Klik
FAKTABANDUNGRAYA.COM, CIMAHI - Dalam upaya mewujudkan Industri Bersih Kota Cimahi, Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat temui masyarakat yang berada dekat pabrik untuk mensosialisasikan program citarum harum dan mendengarkan harapan warga yang bersinggungan langsung dengan keberadaan industri di lingkungannya.
"Selain melakukan sosialisasi, saya sebagai dansektor disini memediasikan antara warga dan pelaku industri. Mendengarkan apa yang diinginkan warga terkait pabrik yang berada dekat dengan pemukiman," ujar Dansektor 21 seusai temui warga di Rw 16, Kelurahan Cibeureum, Cimahi Selatan, Senin (22/4/19).
Menurut Dansektor 21, berbagai persoalan yang terjadi di lingkungan, khususnya sungai ditimbulkan dari berbagai faktor pencemaran, seperti limbah industri, limbah domestik (sampah rumah tangga), berbagai potensi pencemaran lainnya. Diharapkan Dansektor 21, saatnya masyarakat untuk memahami kondisi kerusakan lingkungan yang terjadi, khususnya lingkungan sungai dari pencemaran limbah domestik dan sampah rumah tangga.
"Dengan kondisi padatnya warga di wilayah (RW) ini hampir seribu KK, sehingga sampah yang dihasilkan setiap hari kan luar biasa (banyak), ini perlu ditanggulangi bahkan diselesaikan secara mandiri, salahsatunya melalui alat pembakaran sampah sebagai alternatif," katanya.
"Ini sudah menjadi pembicaraan awal saya kepada pihak pemilik perusahaan, dan (perusahaan) sepakat akan membangun fasilitas umum itu untuk masyarakat," tegasnya.
Di sisi lain, perusahaan akan mengembangkan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang berdekatan dengan pemukiman warga, perusahaan akan berencana mendirikan fasilitas umum untuk warga sebagai bagian dari kompensasi juga dukungan nyata terhadap lingkungan di sekitarnya.
"Apa yang menjadi keinginan masyarakat insya allah saya akan kawal terus untuk bisa direalisasikan di sekitar perusahaan Gucitex ini," janjinya.
"Kompensasi harus bisa dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar, bukan untuk perorangan.
Kompensasi akan lebih baik jika dijadikan fasilitas umum, seperti Insenerator, WC umum, untuk menanggulangi permasalahan sampah," pungkasnya.
Mewakili warga, Ketua Rw 16 Tini Kartini mengatakan bahwa persoalan sampah memang sangat rentan bagi warga. "Tapi karena sekarang ada satgas citarum, mudah mudahan program (insenerator dan MCK umum) bisa segera terealisasi untuk menanggulangi sampah yang ada di masyarakat," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Alwi Haidar Hidayatullah selaku tokoh masyarakat dan tokoh agama di lingkungan RW 16 mengungkapkan bahwa secara umum permasalahan sampah dan limbah di wilayah ini sudah hampir 10 tahun lebih. "Tetapi dengan kehadiran satgas citarum, sekarang permasalahan semakin terbuka," ujarnya.
Mewakili warga, kata Alwi, tentunya sangat mengapresiasi dan memberikan penghargaan setinggi tingginya kepada satgas citarum, "karena bisa merekomendasikan sekaligus bisa memfasilitasi kami untuk berkomunikasi antara warga dan pihak perusahaan. karena sebelumnya sangat minim perhatian kepada warga dan lingkungan sekitar," ungkapnya.
"Kami atasnama warga tentunya sangat berterimakasih dan sekarang menjadi terbuka, tidak hanya di satu program citarumnya saja, tetapi kebersihan lingkungan atau istilah agama, fikih lingkungan sangat terbantu. Tentunya ini akan menjadi harapan, harapan menjadi prioritas bagi warga juga perusahaan," pungkasnya. (Cuy)