Klik
BANDUNG, Faktabandungraya.com,--- Ditengah merebaknya penyebaran virus corona (Covid-19), para petugas sampah memiliki reskiko tinggi tertular virus corona (COvid-19. Untuk itu, Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) yang bergerak non profit melalui program Zero Waste Cities ( Kota Tanpa Limbah) akan terus bergerak membantu/ membagikan Alat Pelindung Diri (APD). kepada para petugas pengelola sampah.
Guna membantu dan mendukung 340 petugas pengelola sampah di Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung yang selama ini didampingi oleh YPBB dalam program Zero Waste Cities. Maka YPBB berhasil menggalang donasi sebesar Rp 30.600.000,- yang telah dibelikan APD.
Adapun paket yang diberikan YPBB berisikan: berupa masker kain, sarung tangan karet, sabun cuci tangan, hand sanitizer, madu, buah, tas kain, dilengkapi dengan himbauan untuk petugas pengumpul sampah.
Penggalangan dana/ donasi yang diumumkan sejak 20 Maret sampai 20 April mendatang, dalam jangka waktu empat hari sudah sesuai/ terpunuhi target donasi. Bahkan sampai hari Rabu, (8 April 2020)kemarin, donasi yang terkumpul sudah mencapai Rp.58 juta dan sudah disalurkan ke 110 petugas sampah, ujar Anilawati Nurwakhidin selaku pengurus pengurus YPBB dalam rilis yang dikirim ke redaksi faktabandungraya.com, Jum’at (10/4-2020).
Disebutkan juga, bahwa pada tahap kedua, pembagian paket Alat Pelindung Diri (APD) akan dilanjutkan ke petugas pengomposan dan petugas pengelola sampah di kelurahan dampingan yang belum mendapatkan, juga diperluas ke RW-RW lain yang selama ini menjadi binaan DLHK Kota Bandung.
Penggalangan dukungan ini dilakukan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengelola sampah karena setiap harinya menghadapi resiko kesehatan yang tinggi, terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, tapi seringkali luput mendapat perhatian.
Seperti kita tahu bersama, kata Anilawati bahwa petugas sampah tidak bisa berhenti melaksanakan tugasnya, karena masyarakat menghasilkan sampah setiap hari. Sebagai konsekuensinya mereka harus berhadapan dengan resiko tertular penyakit CORONA dan berpotensi menulari anggota keluarganya bahkan orang lain disekitarnya.
Jika menyentuh langsung material sampah yang menjadi media penularan virus tersebut seperti masker bekas pakai yang kebetulan dibuang oleh masyarakat. APD yang diberikan akan sangat bermanfaat untuk mengurangi resiko tersebut, mengingat tingginya penggunaan masker di saat saat ini, yang berpotensi tingginya timbulan sampah jenis ini di tengah tengah masyarakat.
Saya berharap kegiatan pemberian bantuan APD ini dapat diikuti oleh stakeholder lainnya, harapnya.
Sementara itu, David Sutasurya, Direktur Eksekutif YPBB menyatakan bahwa program ini dilakukan karena pemerintah belum hadir di sektor pengumpulan. Sektor yang justru paling krusial kalau kita mau mencegah sampah masuk sungai.
Kehadiran sistem pemerintahan di pengumpulan secara bertahap sedang diujicoba di Kota Bandung dan Kota Cimahi. Mulai dengan PERDA baru yang sudah selesai, dan sekarang ke tahap penyiapan aturan teknis dan ujicoba di dua kelurahan di setiap kota (dimana pemerintah mulai mengambil alih sistem pengumpulan).
Kalau proses ini berhasil, ke depan APD petugas tidak perlu mengandalkan donasi lagi. Untuk itu pemerintah daerah perlu didukung agar beban biaya pengangkutan dan pemrosesan akhir jangan memberatkan. Dan lebih baik lagi kalau ada skema bantuan finansial untuk proses transisi, Karena proses transisi ini membutuhkan investasi yang cukup besar.
Kegiatan YPBB dalam mendukung petugas pengelola sampah dengan memberikan bantuan paket APD mendapatkan apresiasi dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi. Mochammad Ronny
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung Dr.Kamalia Purbani,MT. Selain memberikan apresiasi, Kamalia juga himbauan kepada masyarakat ajar jangan membuang sampah sembarangan.
“Saya menyambut baik inisiatif dan kepedulian dari YPBB kepada para petugas pengumpul sampah di beberapa kelurahan”, ujar Kamalia.
Kamalia juga berharap, upaya ini bisa diikuti dengan edukasi kepada petugas pengumpul sampah dan rumah tangga yang diambil sampahnya agar dapat memisahkan sampah masker sekali pakai tidak digabung dengan jenis sampah lainnya.
Sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, Asep Kusumah menyatakan “Kita sangat mengapresiasi empati dan dukungan dari teman-teman YPBB mudah-mudahan menjadi inspirasi dan motivasi bagi yang lainnya. Info sementara kami baru membekali petugas armada (staf UPT yang berada di bawah DLH) dengan APD juga membersihkan truk sampah dengan desinfektan.”
Sementara itu para donatur sebenarnya sudah menaruh perhatian terhadap para petugas pengumpul sampah seperti dinyatakan oleh Rima Putri Agustina, Bali “Karena saya merasa para petugas itu punya resiko tertular berbagai penyakit, tidak hanya covid-19. Selama ini mungkin kita tidak terlalu memperhatikan.”
“Mungkin saya bisa bantu walaupun dananya ga besar. Karena sedih sekali rasanya melihat mereka setiap hari kumpulkan sampah. Sampah kan kotor. Saya takut mereka terkena penyakit parah. Termasuk corona. Padahal mereka rata-rata lansia. Semoga mereka selalu diberi kesehatan.” kata Nur Anizah Caserawanty, Bandung.
Dukungan lain juga diberikan oleh GAIA (Global Alliance for Incinerator Alternatives) yang menyatakan akan menggulirkan dana sebesar USD 3.000 untuk distribusi alat pelindung diri dan sembako bagi para petugas pengelola sampah.
Kepedulian terhadap petugas sampah sebelumnya sudah dilakukan YPBB dengan menginisiasi uji kesehatan gratis dan pembagian sembako bagi 103 petugas sampah di kawasan dampingan YPBB dalam program Zero Waste Cities di Kota Bandung. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2020, dengan tujuan mengapresiasi dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap petugas pengumpul sampah.
Sebagai informasi bahwa : YPBB adalah organisasi non-profit yang dirintis sejak tahun 1993, mendedikasikan diri untuk membantu masyarakat mencapai kualitas hidup yang tinggi dan berkelanjutan melalui gaya hidup selaras alam. Sejak 2005 YPBB fokus dalam isu zero waste. Tahun 2017 menjalankan Program Zero Waste Cities bekerjasama dengan GAIA, Mother Earth Foundation, didanai oleh Plastic Solutions Fund.
Program Zero Waste Cities menerapkan pemilahan sampah dari sumber sehingga sampah yang dibawa ke TPA bisa berkurang dan otomatis meningkatkan kualitas hidup petugas sampah. (rls/red)
Guna membantu dan mendukung 340 petugas pengelola sampah di Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung yang selama ini didampingi oleh YPBB dalam program Zero Waste Cities. Maka YPBB berhasil menggalang donasi sebesar Rp 30.600.000,- yang telah dibelikan APD.
Adapun paket yang diberikan YPBB berisikan: berupa masker kain, sarung tangan karet, sabun cuci tangan, hand sanitizer, madu, buah, tas kain, dilengkapi dengan himbauan untuk petugas pengumpul sampah.
Penggalangan dana/ donasi yang diumumkan sejak 20 Maret sampai 20 April mendatang, dalam jangka waktu empat hari sudah sesuai/ terpunuhi target donasi. Bahkan sampai hari Rabu, (8 April 2020)kemarin, donasi yang terkumpul sudah mencapai Rp.58 juta dan sudah disalurkan ke 110 petugas sampah, ujar Anilawati Nurwakhidin selaku pengurus pengurus YPBB dalam rilis yang dikirim ke redaksi faktabandungraya.com, Jum’at (10/4-2020).
Disebutkan juga, bahwa pada tahap kedua, pembagian paket Alat Pelindung Diri (APD) akan dilanjutkan ke petugas pengomposan dan petugas pengelola sampah di kelurahan dampingan yang belum mendapatkan, juga diperluas ke RW-RW lain yang selama ini menjadi binaan DLHK Kota Bandung.
Penggalangan dukungan ini dilakukan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengelola sampah karena setiap harinya menghadapi resiko kesehatan yang tinggi, terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, tapi seringkali luput mendapat perhatian.
Seperti kita tahu bersama, kata Anilawati bahwa petugas sampah tidak bisa berhenti melaksanakan tugasnya, karena masyarakat menghasilkan sampah setiap hari. Sebagai konsekuensinya mereka harus berhadapan dengan resiko tertular penyakit CORONA dan berpotensi menulari anggota keluarganya bahkan orang lain disekitarnya.
