Klik
Bandung, faktabandungraya.com,-- Bunda Literasi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil mengajak para bunda dan calon bunda untuk terus membaca dan dapat menularkan keteladan membaca. Hal ini penting untuk mendorong keluarga-keluarga Jawa Barat untuk mau membiasakan diri atau gemar membaca, khususnya bunda di rumah.
“Bagaimana bunda-bunda dan calon bunda harus mampu menjadi pembelajar pertama dan guru pertama bagi anak-anak. Sehingga bagaimana anak-anak mau dan gemar membaca buku,” sambung Atalia saat menjadi narasumber pada talkshow pameran buku Liga Buku Bandung di Gor Saparua, Sabtu (2/2/19).
Karena ternyata menurut Atalia, gemar membaca itu bukan genetik dan turunan. Bukan karena orangtuanya gemar membaca sehingga secara otomatis anaknya pun punya kebiasaan yang sama. Tetapi setelah dia lahir, dia dibiasakan orangtuanya didekatkan dengan buku.
“Kebiasaan-kebiasaan itu akan membuat anak merasa nyaman dengan buku dan akan merasa ketagihan membaca,” tegasnya.
Namun pada kenyataanya minat membaca buku di Jawa Barat masih rendah. Sehingga pemprov mempunyai peran dalam mendorong anak-anak untuk minat baca di sekolah.
“Menurut informasi Dinas Pendidikan, bahwa diwajibkan pelajar 15 menit dibiasakan untuk membaca sebelum pelajaran dimulai. Jadi anak-anak dibiasakan untuk membaca apa yang dia sukai,” tuturnya.
Alasannya, Atalia mengatakan anak-anak harus diberikan pilihan-pilihan dalam memilih buku bacaan agar mau membaca. Karena menyukai buku itu harus sesuai dengan minat.
“Untuk membuat orang suka membaca adalah hadirkan buku-buku dengan tema yang kekinian dan sesuai kebutuhan,” lanjutnya.
Selain itu, jelas Atalia, kaum milenial Jawa Barat dimudahkan dengan adanya program Candil melalui gadget-gadget. Candil (Maca Dina Digital Library) merupakan program yang digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat. (hms/red)
“Bagaimana bunda-bunda dan calon bunda harus mampu menjadi pembelajar pertama dan guru pertama bagi anak-anak. Sehingga bagaimana anak-anak mau dan gemar membaca buku,” sambung Atalia saat menjadi narasumber pada talkshow pameran buku Liga Buku Bandung di Gor Saparua, Sabtu (2/2/19).
Karena ternyata menurut Atalia, gemar membaca itu bukan genetik dan turunan. Bukan karena orangtuanya gemar membaca sehingga secara otomatis anaknya pun punya kebiasaan yang sama. Tetapi setelah dia lahir, dia dibiasakan orangtuanya didekatkan dengan buku.
“Kebiasaan-kebiasaan itu akan membuat anak merasa nyaman dengan buku dan akan merasa ketagihan membaca,” tegasnya.
Namun pada kenyataanya minat membaca buku di Jawa Barat masih rendah. Sehingga pemprov mempunyai peran dalam mendorong anak-anak untuk minat baca di sekolah.
“Menurut informasi Dinas Pendidikan, bahwa diwajibkan pelajar 15 menit dibiasakan untuk membaca sebelum pelajaran dimulai. Jadi anak-anak dibiasakan untuk membaca apa yang dia sukai,” tuturnya.
Alasannya, Atalia mengatakan anak-anak harus diberikan pilihan-pilihan dalam memilih buku bacaan agar mau membaca. Karena menyukai buku itu harus sesuai dengan minat.
“Untuk membuat orang suka membaca adalah hadirkan buku-buku dengan tema yang kekinian dan sesuai kebutuhan,” lanjutnya.
Selain itu, jelas Atalia, kaum milenial Jawa Barat dimudahkan dengan adanya program Candil melalui gadget-gadget. Candil (Maca Dina Digital Library) merupakan program yang digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat. (hms/red)