Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Sukseskan Program JMSC, Disnakertrans Jabar Gelar “Kadis Meeting Plus” di BIJB Kertajati

Rabu, 19 Februari 2020 | 12:37 WIB Last Updated 2020-02-19T05:44:48Z
Klik
MAJALENGKA, Faktabandungraya.com,--- Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Jawa Barat kembali menggelar Kadis Meeting, di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati –Kab Majalengka, Selasa (18/2-2020). Dengan agenda : membahas perlindungan pekerja migran asal Jabar melalui model Jabar Migrant Service Center (JMSC).

Kepala Disnakertrans Jabar M.Ade Afriandi mengatakan, kegiatan Kadis Meeting yang digelar di BIJB Kertajati kali ini, merupakan tindak lanjut dari pembahasan program JMSC sebelumnya. Namun, peserta Kadis Meeting jumlah lebih banyak , dengan melibatkan berbagai stakeholder yaitu dari Disnakertrans Kabupaten/kota. Selain itu, hadir juga pihak BIJB Kertajati, Bank bjb, BPJS, BPS Jabar, DP3AKB, DPMDesa, Dis KUK.

Bahkan hadir juga , Pelaku Migran, termasuk asosiasi purna pekerja migran (Apjati dan Aspataki) dan aparatur kewilayahan (Camat dan Kades). Koperasi Keluarga Migran Indonesia (KAMI), APPMI, BP3TKI Kemnaker, SMK Indramayu, dewan Koord. LTSA di 6 Kab/Kota di Jabar.

Dengan bertambahnya peserta Kadis Meeting kali ini maka kita sebut “Kadis Meeting Plus”, dengan pembahasan lebih terfokus yaitu soal perlindungan pekerja migran melalui model JMSC, kata Kadisnakertrans Jabar M.Ade Afriandi kepada wartawan dsaat ditemui disela kegiatan Kadis Meeting Plus di Bandara BIJB Kertajati.

M.Ade Afriandi
Kadisnakertrans Jawa Barat 
Dikatakan, dalam Kadis Meeting Plus ini ada yang baru, beda dari rapat birokrat biasanya, setelah pengantar pembuka meeting diawali dilanjut "jejak" pendapat atau persepsi partisipan meeting tentang pekerja migran (positif atau negatif) dan tentang model JMSC ini, sekaligus pembagian kelompok untuk diskusi terarah tentang leadership, financing, human resources, data, dan empowerment yang perlu dikupas dalam mengoperasionalkan JMSC.

Ade menambahkan, sebelum dilakukan pembahasan masalah, seluruh peserta meeting terlebih dahulu dilakukan jejak pendapat yang dipandu oleh Sekretaris Disnakertrans Jabar Agus Hanafiah. Jejak pendapat ini penting untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana para peserta memahami partisipan dalam menyikapi kebijakan perlindungan pekerja migran Jabar.

Berdasarkan hasil jejak pendapat peserta, ternyata sebanyak, 70,23 % peserta menilai pekerja migran itu potensi dan sisanya sebagai masalah. Sedangkan terkait program JMSC, ternyata sebanyak 82,14 % peserta/partisipan menjawab tidak tahu dan sisa baru sebatas mengetahui. Dari dua (2) pertanyaan dan jawaban jejak pendapat tersebut, selanjutnya menjadi bahasan dalam Kadis meeting plus, yang dibagi dalam lima (5) kelompok, jelas Ade.

Lebih lanjut Ade Afriandi menjelaskan, program JMSC ini merupakan salah satu program prioritas pak Gubernur Ridwan Kamil dalam bidang ketenagakerjaan. Untuk itu, Disnakertrans Jabar selaku leading secktor tentunya berkewajiabn untuk mensukseskan program JMSC ini.

Untuk mensukseskan Program JMSC tentunya kita harus optimalkan dan maksimalkan program JMSC untuk memberikan perlindungan dan arasa aman bagi rakyat Jabar yang berminat menjadi pekerja migran maupun keluarga yang ditinggalkan, ujarnya.

Perlu dicatat dan kita akui bahwa sampai kini Disnakertrans Jabar maupun Disnakertran Kab/kota belum memiliki database yang valid tentang pekerja migran asal Jabar. Untuk itu melalui program JMSC, akan kita buat database yang terintegrasi dan terpadu secara online, sehingga terkendali dan terpantau dengan harapan tidak ada lagi kasus-kasus pekerja migran ilegal, seperti yang dialami Siti Aminah.

Semua calon pekerja migran Jabar, mulai dari penelusuran minat, perekrutan, pelatihan tersertifikasi, dan penempatan dalam jabatan serta negara tujuan penempatan harus dilakukan secara sistematis dan benar. Sehingga ketika pekerja migran kembali ke Indonesia dan ke Jabar, masih tetap dalam sistem navigasi Pemprov Jabar. Oleh karena itu, JMSC selain memberi perlindungan pekerja migran di Jabar, juga ikut menjamin negara tujuan penempatan tidak terdampak permasalahan migran, jelasnya.

Ade juga menmbahkan bahwa dalam JMSC itu ada 2(dua) fungsi yaitu sebagai forum multi stake holder untuk merumuskan kebijakan perlindungan pekerja migran sebagai mainstream dan terintegrasi dalam kebijakan pemda, serta fungsi admintratif layanan pra-during-purna pekerja migran dengan prinsip "no one left behind".

"Kita harus pahami bahwa mengelola migran itu adalah bisnis, tetapi bisnis memanusiakan manusia. Migran tidak akan pernah berhenti, karena itu migrasi membuat perubahan di negara tujuan.

Program JMSC merupakan bagian dari Program Migran Juara, untuk itu, ayo kita tingkatkan sinergitas dan terus berinovasi serta berkolaborasi dalam mensukseskan Migran Jaura, ajak Kadisnakertran Jabar sekaligus menutup kegiatan Kadismeeting plus. (husein).
×
Berita Terbaru Update