Klik
H.Kusnadi, SIp ( Anggota Komisi IV DPRD Jabar) |
Menurut anggota Komisi IV DPRD Jabar, H. Kusnadi, S.Ip masih rendahnya okupansi karena akses menuju dan dari BIJB Kertajati masih menjadi kendala utama, karena masyarakat yang akan menggunakan BIJB sampai saat ini menggunakan Tol Cipali, sedangkan bila melalui jalur arteri memakan waktu tempuh yang cukup lama. Sehingga masayrakat enggan menggunakan BIJB Kertajati.
Bandara BIJB dibangun sudah cukup lama, dan dia tidak berdiri sendiri, satu paket dengan aero city, luas keseluruhannya mencapai 5.000 ha. Bandara setting awalnya seluasnya 1.800 ha, dan aero city setting 3.200 ha.
"Sampai hari ini, existingnya baru seribuan ha lebih, baru bandaranya saja. Kalau itu sudah terwujud. Tentunya, pastilah peran dan fungsi BIJB Kertajati, buat perkembangan perekonomian Jawa Barat sangatlah besar”, kata Kusnadi saat ditemui media online : faktabandungraya.com di ruang kerja Komisi IV DPRD Jabar, Senin (17/2-2020).
Dikatakan sejak disepakati dan disetujui rencana pembangunan BIJB Kertajati beberapa tahun silam hingga saat ini sudah menghabiskan anggaran APBD Jabar sekitar Rp.6 triliun.
Anggaran tersebut, memang bukan hanya untuk satu sektor saja, karena disitu berkaitan dengan jalan, berkaitan dengan pembebasan lahan, berkaitan dengan kepentingan-kepentingan lainnya.
Belum optimalnya tingkat keterisian (Okupansi) BIJB tentunya tidak terlepas dari jalur transportasi karena Tol Cisumdawu sampai saat ini belum beres juga, sehingga pembangunan yang digagas Pemprov Jabar tersebut tidak sesuai rencana. Untuk itu, Komisi IV terus mendorong pemerintah pusat untuk dapat mempercepat penyelesaian pemabnguan Tol Cisumdawu, harapnya.
Nanti, katanya, kalau Tol Cisumdawu sudah beroperasional, tentunya tingkat ketertarikan masyarakat Jabar untuk menggunakan Bandara Kerjati pasti meningkat.
Lebih lanjut Kusnadi mengatakan, keberadaan Bendara BIJB Kertajati sangat besar manfaatnya untuk masyarakat Jawa Barat. Sebab, Jawa Barat itu penduduknya hampir 20 persen, dari seluruh penduduk Indonesia.
Selain meningkatkan tingkat keterisian penumpang, tentunya akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan Jawa Barat dari sektor Bandara dan juga berdampak positid bagi warga disekitar BIJB Kertajati., tandasnya. (sein).