Klik
BANDUNG, Faktabandungraya.com,--- Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan stock dan harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) dalam kondisi aman dan terkendali. Untuk itu, Pemprov Jabar bersinergi dengan Bank Indonesia dalam upaya mengendalikan harga Kepokmas, karena kalau tidak akan berimplikasi pada inflasi.
Ada beberapa langkah yang telah dilakukan oleh Pemprov Jabar dalam mengendalikan inflasi, diantranya menguapakan agar kebutuhan pokok masyarakat (Sembako) tetap terjangkau dan tidak terjadi lonjakan harga. Untuk itu, kita terus melakukan monitoring harga Sembako, dan Pemprov Jabar juga sudah berkoordinasi dengan pihak Bulog untuk mempersiapkan operasi pasar, bila terjadi lonjakan harga.
Demikian dikatakan Kabag Ketahanan Pangan & Pertanian Biro Perekonomian Setda Prov Jabar, Ir. Dery Andriawan,MM kepada wartawan dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) ke # 57 yang mengangkat Inflasi,bertempat di Lobby Museum Gedung Sate jalan Diponegoro no 22 Kota Bandung, Kamis,(19/12/2019).
Pada kegiatan tersebut, selain Kabag Ketahanan Pangan & Pertanian Biro Perekonomian Setda Prov Jabar, Ir. Dery Andriawan,MM, sebagai narasumber, juda diharikan narasumber, Kadiv Advisory & Keuangan Bank Indonesia, Taufik Saleh, SE.,MBA .Kadishub Provinsi Jawa Barat, Hery Antasari, ST.,M.Dev.dan Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Prov Jabar, Hj. Eem Sujaemah, SH.,MH.
Dery juga mengatakan, langkah lain yang dipersiapkan Pemprov Jabar yaitu menggunakan teknologi digital yang memuat daftar harga kebutuhan pokok. Selain itu, kita juga berupaya menjaga kelancaran distribusi pangan, yang biasanya suka krodit saat menjelang perayaan Natal dan tahun baru.
Dikatakan juga, Jabar merupakan daerah yang terdampak inflasi,karena di dearah ini tengah pesat membangun sehingga perputaran uang dan jasa cukup besar, ujarnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan, sampai saat ini tingkat inflasi di jawa barat sudah mencapai 2,8 persen dan merupakan dearah tertinggi tingkat inflasiya di tataran nasional,karena pertumbuhan ekonomi Jabar dinamis,jelas Dery.
Sementara itu Kadiv Advisory & Keuangan Bank Indonesia, Taufik Saleh, SE.,MBA mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya-upaya untuk mengendalikan inflasi di Jabar supaya tidak tembus ke angka 3,5 persen, tuturnya.
Menurut Taufik adapun hal yang dilakukan pihaknya bersama pemerintah daerah melakukan operasi pasar dan memantau pergerakan harga kebutuhan bahan pokok,jelasnya.
Hal senada dikatakan Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Prov Jabar, Hj. Eem Sujaemah, SH.,MH.Pihaknya telah melakukan siaran keliling (sarling) ke beberapa pasar di kota Bandung diantaranya; pasar Kiaracondong,Kosambi dan Balubur.
Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dan tersedianya pasokan ,sehingga harga dapat dikendalikan, jelasnya
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari mengatakan, pihaknya siap mengamankan dan mengendalikan kelancaran arus lalulintas terutama dalam pendistribusian Kepokmas menjelang perayaan natal dan tahun baru 2020.
Guna mendukung kelancaran arus distribusi kepokmas, kita akan lakukan pembatasan kendaraan-kendaraan di jalan Nasional dan jalan Provinsi terkait dengan momentum libur Hari Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 yakni pada 20-21 Desember 2019 dan 31 Desember 2019-1 Januari 2020.
Pembatasan kendaraan tersebut dilakukan seiring dengan terbitnya Permenhub Nomor PM 72 Tahun 2019 tentang pengaturan lalu lintas operasional mobil barang selama masa angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Bahkan Dishub juga akan memantau harga-harga tiket pesawat,oto bus,kereta api dan lain-lain terkait jasa transfortasi,karena hal itu juga dapat menyebabkan inflasi, tandasnya. (husein).
