Klik
BANDUNG - Bursa Pemilihan Rektor Unpad 2019-2024 saat ini baru memasuki tahapan peserta penjaringan bakal calon Rektor. Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Padjadjaran (Unpad) memutuskan 9 nama bakal calon rektor yang dinyatakan lolos seleksi administrasi. Kesembilan nama bakal calon rektor itu antara lain, Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, Arry Bainus; Hendarmawan; Keri Lestari; Reiza D Dianaputra; Rina Indiastuti; Sri Mulyani; Toni Toharudin, dan Unang Supratman.
Sembilan nama hasil penjaringan peserta bakal calon rektor dilakukan secara online (daring). Tujuannya untuk menghasilkan popularitas peserta penjaringan bakal calon rektor yang dipilih sivitas akademika.
Salahsatu nama yang berhasil masuk dalam daftar peserta penjaringan bakal calon rektor Unpad, Dr. Toni Toharudin M.Sc mengungkapkan keseriusannya mengembangkan perguruan tinggi kebanggaan masyarakat Jawa Barat di mata dunia, melalui konsep dan terobosan yang terukur serta mengaktifkan semua elemen yang terhubung dengan Unpad. Hal itu diungkapkannya saat ditemui di Alam Sentosa, Pasir Impun, Kabupaten Bandung, Selasa (3/9/19).
Lahir di Tasikmalaya, 1 April 1970, Toni besar dalam keluarga yang sederhana namun sangat memperhatikan pendidikan. Perjalanan Toni tidaklah mudah. Kepergian sang Ayah sejak dirinya duduk dikelas lima SD, membuat tanggung jawab kemudian harus sebagian ditanggungnya, termasuk tuntutan untuk harus membiayai sekolah sendiri. Namun mentalitas akan pentingnya pendidikan yang terbangun dari keluarga membuatnya bertahan.
“Saat saya SMP ada orang yang membiayai saya sekolah namun saya harus bekerja sebagai gantinya. Mulai dagang keliling kampung di Tasik sampai jadi kernet angkot saya jalani. Bahkan jika tidak di Unpad saya berkuliah, mungkin saya tidak akan seperti ini sekarang,” kenangnya. (Sumber website Unpad, artikel: Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc., “Kunci Sukses Itu Networking dan Relationship Building).
Pada intinya, keberadaan seorang Rektor dituntut untuk mampu membuat terobosan yang dapat memberikan dampak (outcome) nyata bagi pembangunan institusi.
Dirinya menilai, untuk meningkatkan reputasi ranking Unpad masuk kedalam urutan 500 peringkat dunia (saat ini Unpad berada di peringkat 651-700 versi QS World University Rankings 2019). Unpad harus bisa memperkuat Publikasi dan Inovasi. Membawa Institusi Unpad menjadi Perguruan Tinggi dengan daya saing tinggi (global) melalui peningkatan jumlah publikasi dan inovasi di bidang pengetahuan dan teknologi.
Kedepan, kata Toni, Unpad harus bisa menjadi Pusat Pengembangan Inovasi Keilmuan dan Teknologi sehingga mampu melahirkan generasi unggul. Langkah yang
dapat dilakukan diantaranya meliputi,
"Membangun jejaring dengan peneliti (terbaik) berkelas dunia (baik nasional maupun internasional) untuk melakukan akselerasi publikasi Internasional dan membentuk International Advisory Board pada setiap level untuk akselerasi riset," ungkap pria yang mendapatkan gelar Doktor di University of Groningen, Belanda.
Selain aktif sebagai dosen Statistika FMIPA Unpad, Toni juga memiliki jabatan fungsional di Unpad sebagai Lektor Kepala TMT sejak 1 November 2017. Dirinya juga aktif sebagai anggota European Survey Research Association (ESRA) dan sejak 2007 dirinya kerap menjadi pembicara dalam konferensi internasional ESRA yang digelar diberbagai negara Eropa seperti Ceko, Spanyol, Italia, dan Swiss.
Beberapa hasil riset dan tulisannya pun telah masuk dalam buku dan jurnal internasional, seperti yang terbaru dalam buku “Methods, Theories, and Empirical Applications in the Social Sciences” terbitan Springer.
Di samping itu, lanjut Toni, Unpad harus bisa mewujudkan hasil riset multi disiplin yang khas dan bisa mendunia.
