Klik
CIMAHI, faktabandungraya.com,--- Dansektor 21 perintahkan dua Subsektor di wilayahnya, yakni Subsektor 11 dan Subsektor 13 untuk menelusuri aliran sungai yang saling terhubung antara kedua subsektor sebelum aliran sungai bermuara ke sungai Citarum di wilayah Sektor 8 Citarum Harum.
Patroli bersama antara satgas subsektor 11 dan 13 dengan menelusuri anak-anak sungai yang ada di wilayah Cimahi selatan, Lagadar, dan Nanjung. Mencari faktor penyebab warna aliran sungai yang nampak menghitam beberapa hari ini.
Sesuai petunjuk dan arahan Dansektor 21, kata Dansubsektor 21-13, hari ini kita melaksanakan penelusuran sungai di wilayah Kota Cimahi dan sekitarnya. Dari tadi pagi sekitar pukul 09.00 Wib, sebelum melaksanakan kegiatan kita mengadakan breafing dulu menghadap beliau (Dansektor 21)", kata Peltu Lilik, Jumat (30/8/19).
Perintah beliau, kata Peltu Lilik, kami harus bergabung dengan Subsektor 11 Lagadar untuk melaksanakan penelusuran sungai-sungai yang ada diwilayah Cimahi, dengan tujuan mencari sumber dari hitamnya air di aliran sungai yang ada di wilayah ini.
"Untuk hasil dari giat yang tadi telah dilaksanakan, setelah kita telusuri sungai dari bawah yaitu sungai Citarum yang dimulai dari aliran sungai yang ada di sekitar pt gistex, kemudian keatas ke sungai cigede di wilayah lagadar, dan disana ada pt gresaka, kharisma dan jerditex dan kita juga sampai ke batas kota cimahi yang juga melalui industri di cimahi selatan, tidak ada penemuan yang signifikan terkait kotornya air di aliran sungai," jelasnya.
"Kita dapatkan memang hanya air kotor yang berasal dari sedimentasi dan warga. Hal ini di sebabkan karena tidak ada hujan, jadi endapan lumpur sedimentasi terangkat dan air jadi kelihatan hitam," ungkapnya.
"Hasil penemuan apapun hari ini akan kami laporkan ke beliau (Dansektor) dan akan kami lakukan pemetaan-pemetaan, nantinya dari pabrik mana yang buang limbah melaui titik koordinat tersebut kami harus data dan kami laporkan sesuai dengan fakta yang ada dilapangan," ujarnya.
"Memang hitam, tapi kalau diambil itu bening dan yang hitam dasarnya saja. Ya, itulah yang jadi tanda tanya dan itu yang sementara ini selalu menjadi pertanyaan warga, apakah pabrik buang limbah atau tidak. Ternyata setelah kami cek di titik koordinat pembuangan limbah perusahaan-perusahaan yang berada sungai sungai tersebut, ternyata tidak diketemukan buang limbah kotor," tandasnya.
Hal ini diperkuat Pelda Rabino selaku Dansubsektor 21-11. Menurutnya, air hitam yang terlihat di aliran sungai yang berada di wilayahnya, selain dari penguapan sedimentasi, juga akibat dari adanya pengerukan tanah pada proyek yang lokasinya dekat dengan sungai Cigede dan sungai Cimahi yang mengalir hingga bermuara ke sungai Citarum, Sektor 8 satgas citarum.
"Kalau sungai di Lagadar setelah kemarau ini air itu kan menguap, pada saat siang hari pada jam 10 atau jam 11-an air itu kelihatan hitam. Namun kalau kita ambil tidak hitam dan menurut warga juga itu bilang bukan limbah, kalau limbah itu bau dan kalau limbah, lukut (lumut) itu tidak akan hidup dan ikan kecil (impun) juga tidak bisa hidup. Tapi barusan ikan juga ada, itu tandanya airnya aman alau hitam begini memang terjadi setiap tahun," pungkasnya.
