Klik
BANDUNG, faktabandungraya.com,--- Komandan Sektor (Dansektor) 21 Satgas Citarum Harum, Kol. Inf. Yusep Sudrajat menyambut baik rencana Kemenperin menjadikan Kota Cimahi, tepatnya industri di wilayah DAS Cimahi sebagai pilot project industri bersih.
Hal itu diungkapkannya dalam forum Diseminasi Hasil Litbang – Teknologi Pengelolaan Limbah Industri Textil, yang terselenggara atas kerjasama BBTPPI (Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri) Semarang dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, serta perwakilan pengelola industri, di Aston Pasteur Hotel Jalan Dr. Djunjunan 162 Kota Bandung (11/12/2019),
"Sedikitnya di Kota Cimahi dalam dua tahun terakhir, ada 30-an pabrik yang membuang limbahnya ke kali atau sungai di Cimahi. Mereka ini, sebagian besar kini sudah berbuat baik, mengolah limbahnya sesuai harapan. Demi maksimalisasi itu, segera akan ada pelatihan lanjutan, atau peningkatan kualitas sesuai arahan Kementerian Perindustrian maupun Dinas Lingkungan Hidup," ungkap Dansektor 21.
"Praktiknya akan dilakukan, sertifikasi pengolahan IPAL, termasuk pembenahan berbagai bentuk perijinan. Tujuannya, agar semua hal yang dilakukan pabrik bisa memenuhi syarat," jelasnya.
Sebelumnya di forum ini, Yusep Sudrajat yang mengemban tugas khusus bersama Dansektor lainnya sesuai arahan Perpres No. 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, memaparkan sekilas data pabrik di Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kota Cimahi yang telah memaksimalkan pengolahan IPAL-nya. Menurutnya, di tiga daerah binaannya (ratusan pabrik) terdapat 194 pabrik yang telah memaksimalkan IPAL.
"Di Kabupaten Bandung ada 116 industri (yang membuat 11, yang menambah 79, yang memaksimalkan 26). Di Kabupaten Sumedang ada 16 industri (yang membuat 1, yang menambah 15), dan di Kota Cimahi ada 62 industri (yang menambah 62), semuanya kini berada dalam pantauan kami dan bersyukur semua mengarah ke hal yang lebih baik. Namun, tetap kita atau mereka butuh bimbingan," disampaikan Kolonel Yusep.
Masih di forum yang mendapat perhatian penuh dari puluhan pengelola pabrik di Kota Cimahi khususnya di bidang IPAL, yang dihadiri Eva Pandora Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, dan M Ronny Kepala Dinas ingkungan Hidup Kota Cimahi, serta Erlin Ristiana Kepala Bidang Pengembangan Jasa Teknis BBTPPI Semarang (Jateng):
“Dalam catatan kami, sedikitnya 277 industri pada 2019 ini (di Bandung Raya) yang masih melakukan ketidaktaatan, dalam hal pengolahan limbah cair, tak sesuai baku mutu. Rata-rata, metoda pengolahan limbah cairnya, bermasalah. Kota Cimahi, termasuk yang pencemarannya tinggi,” papar Eva Pandora yang secara khusus mengapresiasi pasukan TNI melalui rogram Citarum Harum –“Berkat, perjuangan siang-malam Pak Yusep dan pasukannya, kita sekarang mengetahui peta pencemarannya dan dalam tahap perbaikan saat ini.”
Secara terpisah M Ronny merasa gembira bila industri di daerahnya Kota Cimahi, akan dijadikan pilot project oleh BBTPPI dalam hal peningkatan kualitas pengolahan limbah industri. “Pihak kami amatlah terbuka untuk kerjasama yang mengarah pada perbaikan lingkungan hidup. Secepatnya, kami pada awal 2020 ini akan melakukan langkah-langkah strategis, dengan para pihak terkait.” (Harri S/red)
Hal itu diungkapkannya dalam forum Diseminasi Hasil Litbang – Teknologi Pengelolaan Limbah Industri Textil, yang terselenggara atas kerjasama BBTPPI (Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri) Semarang dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, serta perwakilan pengelola industri, di Aston Pasteur Hotel Jalan Dr. Djunjunan 162 Kota Bandung (11/12/2019),
"Sedikitnya di Kota Cimahi dalam dua tahun terakhir, ada 30-an pabrik yang membuang limbahnya ke kali atau sungai di Cimahi. Mereka ini, sebagian besar kini sudah berbuat baik, mengolah limbahnya sesuai harapan. Demi maksimalisasi itu, segera akan ada pelatihan lanjutan, atau peningkatan kualitas sesuai arahan Kementerian Perindustrian maupun Dinas Lingkungan Hidup," ungkap Dansektor 21.
"Praktiknya akan dilakukan, sertifikasi pengolahan IPAL, termasuk pembenahan berbagai bentuk perijinan. Tujuannya, agar semua hal yang dilakukan pabrik bisa memenuhi syarat," jelasnya.
Sebelumnya di forum ini, Yusep Sudrajat yang mengemban tugas khusus bersama Dansektor lainnya sesuai arahan Perpres No. 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, memaparkan sekilas data pabrik di Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kota Cimahi yang telah memaksimalkan pengolahan IPAL-nya. Menurutnya, di tiga daerah binaannya (ratusan pabrik) terdapat 194 pabrik yang telah memaksimalkan IPAL.
"Di Kabupaten Bandung ada 116 industri (yang membuat 11, yang menambah 79, yang memaksimalkan 26). Di Kabupaten Sumedang ada 16 industri (yang membuat 1, yang menambah 15), dan di Kota Cimahi ada 62 industri (yang menambah 62), semuanya kini berada dalam pantauan kami dan bersyukur semua mengarah ke hal yang lebih baik. Namun, tetap kita atau mereka butuh bimbingan," disampaikan Kolonel Yusep.
Masih di forum yang mendapat perhatian penuh dari puluhan pengelola pabrik di Kota Cimahi khususnya di bidang IPAL, yang dihadiri Eva Pandora Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, dan M Ronny Kepala Dinas ingkungan Hidup Kota Cimahi, serta Erlin Ristiana Kepala Bidang Pengembangan Jasa Teknis BBTPPI Semarang (Jateng):
“Dalam catatan kami, sedikitnya 277 industri pada 2019 ini (di Bandung Raya) yang masih melakukan ketidaktaatan, dalam hal pengolahan limbah cair, tak sesuai baku mutu. Rata-rata, metoda pengolahan limbah cairnya, bermasalah. Kota Cimahi, termasuk yang pencemarannya tinggi,” papar Eva Pandora yang secara khusus mengapresiasi pasukan TNI melalui rogram Citarum Harum –“Berkat, perjuangan siang-malam Pak Yusep dan pasukannya, kita sekarang mengetahui peta pencemarannya dan dalam tahap perbaikan saat ini.”
Secara terpisah M Ronny merasa gembira bila industri di daerahnya Kota Cimahi, akan dijadikan pilot project oleh BBTPPI dalam hal peningkatan kualitas pengolahan limbah industri. “Pihak kami amatlah terbuka untuk kerjasama yang mengarah pada perbaikan lingkungan hidup. Secepatnya, kami pada awal 2020 ini akan melakukan langkah-langkah strategis, dengan para pihak terkait.” (Harri S/red)