Menurutnya, hal yang tak kalah penting untuk meningkatkan reputasi perguruan tinggi di mata dunia, Unpad harus mengupayakan peningkatan kualifikasi dan kompetensi dosen serta percepatan program doktor diantaranya melalui penerapan kebijakan pemberian beasiswa khususnya bagi mahasiswa yang menempuh program Doktoral (S3). Disamping itu membebaskan biaya kuliah pada mahasiswa S3 dengan mempersyaratkan harus bisa publikasi pada jurnal bereputasi minimal 3 selama pendidikan.
"Dosen ini kalo bisa semua S3, tapi sekarang masih jauh dari harapan yang diinginkan oleh Unpad," ujarnya.
Cara meningkatkan kualifikasi dosen, sambungnya, harus ada program beasiswa dari universitas. "Untuk meningkatkan riset output, mahasiswa S3 (Doktor) ini harus banyak. Sekarang kan yang diperbanyak S1 (sarjana), yang gemuknya dibawah, yang atasnya kurus," ungkapnya.
"Padahal untuk meningkatkan reputasi itu harusnya atasnya (gelar doktor) lebih gemuk, S3 nya yang harus banyak. Karena S3 itu otomatis menghasilkan publikasi yang banyak. Mungkin nanti bisa juga diberikan insentif atau pembebasan biaya pendidikan bagi mahasiswa S3 menerbitkan publikasi satu tahun satu selama pendidikan, minimal tiga yang masuk kedalam jurnal reputasi," jelasnya.
Selain itu, mahasiswa lulusan Unpad juga harus dibekali sertifikat kompetensi, bukan hanya berbekal keilmuan yang didapat. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan di lingkungan Unpad akan ketersedian program-program asesmen, baik individu maupun kelompok, baik asesemen kompetensi maupun potensi. Serta membantu pemerintah dan pihak-pihak non-pemerintah dalam melakukan asesmen yang efektif sehingga dapat mencetak tenaga profesional yang tersertifikasi yang dibutuhkan pasar
kerja.
Dan yang terakhir, pentingnya keberadaan alumni karena akan mempengaruhi mutu lulusan. "Alumni harus dilibatkan dalam kurikulum, itu sangat penting. Kemudian dalam hal riset juga sama, link (koneksi) antara universitas atau akademisi dengan bisnis itu kan (ada) alumni, dengan government (pemerintah) itu (ada) alumni, dengan comunity (komunitas) juga (ada) alumni, media juga (ada) alumni," terangnya.
"Jadi peran alumni ini sangat strategis di dalam mutu lulusan, karena alumni sangat tahu kebutuhan lulusan seperti apa yang diinginkan oleh user (pengguna lulusan). Kalo hubungan dengan alumni kurang baik, itu akan sangat sulit untuk meningkatkan mutu lulusan," pungkasnya. (Cuy)
Sembilan nama hasil penjaringan peserta bakal calon rektor dilakukan secara online (daring). Tujuannya untuk menghasilkan popularitas peserta penjaringan bakal calon rektor yang dipilih sivitas akademika.
Salahsatu nama yang berhasil masuk dalam daftar peserta penjaringan bakal calon rektor Unpad, Dr. Toni Toharudin M.Sc mengungkapkan keseriusannya mengembangkan perguruan tinggi kebanggaan masyarakat Jawa Barat di mata dunia, melalui konsep dan terobosan yang terukur serta mengaktifkan semua elemen yang terhubung dengan Unpad. Hal itu diungkapkannya saat ditemui di Alam Sentosa, Pasir Impun, Kabupaten Bandung, Selasa (3/9/19).
Lahir di Tasikmalaya, 1 April 1970, Toni besar dalam keluarga yang sederhana namun sangat memperhatikan pendidikan. Perjalanan Toni tidaklah mudah. Kepergian sang Ayah sejak dirinya duduk dikelas lima SD, membuat tanggung jawab kemudian harus sebagian ditanggungnya, termasuk tuntutan untuk harus membiayai sekolah sendiri. Namun mentalitas akan pentingnya pendidikan yang terbangun dari keluarga membuatnya bertahan.
“Saat saya SMP ada orang yang membiayai saya sekolah namun saya harus bekerja sebagai gantinya. Mulai dagang keliling kampung di Tasik sampai jadi kernet angkot saya jalani. Bahkan jika tidak di Unpad saya berkuliah, mungkin saya tidak akan seperti ini sekarang,” kenangnya. (Sumber website Unpad, artikel: Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc., “Kunci Sukses Itu Networking dan Relationship Building).
Pada intinya, keberadaan seorang Rektor dituntut untuk mampu membuat terobosan yang dapat memberikan dampak (outcome) nyata bagi pembangunan institusi.
