Klik
Faktabandungraya.com,-- Prof. DR. H. Haryono Suyono yang dikanal sebagai Bapak KB Nasional mengatakan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah menurunkan sejumlah profesor menjadi konsultan tetap turun langsung ke desa-desa/ kelurahan di seluruh Indonesia termasuk juga di Provinsi Jawa Barat.
Hal ini dikatakan Haryono dalam acara Rapat Telaah Tengah Tahun (Review) Program Kependudukan, KKBPK Provinsi Jabar dengan tajuk “Optimalisasi Penggarapan Program KKBPK di Desa/Kelurahan”, di Hotel Holiday Inn Jl. Pasteur Bandung, selama dua hari, yakni Senin-Selasa (17-18/09/2018).
Ia mengungkapkan, pada tahun 1989, program KB di Indonesia cukup berhasil, bahkan lebih dari 50 persen dari jumlah pasangan usia subur, sehingga Indonesia dianggap sebagai juara program KB di dunia dan mendapatkan penghargaan dari United Nation Population Award.
Selain itu, pada tahun 1970, kita sifatnya memperluaskan jangkauan, dan pada tahun ’90 an kontrasepsi dianggap selesai. Selanjutnya, kita membangun keluarga sejahtera. Nah sekarang, bukan lagi (membangun) keluarga pada lingkungan keluarga kecil, tapi membangun masyarakat atau desa menjadi warga masyarakat dunia. Untuk itu kita turunkan sejumlah Profesor relawan turun langsung ke desa-desa untuk membangun desa jadi Warga Dunia, ujarnya.
Lebih lanjut Haryono mengatakan, lima tahun yang akan datang pihaknya telah di-deadline oleh Presiden RI Joko Widodo untuk memasukin era 4.0, yaitu diluar sistem digital. “4.0 ini suatu kolaborasi antara manusia, komputer, internet dan lain sebagainya untuk memasarkan produk. Tak heran, jika saat ini, produksi-produksi desa sudah sampai ke New York, Whasington (Amerika Serikat) hingga ke Rusia,” ungkapnya.
“Jadi saat ini yang harus kita bangun tidak saja wawasan desa, kota dan tanah air, tapi sudah wawasan dunia. Kita jadi masyarakat dunia. Itulah yang dicanangkan BKKN Jawa Barat,” pungkasnya.
Sementara itu, Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Dr. Dwi Listyawardani, Ir., M.Sc. Dip.Com menyampaikan bahwa pihaknya telah menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga. “Kerja sama tidak hanya dengan instansi pemerintah, tapi juga dengan alim ulama dan tokoh masyarakat, intinya semua harus terlibat,” ujarnya.
Dewi berharap, setiap keluarga dapat melaksanakan dan mewujudkan 8 fungsi keluarga, diantarana bagaimana keluarga dapat menerapkan nilai-nilai agama di seluruh anggota, keluarga sebagai wanaha mencurahkan kasih sayang, sebagai wahana saling mendidik, memiliki fungsi reproduski atau bagimana melanjutkan keturunan, melaksanakan sosial budaya dan harus menjaga lingkungan.
BKKBN Jabar Bangun Desa Jadi Warga Dunia (5)Dia menuturkan, bahwa BKKBN merupakan salah satu lembaga pemerintah yang diberi mandat untuk melaksanakan dan mewujudkan Nawa Cita, BKKBN harus dapat mengembangkan dan menjabarkan Nawa Cita, khususnya Cita ke-3, ke-5 dan ke-8.
“Semoga momentum Review Program KKBPK Jawa Barat tahun ini dapat menjadi daya ungkit bagi sinergitas kemitraan antara BKKBN dengan stakeholder serta mitra kerja lainnya, untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera,” tandasnya.
Kepala perwakilan BKKBN Jabar Teguh mengatakan kegiatan review ini sangat strategis dan penting untuk mengetahui capaian dari program keluarga berencana dan pembangunan keluaraga untuk rencana strategis untuk pencapaian program KKBPK tahun 2018.Apa yang telah di lakukan dan seberapa besar capaian yang telah di capai.
Selain itu juga untuk mengetahui kendala yang dihadapi selama kurun waktu Semester I tahun 2018 dan juga solusi yang akan diambil untuk keberhasilan program di Semester II tahun 2018 terutama bidang vertilitas,kampung KB dan program Kementrian Desa yang besinergi dengan program KKBPK di pedesaan tuturnya kepada wartawan di sela-sela acara .
Ditambahkan Teguh, Rakorda ini diharapkan akan meningkatkan dukungan, komitmen, koordinasi, integrasi, dan sinergitas antara pemerintah, pemerintah daerah, para pemangku kepentingan, dan mitra kerja, dalam penerapan kebijakan dan strategi Program KKBPK pada Kampung KB.
Diharapkan juga, dapat terjalin koordinasi yang sinergis antara BKKBN provinsi dengan OPD dinas pengendalian penduduk dan KB dalam meningkatkan KKBPK. Sehingga diharapkan melalui Kampung KB, diharapkan sinergitas antara program kementerian dan sektor lainnya.
Adapun terkait jumlah Kampung KB di Jabar, Teguh mengatakan, sudah terbentuk 1.326 kampung yang tersebar di 27 kabupaten atau kota di Jawa Barat. Sebanyak 625 Kampung KB didirikan bersumber dari APBN dan 700 Kampung KB bersumber dari APBD kabupaten serta kota, tandasnya.(sein).
