Klik
Bandung, faktabandungraya.com,-- Menteri PAN-RB, Syafruddin menyerahkan penghargaan berupa Piala Anggakara Birawa kepada Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. Penghargaan diterima pada acara penutupan The International Public Service Forum 2018 di Jakarta, Kamis (8/11/18).
Keberhasilan Pemkot Bandung masuk Top 10 Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik 2018 yang dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, akhirnya diganjar Piala Anggakara Birawa. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas pelayanan pengaduan publik Lapor (Layanan Aspirasi Pengaduan Online Rakyat) yang dikelola Diskominfo.
"Pemkot Bandung memang memiliki layanan Lapor yang telah dimodifikasi. Aplikasi Lapor milik Pemkot Bandung mampu bersaing dengan sekitar 4.000 layanan pengaduan milik lembaga dan pemerintah daerah lainnya di Indonesia. Ini sangat luar biasa," ujar wakil wali kota usai menerima penghargaan.
Atas penghargaan ini, Yana memastikan, Pemkot Bandung memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Para ASP Pemkot Bandung mampu menghadirkan terobosan layanan publik. Apalagi sehari sebelumnya, inovasi milik Pemkot Bandung lainnya yaitu Mini Lab Food Security juga memperoleh penghargaan.
"Kita memperoleh penghargaan dua hari berturut-turut. Ini sangat luar biasa. Ini harus menjadi motivasi bagi seluruh ASN Kota Bandung untuk terus berinovasi," tuturnya.
Namun wakil wali kota menegaskan, tuntutan inovasi bukan untuk memperoleh penghargaan. Inovasi wajib hadir untuk memastikan pelayanan publik berjalan dengan prima.
"Karena inovasi ini ujungnya pelayanan publik yang semakin prima," katanya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengungkapkan, Top 10 Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik 2018 ini memang ajang kompetisi bagi lembaga dan pemerintah daerah secara nasional. Penilaiannya terkait pengelolaan keluhan dan masukan dari masyarakat menjadi pelayanan yang lebih baik.
"Kota Bandung dinilai mampu mengelola semua keluhan dari masyarakat menjadi peningkatan pelayanan. Apalagi Lapor ada di Kota Bandung sejak 2013," jelas Ahyani.
Namun Ahyani mengatakan, tantangan bagi Pemkot Bandung semakin besar. Pasalnya, Pemkot Bandung memiliki banyak saluran untuk menampung keluhan masyarakat. Ke depannya, Pemkot Bandung harus mengintegrasikan seluruh saluran tersebut ke Lapor.
"Selain Lapor, kita memiliki call center dan media sosial. Ini tantangan bagi kita untuk mengintegrasikannya," ujarnya.n (hms/sein).
Keberhasilan Pemkot Bandung masuk Top 10 Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik 2018 yang dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, akhirnya diganjar Piala Anggakara Birawa. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas pelayanan pengaduan publik Lapor (Layanan Aspirasi Pengaduan Online Rakyat) yang dikelola Diskominfo.
"Pemkot Bandung memang memiliki layanan Lapor yang telah dimodifikasi. Aplikasi Lapor milik Pemkot Bandung mampu bersaing dengan sekitar 4.000 layanan pengaduan milik lembaga dan pemerintah daerah lainnya di Indonesia. Ini sangat luar biasa," ujar wakil wali kota usai menerima penghargaan.
Atas penghargaan ini, Yana memastikan, Pemkot Bandung memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Para ASP Pemkot Bandung mampu menghadirkan terobosan layanan publik. Apalagi sehari sebelumnya, inovasi milik Pemkot Bandung lainnya yaitu Mini Lab Food Security juga memperoleh penghargaan.
"Kita memperoleh penghargaan dua hari berturut-turut. Ini sangat luar biasa. Ini harus menjadi motivasi bagi seluruh ASN Kota Bandung untuk terus berinovasi," tuturnya.
Namun wakil wali kota menegaskan, tuntutan inovasi bukan untuk memperoleh penghargaan. Inovasi wajib hadir untuk memastikan pelayanan publik berjalan dengan prima.
"Karena inovasi ini ujungnya pelayanan publik yang semakin prima," katanya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengungkapkan, Top 10 Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik 2018 ini memang ajang kompetisi bagi lembaga dan pemerintah daerah secara nasional. Penilaiannya terkait pengelolaan keluhan dan masukan dari masyarakat menjadi pelayanan yang lebih baik.
"Kota Bandung dinilai mampu mengelola semua keluhan dari masyarakat menjadi peningkatan pelayanan. Apalagi Lapor ada di Kota Bandung sejak 2013," jelas Ahyani.
Namun Ahyani mengatakan, tantangan bagi Pemkot Bandung semakin besar. Pasalnya, Pemkot Bandung memiliki banyak saluran untuk menampung keluhan masyarakat. Ke depannya, Pemkot Bandung harus mengintegrasikan seluruh saluran tersebut ke Lapor.
"Selain Lapor, kita memiliki call center dan media sosial. Ini tantangan bagi kita untuk mengintegrasikannya," ujarnya.n (hms/sein).