Klik
Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, ke 110 Patriot Melinial yang sudah ditempah dalam Diklat selama 45 hari, memiliki usia rata-rata 20-30 tahun, dengan pendidikan minimal S1, siap mengabdi dang mengembangkan potensi desa binaan masing-masing.
“Mereka (Patriot Desa-red) mengemban tugas untuk melaksanakan dan mensukseskan program One Village One Company (OVOC) guna merintas berdirinya BUMDes sesuai dengan potensi desa masing-masing” kata Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat melepas 110 Patriot Desa, di Aula Timur Gedung Sate, Kamis (28/11/2019).
Para Patriot Desa tersebut akan menjadi perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan, kehidupan sosial-budaya dan partisipasi hingga keswadayaan masyarakat desa Jabar "Dengarkan suara mereka (warga desa), tampung aspirasinya, wujudkan harapannya," kata Emil.
Adapun secara teknis penugasan di desa, para patriot ini harus dapat melakukan pemetaan spasial, sektoral, dan perencanaan. Mereka pun akan membuat perencanaan pengembangan potensi berbasis masyarakat dan kearifan lokal serta menyiapkan kelompok dan lembaga usaha tingkat desa.
"Saya terharu, (pemuda) yang lain seusia kamu nongkrong di kafe, ngopi-ngopi, kalian berkeringat, terjun ke masyarakat, memikirkan kemajuan. Karena kamu-kamulah, pemuda berjiwa patriot," harap Emil didampingi Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Dedi Supandi.
Sementara itu ditempat terpisah, usai mendampingi Gubernur Jabar, melepas 110 patriot desa, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Kadis PMD) Dedi Supandi , mengatakan sebanyak 746 desa di Jabar yang belum memiliki perusahaan. Sehingga, para Patriot Desa ini diharapkan dapat menggali potensi desa yang ditinggalinya dan membangun hal tersebut.
“Selama setahun bertugas di desa, patriot desa akan mengabdi di desa dan mengembangkan potensi dan membangun BUMDes”, kata Dedi Supandi dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) ke 54 di pelataran Taman depan Musium Gedung sate , Kamis (28/11-2019).
"Sampai suatu saat nanti kita berharap perusahaan-perusahaan di desa dalam aspek pemasaran bisa naik ke level internasional, asetnya bisa meningkat dan sebagainya," kata dia.
Patriot Desa, ujar Dedi, juga diharapkan bisa menjadi trigger dari seluruh program Pemprov Jabar yang diturunkan ke desa, mulai dari digitalisasi layanan desa, one village one campany, dan one product one pesantren.
"Dengan memanfaatkan potensi desa, maka akan tersalurkan progres ekonomi. Sebab tidak ada kemiskinan di desa, yang ada adalah kurangnya pemanfaatan potensi," pungkasnya.
Megi, satu dari 110 patriot desa mengatakan sebelum ditugaskan sebagai patriot desa dia adalah karyawan di sebuah perusahaan swasta.
"Saya resign, saya memilih fokus menjadi patriot desa, karena itu keinginan saya untuk mengabdi di desa," kata gadis manis asal Subang, yang nantinya akan ditugaskan di sebuah desa di Kabupaten Pangandara.
Asep Jaelani ( Sukabumi) mengatakan, motivasi dirinya mengikuti program tersebut adalah hasrat untuk membangun desa, tak terkecuali kampung halamannya. "Desa adalah tanah kelahiran saya, sehingga saya merasa perlu banyak belajar dari desa dan mengembangkan desa," katanya. (husein).