Klik
DR.Dodin R Nuryadin Kabid PSMK Disdik Jabar |
Untuk mewujudkan visi-misi Pendidikan Jabar Juara Lahir dan Bathin dengan Inovasi dan Kaloborasi, Dodin bersama Tim Disdik Jabar telah merancang Road Map/ Peta Jalan SMK yang disesuaikan sesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja, sehingga dapat berdaya saing tinggi dalam menghadapi era revolusi industri digitaliasi 4.0. Namun, tentunya disesuaikan dengan kondisi kabupaten/kota masing-masing dan mengandung muatan lokal.
Menurut Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan(PSMK) Dinas Pendidikan Jawa Barat, DR. Dodin R.Nuryadin, yang melatar belakangi dirancangnya Road Map SMK adalah untuk meningkatkan minat para lulusan SMP untuk dapat melanjutkan sekolah ke SMK. Selain, juga sebagai acuan dalam memetakan potensi daerah dalam membangun SMK berkerakter dengan kompetensi unggulan. Karena lulusan SMK dirancang dan dipersiapkan untuk siap kerja. Sehingga tidak menambah angka pengangguran di Jabar.
Provinsi Jawa Barat terdiri dari 27 kabupaten/kota dengan jumlah Kecamatan sebanyak 627 kecamatan. Namun, sampai saat ini baru ada 290 SMK Negeri se-Jabar dengan 108 program keahlian. Hal ini tentu masih banyak kurangnya. Untuk itu, sewaktu saya menjabat Kabid Dikmenti hingga kini jabat Kabid PSMK selama 4,5 tahun di Disdik Jabar, sudah merancang beberapa daerah untuk dibangun beberapa SMK Negeri dibeberapa kecamatan.
Makanya kita rancang Road Map SMK tersebut sebagai acuan bagi pihak sekolah yang akan membuka jurusan/ kompetensi baru. Karena tiap daerah memiliki keunikan tersendiri yang perlu dikembangkan, seperti di Cirebon, Pangandaran, Cianjur Selatan, Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, SMK di perkotaan dan daerah lainnya, untuk menghadapi revolusi industri 4.0,”.
Hal ini dikatakan Dodin saat ditemui faktabandungraya.com, diruang kerjanya di Disdik Jabar, jalan Radjiman No. 6 Bandung, Selasa (2/7-2019).
Dikatakan dalam mengembangkan SMK di Jabar, kita juga buat konsep BMW (Bekerja, Melanjutkan kuliah dan Wirausaha). Untuk itu, kedepan sekolah ditantang untuk membuka program/ jurusan/ komptensi baru. Diantara program Pertanian, Kelautan, Pariwisata, Industri Kreatif, dan Industri Rekayasa, itu yang sekarang menjadi unggulan.
Pendidikan Vokasi dengan lima program unggulan tersebut diatas dengan memiliki komptensi tersendiri harus terus dikembangkan di Jabar, sehingga dalam waktu tidak terlalu lama, angka pengangguran dari lulusan SMK akan semakin terkikis dan turun. Karena SMK diciptakan untuk mengurangi angka pengangguran, ujar Dodin dengan optimis.
Selain itu, kita juga telah merancang untuk menghilangkan gab yang terlalu jauh antara elite-alit SMK se Jabar, terutama dari sisi sarana-prasarana, guru-guru produktif, dan dari sisi pembiayaan pendidikan. Sehingga mutu seluruh SMKN se-Jabar merata dan lulusannya dapat memilih mau Bekerja, Melanjutkan kuliah atau Wirausaha.
Sementara itu saat ditanya terkait, kesan yang paling berharga selama menjabat di Disdik Jabar, Dodin mengungkapkan, ketika diberlakukannya UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang memberi amanat peralihan kelola kewenangan SMA/SMK dari pemerintah kota/kabupaten ke provinsi.
“ Ketika saya diberi tanggungjawab untuk mengurus alih kelola SMA/SMK dari Kab/kota ke Provinsi, dimana saya dan tim Disdik Jabar mampu dan berhasil mengurus dan menuntaskan semua permasalahan alih kelola, mulai dari masalah asset, SDM/ personal, sampai urusan pembiayaan, dapat kita tuntaskan hanya dalam waktu satu tahun”, ujarnya.
Untuk Asset yang diurus tidak kurang dari 9 juta unit asset atau dinilai sekitar sebesar Rp. 5 triliun, ada ribuan personal/SDM, baik PNS maupun Non PNS mulai dari Guru, TU, sampai penjaga sampai tukang kebun sekolah.
Selain alih kelola SMA/SMK, kita juga telah melakukan revitalisasi SMK pada tahun 2016yaitu merevitalisasi program-program keahlian SMK, dan alhamdulillah SMK di Jabar dari sisi kuantitias dan kualitas semakin bertambah dan meningkat.
Bahkan sejak alih kelola SMA/SMK tahun 2017, pemerintah provinsi Jabar melalui dana APBD telah mengelontorkan anggaran untuk membangun Unit Sekolah Baru (USB) SMK di beberapa kecamatan di Jabar. Pada tahun 2017 ada 9 SMK Negeri, tahun 2018 ada 5, tahun 2019 ada 4 dan tahun depan 2020 ada 8, belum dari APBN.
Pada tahun 2016 dan 2017 hampir 20 USB SMK dibangun dari dana APBN, 2018 ada 5 dan 2019 hanya 3. Insya Allah beberapa tahun kedepan kecamatan ada SMK Negeri. Namun, perlu dicatat, bahwa Pemerintah akan membangun USB SMK ditempat-tempat yang memang tidak terjangkau oleh sekolah SMK Swasta. Hal ini agar tidak terjadi pertentangan.
Namun, kita (Disdik Jabar-red) tidak hanya berpikir untuk mendorong penambahan USB SMK tetapi tentunya kita juga mendorong dan mendukung kemajuan SMK Swasta yang jalannya pelan, sehingga mutu SMK Swasta sama dengan SMK Negeri, jelas Dodin yang akan beralih tugas sebagai Kabid Pelayanan Perizinan Ekonomi dan Sumber Daya Alam , di Dinas Penanaman Modal Pelayanan Satu Pintu Propinsi Jabar.
Dodin berharap dan titip pesan kepada Deden Saeful Hidayat, yang sebelumnya menjabat Kepala KCD Pendidikan Wilayah VIII Disdik Jabar, hendaknya dapat melanjutkan semua program yang telah dirancang untuk merujudkan Pendidikan Jabar Juara.
Pemerataan pendidikan SMK se Jabar yang bermutu dan berkualitas dengan ditunjang sarana-prasarana memadai, guru dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi, meningkatkan jalinan kerjasama dengan berbagai dunia industri/ pelaku usaha tentunya para lulusan SMK akan mampu berdaya saing dalam lapangan pekerjaan di era revolusi industri 4.0, tandasnya. (husein).