Klik
"Selain karena disini (Cicalengka-red) penambahan Subsektor baru, hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsi antara satgas dan pelaku industri dalam mendukung program ini. Sesuai Perpres, kehadiran TNI ditunjuk sebagai satgas yang bertugas menjaga dan mengembalikan ekosistem sungai dari sumber-sumber pencemaran," ujar Dansektor 21 diawal kunjungannya ke PT Cemara Mandiri, Cicalengka, Senin (24/9).
Didepan pimpinan dan manajemen perusahaan, Kolonel Yusep mengatakan bahwa setelah melihat dan mengecek pengolahan limbah serta mengambil sampel limbah cair dari outlet pembuangan, dirinya menilai limbah yang dihasilkan dari IPAL pabrik tersebut sudah cukup baik dan terdapat ikan hidup di kolam outlet akhir. Hanya saja, lanjut Yusep, hasil ini masih bisa dimaksimalkan, karena masih mengandung endapan.
"Pengolahan sudah cukup baik, dan ada ikan hidup diujung outlet, tapi (hasil) ini masih bisa dimaksimalkan lagi," kata Yusep.
"Karena kalo dijernihkan, ada endapan berupa lumpur, dan itu mengandung unsur B3, yang juga menyebabkan sedimentasi di sungai" sambungnya.
Menanggapi hal itu, Bonny Oey selaku pimpinan PT Cemara Agung Mandiri mengklaim jika selama 24 tahun perusahaannya beroperasi, pihaknya sudah mengelola limbah dengan serius. Dari tahun ke tahun, lanjut Bonny, manajemen terus melakukan perbaikan terhadap IPAL nya.
"Saya pikir, dengan hasil ini sudah aman, dan di outlet akhir ikan juga hidup," ujarnya.
"Selain itu, setiap satu bulan sekali limbah kami diperiksa di lab Sucofindo, dan hasilnya selalu baku mutu," ungkapnya.
Namun, lanjut Bonny, pihaknya akan mencoba berusaha meningkatkan pengolahan limbahnya seperti apa yang diinginkan Dansektor 21 sebagai bentuk dukungan terhadap program percepatan pengendalian pencemaran sungai Citarum, yang biasa disebut dengan program citarum harum.
Sebelum mengakhiri kunjungan dan pengecekan di pabrik tersebut, Dansektor 21 meminta pimpinan perusahaan bersedia menandatangani surat/pernyataan Komitmen bersedia dan mampu meningkatkan kualitas limbah selama tujuh hari kedepan.
Sosialisasi dilanjutkan dengan menyambangi dua pabrik lainnya, yakni PT Kaldu Sari Nabati Plant Cicalengka dan PT Cephron Prokhan. Meski keduanya bukan pabrik tekstil, namun perusahaan mereka juga menghasilkan limbah cair.
Plant Manager PT Kaldu Sari Nabati, Slamet sangat antusias dengan apa yang disampaikan oleh Dansektor 21 dan akan mendukung program citarum. Meski menurut Dansektor 21 limbah yang dihasilkan sudah cukup baik, hampir sama dengan perusahaan sebelumnya, perusahaan yang memiliki 3000 karyawan ini diminta untuk melakukan peningkatan pengolahan dan diberikan waktu selama sepekan, agar limbah yang dihasilkan benar-benar aman bagi lingkungan.
"Saya mendukung apa yang disampaikan Dansektor, karena saya juga banyak saudara-saudara yang tinggal disekitar sini, jadi untuk masalah limbah saya benar-benar perhatikan dan serius mananganinya," ucapnya.
Usai melakukan pengecekan di pabrik terakhir, Dansektor 21 memerintahkan anggotanya untuk terus melakukan sosialisasi kepada warga dan pengecekan melalui patroli terhadap pelaku industri yang ada di wilayah Cicalengka. (Cuy).