Ada beberapa langkah yang telah dilakukan oleh Pemprov Jabar dalam mengendalikan inflasi, diantranya menguapakan agar kebutuhan pokok masyarakat (Sembako) tetap terjangkau dan tidak terjadi lonjakan harga. Untuk itu, kita terus melakukan monitoring harga Sembako, dan Pemprov Jabar juga sudah berkoordinasi dengan pihak Bulog untuk mempersiapkan operasi pasar, bila terjadi lonjakan harga.
Demikian dikatakan Kabag Ketahanan Pangan & Pertanian Biro Perekonomian Setda Prov Jabar, Ir. Dery Andriawan,MM kepada wartawan dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) ke # 57 yang mengangkat Inflasi,bertempat di Lobby Museum Gedung Sate jalan Diponegoro no 22 Kota Bandung, Kamis,(19/12/2019).
Pada kegiatan tersebut, selain Kabag Ketahanan Pangan & Pertanian Biro Perekonomian Setda Prov Jabar, Ir. Dery Andriawan,MM, sebagai narasumber, juda diharikan narasumber, Kadiv Advisory & Keuangan Bank Indonesia, Taufik Saleh, SE.,MBA .Kadishub Provinsi Jawa Barat, Hery Antasari, ST.,M.Dev.dan Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Prov Jabar, Hj. Eem Sujaemah, SH.,MH.
Dery juga mengatakan, langkah lain yang dipersiapkan Pemprov Jabar yaitu menggunakan teknologi digital yang memuat daftar harga kebutuhan pokok. Selain itu, kita juga berupaya menjaga kelancaran distribusi pangan, yang biasanya suka krodit saat menjelang perayaan Natal dan tahun baru.
Dikatakan juga, Jabar merupakan daerah yang terdampak inflasi,karena di dearah ini tengah pesat membangun sehingga perputaran uang dan jasa cukup besar, ujarnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan, sampai saat ini tingkat inflasi di jawa barat sudah mencapai 2,8 persen dan merupakan dearah tertinggi tingkat inflasiya di tataran nasional,karena pertumbuhan ekonomi Jabar dinamis,jelas Dery.
Sementara itu Kadiv Advisory & Keuangan Bank Indonesia, Taufik Saleh, SE.,MBA mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya-upaya untuk mengendalikan inflasi di Jabar supaya tidak tembus ke angka 3,5 persen, tuturnya.
Menurut Taufik adapun hal yang dilakukan pihaknya bersama pemerintah daerah melakukan operasi pasar dan memantau pergerakan harga kebutuhan bahan pokok,jelasnya.
Hal senada dikatakan Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Prov Jabar, Hj. Eem Sujaemah, SH.,MH.Pihaknya telah melakukan siaran keliling (sarling) ke beberapa pasar di kota Bandung diantaranya; pasar Kiaracondong,Kosambi dan Balubur.
Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dan tersedianya pasokan ,sehingga harga dapat dikendalikan, jelasnya
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari mengatakan, pihaknya siap mengamankan dan mengendalikan kelancaran arus lalulintas terutama dalam pendistribusian Kepokmas menjelang perayaan natal dan tahun baru 2020.
Guna mendukung kelancaran arus distribusi kepokmas, kita akan lakukan pembatasan kendaraan-kendaraan di jalan Nasional dan jalan Provinsi terkait dengan momentum libur Hari Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 yakni pada 20-21 Desember 2019 dan 31 Desember 2019-1 Januari 2020.
Pembatasan kendaraan tersebut dilakukan seiring dengan terbitnya Permenhub Nomor PM 72 Tahun 2019 tentang pengaturan lalu lintas operasional mobil barang selama masa angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Bahkan Dishub juga akan memantau harga-harga tiket pesawat,oto bus,kereta api dan lain-lain terkait jasa transfortasi,karena hal itu juga dapat menyebabkan inflasi, tandasnya. (husein).