT Adetex. (Cuy).