Klik
Untuk terus meningkatkan investasi di Jabar, melalui West Java Incorporated , maka Kantor perwakilan Bank Indonesia di Jabar bersama Pemprov Jabar akan terus mengoptimalkan komunikasi dengan para investor, membuka market acces, meningkatkan kinerja dan daya saing serta menciptakan persepsi positif.
Menurut Melalui kegiatan West Java Investment Summit (WJIS) 2019, dengan tema “Accelecation Infrastruckture Development Through Innovative Investment” diharapkan dapat mendorong investasi di daerah. Karena dalam WJIS tersebut, akan ditawarkan beberapa project seperti proyek monorail Bandungraya; proyek TPPAS Legok Nangka dan Ciayumajakuning; SPAM Jatigede, proyek pembangunan Aerocity, Kawan Industri Lido dll.
Demikian dikatakan Pribadi Santoso ( Ka. group Advisory Pengembangan Ekonomi, Kantor Perwakilan BI Jabar, dalam acara Jabar Punya Informasi (JAPRI) ke-46 di halam depan museum Gedungsate, Bandung, Senin (14/10-2019). Turut menjadi narasumber Eka Hendrawan SH. M.Si (Kabid. pengembangan dan Promosi) dan Diding Abidin (Kabid Pengendalian) DPMPTSP Prov. Jawa Barat.
Pribadi mengatakan, untuk kegiatan WJIS 2019 yang digelar pada 18 Oktober 2019 mendatang di Trans Luxury Hotel Bandung, merupakan salah satu untuk menarik investor. Sedangkan untuk kegiatan akan terbagi menjadi 5 yaitu High Level Session; Penandatanganan MoU Investasi dan Perdagangan; Project Cobsultation; One on One Meeting; dan Pameran Investasi dan UMKM.
Sementara itu ditempat yang sama, Diding Abidin (Kabid Pengendalian) mengutarakan, sampai dengan triwulan kedua tahun 2019, ini nilai investasi di Jabar sudah mencapai 68,7 Triliun. Dari nilai investasi tersebut terbesar untuk sektor infrastruktur, jalan tol, kereta api cepat Jakarta Bandung dan pelabuhan Patimban Subang. Selain itu, ada juga investasi untuk kendaraan industri bermotor, listrik, serta tekstil.
Dikatakan, sampai akhir September kemarin, memang belum semua para investor melaporkan keuangan investasi, karena ada kekhawatiran mereka kalo melaporkan investasi keuangan yang besar, takut kena pajaknya juga besar. Hal ini, yang harus dilihangkan.
Lebih lanjut Diding mengatakan, seiring adanya isu akan kepindahan Ibukota Negara ke Kalimantan, maka secara tidak langsung investasi di Jabar mengalami kelambatan, bahkan ada calon investor pindah ke berinvestasi ke Kalimantan. Hal ini, tentunya menjadi tantangan tersendiri bari pemerintah provinsi Jabar.
Adapun terkait, target investasi sampai akhir 2019, Diding, optimis, walaupun sampai saat ini baru mencapai 57 % atau sebesar Rp.68,7 triliun, Hal ini karena ada beberapa proyek dapat menjadi daya tarik inestor yaitum kawasan Segitiga Rabana, Pelabuhan Patimban, beberapa royrk jalan tol, proyek TPPAS Legok Nangka, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido, Pangandaran dan Lidan termasuk juga pengelolaan air bersih, transportasi, tekstil. “jadi kita optimis, mencapai target”, ujr Diding.
Sedangkan Eka Hendrawan SH. M.Si (Kabid. pengembangan dan Promosi) DPMPTSP Jabar, menambahkan Pemprov Jabar melalui DPMPTSP Jabar terus berinovasi dalam melakukan sosialisasi dan mempromosikan potensi yang dimiliki oleh Provinsi Jabar kepada calon investor, baik dalam negeri maupun luar negeri.; Memberikan rasa aman dan nyaman bagi calon investor dalam berinvestasi di wilayah Jawa Barat;
Pada kegiatan WJIS mendatang, kata Eka, akan dihadiri sekitar 2000an calon invostor dari luar negeri dan dalam negeri, kita akan tawarkan berbagai proyek infrastruktur, kontruksi, teknologi, Industri, KEK, Transportasi, Properti termasuk juga Tekstil.
Untuk kesukseskan WJIS 2019, tentunya kami dari DPMPTSP Jabar sangat mengharapkan dukungan publikasi dan sosialisasi dari media massa, tandasnya. (husein).