Jika menyentuh langsung material sampah yang menjadi media penularan virus tersebut seperti masker bekas pakai yang kebetulan dibuang oleh masyarakat. APD yang diberikan akan sangat bermanfaat untuk mengurangi resiko tersebut, mengingat tingginya penggunaan masker di saat saat ini, yang berpotensi tingginya timbulan sampah jenis ini di tengah tengah masyarakat.
Saya berharap kegiatan pemberian bantuan APD ini dapat diikuti oleh stakeholder lainnya, harapnya.
Sementara itu, David Sutasurya, Direktur Eksekutif YPBB menyatakan bahwa program ini dilakukan karena pemerintah belum hadir di sektor pengumpulan. Sektor yang justru paling krusial kalau kita mau mencegah sampah masuk sungai.
Kehadiran sistem pemerintahan di pengumpulan secara bertahap sedang diujicoba di Kota Bandung dan Kota Cimahi. Mulai dengan PERDA baru yang sudah selesai, dan sekarang ke tahap penyiapan aturan teknis dan ujicoba di dua kelurahan di setiap kota (dimana pemerintah mulai mengambil alih sistem pengumpulan).
Kalau proses ini berhasil, ke depan APD petugas tidak perlu mengandalkan donasi lagi. Untuk itu pemerintah daerah perlu didukung agar beban biaya pengangkutan dan pemrosesan akhir jangan memberatkan. Dan lebih baik lagi kalau ada skema bantuan finansial untuk proses transisi, Karena proses transisi ini membutuhkan investasi yang cukup besar.
Kegiatan YPBB dalam mendukung petugas pengelola sampah dengan memberikan bantuan paket APD mendapatkan apresiasi dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi. Mochammad Ronny
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung Dr.Kamalia Purbani,MT. Selain memberikan apresiasi, Kamalia juga himbauan kepada masyarakat ajar jangan membuang sampah sembarangan.
“Saya menyambut baik inisiatif dan kepedulian dari YPBB kepada para petugas pengumpul sampah di beberapa kelurahan”, ujar Kamalia.
Kamalia juga berharap, upaya ini bisa diikuti dengan edukasi kepada petugas pengumpul sampah dan rumah tangga yang diambil sampahnya agar dapat memisahkan sampah masker sekali pakai tidak digabung dengan jenis sampah lainnya.
Sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, Asep Kusumah menyatakan “Kita sangat mengapresiasi empati dan dukungan dari teman-teman YPBB mudah-mudahan menjadi inspirasi dan motivasi bagi yang lainnya. Info sementara kami baru membekali petugas armada (staf UPT yang berada di bawah DLH) dengan APD juga membersihkan truk sampah dengan desinfektan.”
Sementara itu para donatur sebenarnya sudah menaruh perhatian terhadap para petugas pengumpul sampah seperti dinyatakan oleh Rima Putri Agustina, Bali “Karena saya merasa para petugas itu punya resiko tertular berbagai penyakit, tidak hanya covid-19. Selama ini mungkin kita tidak terlalu memperhatikan.”
“Mungkin saya bisa bantu walaupun dananya ga besar. Karena sedih sekali rasanya melihat mereka setiap hari kumpulkan sampah. Sampah kan kotor. Saya takut mereka terkena penyakit parah. Termasuk corona. Padahal mereka rata-rata lansia. Semoga mereka selalu diberi kesehatan.” kata Nur Anizah Caserawanty, Bandung.
Dukungan lain juga diberikan oleh GAIA (Global Alliance for Incinerator Alternatives) yang menyatakan akan menggulirkan dana sebesar USD 3.000 untuk distribusi alat pelindung diri dan sembako bagi para petugas pengelola sampah.
Kepedulian terhadap petugas sampah sebelumnya sudah dilakukan YPBB dengan menginisiasi uji kesehatan gratis dan pembagian sembako bagi 103 petugas sampah di kawasan dampingan YPBB dalam program Zero Waste Cities di Kota Bandung. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2020, dengan tujuan mengapresiasi dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap petugas pengumpul sampah.
Sebagai informasi bahwa : YPBB adalah organisasi non-profit yang dirintis sejak tahun 1993, mendedikasikan diri untuk membantu masyarakat mencapai kualitas hidup yang tinggi dan berkelanjutan melalui gaya hidup selaras alam. Sejak 2005 YPBB fokus dalam isu zero waste. Tahun 2017 menjalankan Program Zero Waste Cities bekerjasama dengan GAIA, Mother Earth Foundation, didanai oleh Plastic Solutions Fund.
Program Zero Waste Cities menerapkan pemilahan sampah dari sumber sehingga sampah yang dibawa ke TPA bisa berkurang dan otomatis meningkatkan kualitas hidup petugas sampah. (rls/red)