Dirinya menilai, untuk meningkatkan reputasi ranking Unpad masuk kedalam urutan 500 peringkat dunia (saat ini Unpad berada di peringkat 651-700 versi QS World University Rankings 2019). Unpad harus bisa memperkuat Publikasi dan Inovasi. Membawa Institusi Unpad menjadi Perguruan Tinggi dengan daya saing tinggi (global) melalui peningkatan jumlah publikasi dan inovasi di bidang pengetahuan dan teknologi.
Kedepan, kata Toni, Unpad harus bisa menjadi Pusat Pengembangan Inovasi Keilmuan dan Teknologi sehingga mampu melahirkan generasi unggul. Langkah yang
dapat dilakukan diantaranya meliputi,
"Membangun jejaring dengan peneliti (terbaik) berkelas dunia (baik nasional maupun internasional) untuk melakukan akselerasi publikasi Internasional dan membentuk International Advisory Board pada setiap level untuk akselerasi riset," ungkap pria yang mendapatkan gelar Doktor di University of Groningen, Belanda.
Selain aktif sebagai dosen Statistika FMIPA Unpad, Toni juga memiliki jabatan fungsional di Unpad sebagai Lektor Kepala TMT sejak 1 November 2017. Dirinya juga aktif sebagai anggota European Survey Research Association (ESRA) dan sejak 2007 dirinya kerap menjadi pembicara dalam konferensi internasional ESRA yang digelar diberbagai negara Eropa seperti Ceko, Spanyol, Italia, dan Swiss.
Beberapa hasil riset dan tulisannya pun telah masuk dalam buku dan jurnal internasional, seperti yang terbaru dalam buku “Methods, Theories, and Empirical Applications in the Social Sciences” terbitan Springer.
Di samping itu, lanjut Toni, Unpad harus bisa mewujudkan hasil riset multi disiplin yang khas dan bisa mendunia.
Menurutnya, hal yang tak kalah penting untuk meningkatkan reputasi perguruan tinggi di mata dunia, Unpad harus mengupayakan peningkatan kualifikasi dan kompetensi dosen serta percepatan program doktor diantaranya melalui penerapan kebijakan pemberian beasiswa khususnya bagi mahasiswa yang menempuh program Doktoral (S3). Disamping itu membebaskan biaya kuliah pada mahasiswa S3 dengan mempersyaratkan harus bisa publikasi pada jurnal bereputasi minimal 3 selama pendidikan.
"Dosen ini kalo bisa semua S3, tapi sekarang masih jauh dari harapan yang diinginkan oleh Unpad," ujarnya.
Cara meningkatkan kualifikasi dosen, sambungnya, harus ada program beasiswa dari universitas. "Untuk meningkatkan riset output, mahasiswa S3 (Doktor) ini harus banyak. Sekarang kan yang diperbanyak S1 (sarjana), yang gemuknya dibawah, yang atasnya kurus," ungkapnya.
"Padahal untuk meningkatkan reputasi itu harusnya atasnya (gelar doktor) lebih gemuk, S3 nya yang harus banyak. Karena S3 itu otomatis menghasilkan publikasi yang banyak. Mungkin nanti bisa juga diberikan insentif atau pembebasan biaya pendidikan bagi mahasiswa S3 menerbitkan publikasi satu tahun satu selama pendidikan, minimal tiga yang masuk kedalam jurnal reputasi," jelasnya.
Selain itu, mahasiswa lulusan Unpad juga harus dibekali sertifikat kompetensi, bukan hanya berbekal keilmuan yang didapat. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan di lingkungan Unpad akan ketersedian program-program asesmen, baik individu maupun kelompok, baik asesemen kompetensi maupun potensi. Serta membantu pemerintah dan pihak-pihak non-pemerintah dalam melakukan asesmen yang efektif sehingga dapat mencetak tenaga profesional yang tersertifikasi yang dibutuhkan pasar
kerja.
Dan yang terakhir, pentingnya keberadaan alumni karena akan mempengaruhi mutu lulusan. "Alumni harus dilibatkan dalam kurikulum, itu sangat penting. Kemudian dalam hal riset juga sama, link (koneksi) antara universitas atau akademisi dengan bisnis itu kan (ada) alumni, dengan government (pemerintah) itu (ada) alumni, dengan comunity (komunitas) juga (ada) alumni, media juga (ada) alumni," terangnya.
"Jadi peran alumni ini sangat strategis di dalam mutu lulusan, karena alumni sangat tahu kebutuhan lulusan seperti apa yang diinginkan oleh user (pengguna lulusan). Kalo hubungan dengan alumni kurang baik, itu akan sangat sulit untuk meningkatkan mutu lulusan," pungkasnya. (Cuy)