Klik
BANDUNG, Faktabandungraya.com,---- Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Labkesda Jabar) akan dapat memeriksa 1.200 sampel per hari setelah Pemerintah Provinsi Jabar membeli mesin ekstraksi dari Korea Selatan dan 20 ribu reagen atau reaktan untuk pemeriksaan COVID-19 dengan teknik polymerase chain reaction (PCR).
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, peningkatan kapasitas tes COVID-19 menjadi fokus Pemprov Jabar untuk memetakan penyebaran dan mempercepat penanggulangan COVID-19. Sebelumnya, Labkesda Jabar hanya mampu memeriksa 140 sampel per hari.
"Dengan alat yang ada ini ditambah sumbangan dari Unpad, ITB, dan lainnya sekarang Labkesda Jabar bisa mengetes 1.200 per hari, jadi lompatannya luar biasa," kata Emil --sapaan Ridwan Kamil-- usai meninjau Labkesda Jabar di Kota Bandung, Kamis (9/4/20).
"Kita sedang meningkatkan kapasitas pengetesan, mudah-mudahan makin banyak yang dites, kita semakin tahu peta persebaran (COVID-19)," imbuhnya.
Selain mesin ekstraksi, Pemprov Jabar sudah membeli 20 ribu reagen atau reaktan untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19. Nantinya, reagen akan didistribusikan ke sejumlah Perguruan Tinggi (PT) di Jabar yang mempunyai laboratorium pengujian COVID-19.
"Kita juga sudah beli 20 ribu reagen untuk PCR ini memang harganya mahal, kalau RDT Rp50 ribu per sampel, kalau reagen PCR setengah juta per sampelnya," ucap Emil.
"Kita sudah rapat kerja dengan IPB dan UI mereka punya lab sendiri jadi sebagian dari 20 ribu itu kami kembangkan untuk pengetesan di wilayah Depok, Bogor dan sekitarnya," tambahnya.
Emil mengatakan, pihaknya sedang mendorong Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon untuk memiliki laboratorium pengujian COVID-19. "Unswagati Cirebon juga sedang kita dorong untuk punya laboratorium sehingga nanti semua wilayah di Jabar ter-cover dengan baik," katanya.
Dengan tambahan mesin ekstraksi dan reagen, Labkesda Jabar akan mengetes warga terindikasi COVID-19 berdasarkan rapid diagnostic test (RDT).
"Kami sedang mengetes ulang yang sudah positif rapid test jumlahnya 820 sekarang sedang diantrikan di Labkesda untuk memastikan positif atau negatif, kalau sudah nanti langsung disampaikan," kata Emil.
Labkesda Jabar, kata Emil, menjadi bagian paling penting dan signifikan dalam menanggulangi dan melawan COVID-19. Labkesda Jabar sendiri telah mengantongi sertifikat Laboratorium Penguji dan Laboratorium Medik dari Komite Akreditasi Nasional dan sertifikat Bio Safety Laboratory 2 Plus dari World Health Organization (WHO).
"Peralatan di Labkesda sangat canggih yang memang tidak banyak yang memiliki di Indonesia. Jadi, Jabar sangat beruntung punya alat-alat canggih di Labkesda. Insyaallah kekuatan ini akan memperkuat perang kita menang melawan COVID-19," ucapnya. (hms/red).
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, peningkatan kapasitas tes COVID-19 menjadi fokus Pemprov Jabar untuk memetakan penyebaran dan mempercepat penanggulangan COVID-19. Sebelumnya, Labkesda Jabar hanya mampu memeriksa 140 sampel per hari.
"Dengan alat yang ada ini ditambah sumbangan dari Unpad, ITB, dan lainnya sekarang Labkesda Jabar bisa mengetes 1.200 per hari, jadi lompatannya luar biasa," kata Emil --sapaan Ridwan Kamil-- usai meninjau Labkesda Jabar di Kota Bandung, Kamis (9/4/20).
"Kita sedang meningkatkan kapasitas pengetesan, mudah-mudahan makin banyak yang dites, kita semakin tahu peta persebaran (COVID-19)," imbuhnya.
Selain mesin ekstraksi, Pemprov Jabar sudah membeli 20 ribu reagen atau reaktan untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19. Nantinya, reagen akan didistribusikan ke sejumlah Perguruan Tinggi (PT) di Jabar yang mempunyai laboratorium pengujian COVID-19.
"Kita juga sudah beli 20 ribu reagen untuk PCR ini memang harganya mahal, kalau RDT Rp50 ribu per sampel, kalau reagen PCR setengah juta per sampelnya," ucap Emil.
"Kita sudah rapat kerja dengan IPB dan UI mereka punya lab sendiri jadi sebagian dari 20 ribu itu kami kembangkan untuk pengetesan di wilayah Depok, Bogor dan sekitarnya," tambahnya.
Emil mengatakan, pihaknya sedang mendorong Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon untuk memiliki laboratorium pengujian COVID-19. "Unswagati Cirebon juga sedang kita dorong untuk punya laboratorium sehingga nanti semua wilayah di Jabar ter-cover dengan baik," katanya.
Dengan tambahan mesin ekstraksi dan reagen, Labkesda Jabar akan mengetes warga terindikasi COVID-19 berdasarkan rapid diagnostic test (RDT).
"Kami sedang mengetes ulang yang sudah positif rapid test jumlahnya 820 sekarang sedang diantrikan di Labkesda untuk memastikan positif atau negatif, kalau sudah nanti langsung disampaikan," kata Emil.
Labkesda Jabar, kata Emil, menjadi bagian paling penting dan signifikan dalam menanggulangi dan melawan COVID-19. Labkesda Jabar sendiri telah mengantongi sertifikat Laboratorium Penguji dan Laboratorium Medik dari Komite Akreditasi Nasional dan sertifikat Bio Safety Laboratory 2 Plus dari World Health Organization (WHO).
"Peralatan di Labkesda sangat canggih yang memang tidak banyak yang memiliki di Indonesia. Jadi, Jabar sangat beruntung punya alat-alat canggih di Labkesda. Insyaallah kekuatan ini akan memperkuat perang kita menang melawan COVID-19," ucapnya. (hms/red).