Klik
“Radikalisme adalah ancaman nyata bagi kehidupan kita berbangsa dan bernegara,” tegas Kolonel Yusep di awal paparannya.
Dalam kesatuan TNI, kata Kolonel Yusep, sudah mengenal gerakan-gerakan seperti itu, sudah mengelompokkan gerakan gerakan radikalisme, sudah mendata radikalisme yang ada di NKRI ini, bahkan sejak awal perang kemerdekaan.
"TNI membagi radikalisme menjadi dua, yakni radikal kanan dan radikal kiri. Radikal kanan atau raka ini adalah kelompok yang membawa (mengatasnamakan) agama, sedangkan raki adalah yang membawa paham komunis yang tidak beragama. Dua-duanya sama, raka dan raki ingin mengganti ideologi Pancasila dari bumi NKRI ini,” ungkapnya di hadapan 1.400 siswa/i SMA sederajat se-Jawa Barat.
Dirinya juga menjelaskan dan menceritakan beberapa peristiwa sejarah pecahnya gerakan pemberontakan yang dilakukan kelompok radikal yang terjadi di Indonesia, mulai dari peristiwa PKI 1948 Muso, peristiwa G30 SPKI 1965, serta peristiwa DI/TII.
Dalam kesempatan itu, Kolonel Yusep juga mengingatkan bahwa para Founding Father bangsa kita sudah menyepakati bersama bahwa Pancasila adalah dasar negara kita.
"Itu yang harus kita pegang,” tegasnya.
Dirinya berharap, sebagai generasi penerus bangsa yang akan datang, anak muda atau pelajar Jawa Barat patut bersyukur karena lahir dan hidup di bumi pasundan. Selain harus mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, keberagaman dan keindahan alamnya juga harus dijaga.
“Saya sudah pernah bertugas ke beberapa wilayah di Indonesia, dan menurut saya Jawa Barat memiliki kondisi alam yang indah. Contohnya kalau mau ke pantai, ada Pangandaran, mau ke gunung ada Ciwideuy, Lembang dan di tempat ini. Selain itu, mau ke mall hingga mencari pendidikan ternama juga banyak. Dan yang terpenting adalah masyarakatnya santun," ungkap Kolonel Yusep. (Cuy).