Selain kedua subsektor yang melaksanakan patroli bersama, Subsektor 21-10 Margaasih juga telah melakukan pengecekan sungai yang terhubung dengan aliran sungai dari Subsektor 11 dan 13. Di hari yang sama, Satgas Subsektor 10 telah melakukan pengecekan dan pengambilan sempel limbah, kondisi air di Curug Cimuka dan Curug Ciasem kondisi air nya keruh tapi tidak mengeluarkan bau limbah. (Cuy)
Patroli bersama antara satgas subsektor 11 dan 13 dengan menelusuri anak-anak sungai yang ada di wilayah Cimahi selatan, Lagadar, dan Nanjung. Mencari faktor penyebab warna aliran sungai yang nampak menghitam beberapa hari ini.
Sesuai petunjuk dan arahan Dansektor 21, kata Dansubsektor 21-13, hari ini kita melaksanakan penelusuran sungai di wilayah Kota Cimahi dan sekitarnya. Dari tadi pagi sekitar pukul 09.00 Wib, sebelum melaksanakan kegiatan kita mengadakan breafing dulu menghadap beliau (Dansektor 21)", kata Peltu Lilik, Jumat (30/8/19).
Perintah beliau, kata Peltu Lilik, kami harus bergabung dengan Subsektor 11 Lagadar untuk melaksanakan penelusuran sungai-sungai yang ada diwilayah Cimahi, dengan tujuan mencari sumber dari hitamnya air di aliran sungai yang ada di wilayah ini.
"Untuk hasil dari giat yang tadi telah dilaksanakan, setelah kita telusuri sungai dari bawah yaitu sungai Citarum yang dimulai dari aliran sungai yang ada di sekitar pt gistex, kemudian keatas ke sungai cigede di wilayah lagadar, dan disana ada pt gresaka, kharisma dan jerditex dan kita juga sampai ke batas kota cimahi yang juga melalui industri di cimahi selatan, tidak ada penemuan yang signifikan terkait kotornya air di aliran sungai," jelasnya.
"Kita dapatkan memang hanya air kotor yang berasal dari sedimentasi dan warga. Hal ini di sebabkan karena tidak ada hujan, jadi endapan lumpur sedimentasi terangkat dan air jadi kelihatan hitam," ungkapnya.
"Hasil penemuan apapun hari ini akan kami laporkan ke beliau (Dansektor) dan akan kami lakukan pemetaan-pemetaan, nantinya dari pabrik mana yang buang limbah melaui titik koordinat tersebut kami harus data dan kami laporkan sesuai dengan fakta yang ada dilapangan," ujarnya.
"Memang hitam, tapi kalau diambil itu bening dan yang hitam dasarnya saja. Ya, itulah yang jadi tanda tanya dan itu yang sementara ini selalu menjadi pertanyaan warga, apakah pabrik buang limbah atau tidak. Ternyata setelah kami cek di titik koordinat pembuangan limbah perusahaan-perusahaan yang berada sungai sungai tersebut, ternyata tidak diketemukan buang limbah kotor," tandasnya.
Hal ini diperkuat Pelda Rabino selaku Dansubsektor 21-11. Menurutnya, air hitam yang terlihat di aliran sungai yang berada di wilayahnya, selain dari penguapan sedimentasi, juga akibat dari adanya pengerukan tanah pada proyek yang lokasinya dekat dengan sungai Cigede dan sungai Cimahi yang mengalir hingga bermuara ke sungai Citarum, Sektor 8 satgas citarum.
"Kalau sungai di Lagadar setelah kemarau ini air itu kan menguap, pada saat siang hari pada jam 10 atau jam 11-an air itu kelihatan hitam. Namun kalau kita ambil tidak hitam dan menurut warga juga itu bilang bukan limbah, kalau limbah itu bau dan kalau limbah, lukut (lumut) itu tidak akan hidup dan ikan kecil (impun) juga tidak bisa hidup. Tapi barusan ikan juga ada, itu tandanya airnya aman alau hitam begini memang terjadi setiap tahun," pungkasnya.
Selain kedua subsektor yang melaksanakan patroli bersama, Subsektor 21-10 Margaasih juga telah melakukan pengecekan sungai yang terhubung dengan aliran sungai dari Subsektor 11 dan 13. Di hari yang sama, Satgas Subsektor 10 telah melakukan pengecekan dan pengambilan sempel limbah, kondisi air di Curug Cimuka dan Curug Ciasem kondisi air nya keruh tapi tidak mengeluarkan bau limbah. (Cuy)