Hal ini dikatakan Haryono dalam acara Rapat Telaah Tengah Tahun (Review) Program Kependudukan, KKBPK Provinsi Jabar dengan tajuk “Optimalisasi Penggarapan Program KKBPK di Desa/Kelurahan”, di Hotel Holiday Inn Jl. Pasteur Bandung, selama dua hari, yakni Senin-Selasa (17-18/09/2018).
Ia mengungkapkan, pada tahun 1989, program KB di Indonesia cukup berhasil, bahkan lebih dari 50 persen dari jumlah pasangan usia subur, sehingga Indonesia dianggap sebagai juara program KB di dunia dan mendapatkan penghargaan dari United Nation Population Award.
Selain itu, pada tahun 1970, kita sifatnya memperluaskan jangkauan, dan pada tahun ’90 an kontrasepsi dianggap selesai. Selanjutnya, kita membangun keluarga sejahtera. Nah sekarang, bukan lagi (membangun) keluarga pada lingkungan keluarga kecil, tapi membangun masyarakat atau desa menjadi warga masyarakat dunia. Untuk itu kita turunkan sejumlah Profesor relawan turun langsung ke desa-desa untuk membangun desa jadi Warga Dunia, ujarnya.
Lebih lanjut Haryono mengatakan, lima tahun yang akan datang pihaknya telah di-deadline oleh Presiden RI Joko Widodo untuk memasukin era 4.0, yaitu diluar sistem digital. “4.0 ini suatu kolaborasi antara manusia, komputer, internet dan lain sebagainya untuk memasarkan produk. Tak heran, jika saat ini, produksi-produksi desa sudah sampai ke New York, Whasington (Amerika Serikat) hingga ke Rusia,” ungkapnya.
“Jadi saat ini yang harus kita bangun tidak saja wawasan desa, kota dan tanah air, tapi sudah wawasan dunia. Kita jadi masyarakat dunia. Itulah yang dicanangkan BKKN Jawa Barat,” pungkasnya.
Sementara itu, Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Dr. Dwi Listyawardani, Ir., M.Sc. Dip.Com menyampaikan bahwa pihaknya telah menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga. “Kerja sama tidak hanya dengan instansi pemerintah, tapi juga dengan alim ulama dan tokoh masyarakat, intinya semua harus terlibat,” ujarnya.
Dewi berharap, setiap keluarga dapat melaksanakan dan mewujudkan 8 fungsi keluarga, diantarana bagaimana keluarga dapat menerapkan nilai-nilai agama di seluruh anggota, keluarga sebagai wanaha mencurahkan kasih sayang, sebagai wahana saling mendidik, memiliki fungsi reproduski atau bagimana melanjutkan keturunan, melaksanakan sosial budaya dan harus menjaga lingkungan.
BKKBN Jabar Bangun Desa Jadi Warga Dunia (5)Dia menuturkan, bahwa BKKBN merupakan salah satu lembaga pemerintah yang diberi mandat untuk melaksanakan dan mewujudkan Nawa Cita, BKKBN harus dapat mengembangkan dan menjabarkan Nawa Cita, khususnya Cita ke-3, ke-5 dan ke-8.
“Semoga momentum Review Program KKBPK Jawa Barat tahun ini dapat menjadi daya ungkit bagi sinergitas kemitraan antara BKKBN dengan stakeholder serta mitra kerja lainnya, untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera,” tandasnya.
Kepala perwakilan BKKBN Jabar Teguh mengatakan kegiatan review ini sangat strategis dan penting untuk mengetahui capaian dari program keluarga berencana dan pembangunan keluaraga untuk rencana strategis untuk pencapaian program KKBPK tahun 2018.Apa yang telah di lakukan dan seberapa besar capaian yang telah di capai.
Selain itu juga untuk mengetahui kendala yang dihadapi selama kurun waktu Semester I tahun 2018 dan juga solusi yang akan diambil untuk keberhasilan program di Semester II tahun 2018 terutama bidang vertilitas,kampung KB dan program Kementrian Desa yang besinergi dengan program KKBPK di pedesaan tuturnya kepada wartawan di sela-sela acara .
Ditambahkan Teguh, Rakorda ini diharapkan akan meningkatkan dukungan, komitmen, koordinasi, integrasi, dan sinergitas antara pemerintah, pemerintah daerah, para pemangku kepentingan, dan mitra kerja, dalam penerapan kebijakan dan strategi Program KKBPK pada Kampung KB.
Diharapkan juga, dapat terjalin koordinasi yang sinergis antara BKKBN provinsi dengan OPD dinas pengendalian penduduk dan KB dalam meningkatkan KKBPK. Sehingga diharapkan melalui Kampung KB, diharapkan sinergitas antara program kementerian dan sektor lainnya.
Adapun terkait jumlah Kampung KB di Jabar, Teguh mengatakan, sudah terbentuk 1.326 kampung yang tersebar di 27 kabupaten atau kota di Jawa Barat. Sebanyak 625 Kampung KB didirikan bersumber dari APBN dan 700 Kampung KB bersumber dari APBD kabupaten serta kota, tandasnya.(sein).