Klik
PAMEUNGPEUK, faktabandungraya.com,--- Satgas Sektor 21 dan dua perusahaan bekerjasama melakukan pengerukan sedimentasi sungai dengan menerjunkan alat berat di sungai Citalugtug (anak sungai Cisangkuy), wilayah tugas subsektor 21-07 Pameungpeuk, Kabupaten Bandung.
Penggunaan alat berat diterjunkan setelah upaya komunikasi dan koordinasi antara Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat dan pihak manajemen dua perusahaan, PT Papyrus Sakti Mils dan PT Adetex Group, beberapa hari yang lalu, saat satgas citarum sektor 21 melihat kondisi sungai Citalugtug yang dianggap sebagai salahsatu penyebab hitamnya aliran sungai Cisangkuy.
Hari ini, Senin (26/8/19), komitmen dua pabrik tersebut yang memanfaatkan aliran sungai Citalugtug sebagai media pembuangan limbah cair pabriknya, merealisasikan penggunaan alat berat excavator untuk melakukan pengerukan sedimentasi sungai Citalugtug.
Tujuan penggunaan alat berat ini, selain mengeruk sedimentasi, juga untuk mencari penyebab menghitamnya aliran sungai Citalugtug yang bermuara ke sungai Cisangkuy. Sebelumnya pada hari Rabu (21/8/19) lalu, ditemukan di salah satu area atau titik sungai Citalugtug berubah warna, dari normal menjadi hitam. Lokasi itu berada setelah 3 Kilometer dari lokasi kedua pabrik.
Atas komitmen dua perusahaan tersebut, Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat melalui Dansubsektor 21-07 Serka Harry S. mengapresiasi langkah dan dukungan kedua perusahaan.
"Ini sebagai upaya mencari penyebab menghitamnya aliran sungai cisangkuy yang berasal dari anak sungai, yakni sungai citalugtug. Kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi atas dukungan kedua pabrik," ujar Dansubsektor 21-07 Pameungpeuk.
"Dengan adanya upaya normalisasi di singai citalugtug (anak sungai cisangkuy), diharapkan aliran sungai menjadi lancar dan tidak lagi mencemari sungai cisangkuy," tambahnya.
Kecurigaan satgas sektor 21 sebelumnya bahwa terdapat lubang pembuangan siluman di aliran sungai Citalugtug, satgas Sektor 21 Subsektor 07 Pameungpeuk sudah melakukan pencarian di sepanjang area sungai.
"Untuk mencari aliran (lubang) siluman, kami telah melakukan pencarian dan kerja bakti bersama warga sekitar sejak hari jumat lalu, mengorek dan membersihkan sampah di aliran sungai sejauh ini belum kami temukan lubang siluman,. Harapannya dengan penggunaan alat berat ini akan terkuak, apakah ada lubang lubang siluman yang tersembunyi selama ini," ungkap Harry.
Rencananya, penggunaan alat berat ini akan dilakukan selama dua hari di sepanjang aliran sungai 200 meter, lokasi berubahnya warna aliran sungai.
"Untuk kendala yang kami hadapi setelah kami koordinasi di lapangan, berkaitan dengan lahan tanaman warga, kami sudah koordinasikan karena ini juga program citarum untuk kepentingan umum termasuk warga, mereka (warga) antusias dan mempersilahkan," pungkasnya. (Cuy)
Penggunaan alat berat diterjunkan setelah upaya komunikasi dan koordinasi antara Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat dan pihak manajemen dua perusahaan, PT Papyrus Sakti Mils dan PT Adetex Group, beberapa hari yang lalu, saat satgas citarum sektor 21 melihat kondisi sungai Citalugtug yang dianggap sebagai salahsatu penyebab hitamnya aliran sungai Cisangkuy.
Hari ini, Senin (26/8/19), komitmen dua pabrik tersebut yang memanfaatkan aliran sungai Citalugtug sebagai media pembuangan limbah cair pabriknya, merealisasikan penggunaan alat berat excavator untuk melakukan pengerukan sedimentasi sungai Citalugtug.
Tujuan penggunaan alat berat ini, selain mengeruk sedimentasi, juga untuk mencari penyebab menghitamnya aliran sungai Citalugtug yang bermuara ke sungai Cisangkuy. Sebelumnya pada hari Rabu (21/8/19) lalu, ditemukan di salah satu area atau titik sungai Citalugtug berubah warna, dari normal menjadi hitam. Lokasi itu berada setelah 3 Kilometer dari lokasi kedua pabrik.
Atas komitmen dua perusahaan tersebut, Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat melalui Dansubsektor 21-07 Serka Harry S. mengapresiasi langkah dan dukungan kedua perusahaan.
"Ini sebagai upaya mencari penyebab menghitamnya aliran sungai cisangkuy yang berasal dari anak sungai, yakni sungai citalugtug. Kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi atas dukungan kedua pabrik," ujar Dansubsektor 21-07 Pameungpeuk.
"Dengan adanya upaya normalisasi di singai citalugtug (anak sungai cisangkuy), diharapkan aliran sungai menjadi lancar dan tidak lagi mencemari sungai cisangkuy," tambahnya.
Kecurigaan satgas sektor 21 sebelumnya bahwa terdapat lubang pembuangan siluman di aliran sungai Citalugtug, satgas Sektor 21 Subsektor 07 Pameungpeuk sudah melakukan pencarian di sepanjang area sungai.
"Untuk mencari aliran (lubang) siluman, kami telah melakukan pencarian dan kerja bakti bersama warga sekitar sejak hari jumat lalu, mengorek dan membersihkan sampah di aliran sungai sejauh ini belum kami temukan lubang siluman,. Harapannya dengan penggunaan alat berat ini akan terkuak, apakah ada lubang lubang siluman yang tersembunyi selama ini," ungkap Harry.
Rencananya, penggunaan alat berat ini akan dilakukan selama dua hari di sepanjang aliran sungai 200 meter, lokasi berubahnya warna aliran sungai.
"Untuk kendala yang kami hadapi setelah kami koordinasi di lapangan, berkaitan dengan lahan tanaman warga, kami sudah koordinasikan karena ini juga program citarum untuk kepentingan umum termasuk warga, mereka (warga) antusias dan mempersilahkan," pungkasnya. (Cuy)