Klik
"Sungai citepus ini sedang dilakukan pengerukan, karena sedimentasi disini sudah luar biasa, yang awalnya kedalaman sungai mencapai 4 sampai 5 meter, sekarang tinggal 1 meter," ujar Dansektor 21 Kolonel Yusep.
"Artinya sedimentasinya kurang lebih 3 meter, sudah 30 tahun yang lalu tidak pernah ada pengerukan," tambahnya.
Dua alat berat yang diterjunkan Satgas Sektor 21 di sungai Citepus adalah dari Kodam, "saya disini hanya memakai saja, termasuk truk (pengangkut) sedimentasi," jelasnya.
Dari 18 Subsektor yang ada di wilayah Sektor 21 Citarum Harum, Subsektor 06 Citepus dipilih menjadi wilayah pertama karena inisiatif dan permintaan subsektor.
"Subsektor disini salahsatu yang paling aktif mengajukan permintaan alat berat, sehingga disini menjadi wilayah pertama nanti bergeser ke wilayah (subsektor) lain," ungkapnya.
Jarak pengerukan sungai, lanjut Kolonel Yusep, kurang lebih 2 Kilometer panjangnya dan kedalaman (endapan) yang dikeruk 3 meter.
"Bulan nopember sudah musim hujan, makanya 2 sampai 3 bulan ini terus kita kejar pengerjaannya, jadi saat musim penghujan (semoga) sudah tidak banjir lagi," tuturnya.
Mudah mudahan, lanjut Dansektor 21, dengan adanya program citarum harum yang sudah berjalan satu tahun lebih bisa membebaskan banjir di daerah aliran sungai Citepus, khususnya di 3 Rw (RW 7 dan RW 8 Cangkuang Wetan, dan RW 11 Pasawahan).
Guna memperlancar kegiatan pengerukan ini, warga juga ikut mendukung dengan membantu merapihkan tanah sisa sedimentasi yang ditempatkan di bantaran sungai. Serta dukungan dari pihak perusahaan PT Panasia Indo Resources dengan membuka akses jalan untuk truk pengangkut tanah sedimentasi.
Sementara, Ketua RW 11 desa Pasawahan Uman Rusmana yang ikut mendampingi Dansektor 21, sudah lama mengharapkan kegiatan pengerukan ini.
"Dengan adanya pengerukan ini, masyarakat di 3 Rw sangat antusias, dan warga juga ikut membantu proses pengerukan, membantu merapihkan tanah (lumpur) hasil pengerukan," ujar Ketua RW 11. (Cuy)