Klik
BANDUNG, Faktabandungraya.com,--- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan tausiah secara virtual pada prosesi pernikahan Santi Sopandi dan Adli Anshari, dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu (6/6/2020).
Tausiah pernikahan yang diberikan Emil --sapaan Ridwan Kamil-- secara daring (online) pertama kalinya dari Gedung Pakuan ini sekaligus salah satu contoh penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di masa pandemi COVID-19.
Meski pernikahan dilakukan di tengah pandemi, Kang Emil pun berujar bahwa hal itu tetap bisa dilaksanakan sesuai syariat agama.
“Ini juga pertama kali saya memberikan ceramah dalam bentuk virtual, menandakan syariat tidak berubah dan Adaptasi Kebiasaan Baru sedang kita terapkan,” kata Kang Emil.
Sementara kepentingan lain seperti resepsi lanjut kang Emil dapat menyesuaikan waktu pelaksanaannya demi mengutamakan keselamatan serta tetap menjadi peristiwa yang tidak terlupakan alias memorable.
“Ini adalah kebahagiaan dalam suasana yang tidak biasa, mudah-mudahan menjadi hikmah bagi kita bahwa yang terpenting adalah terjadinya akad nikah sesuai syariat, lain-lain adalah hal-hal yang bisa menyesuaikan,” tutur Kang Emil.
“Dan suatu hari kelak mungkin peristiwa akad nikah ini akan dikenang menjadi sebuah akad nikah yang sangat memorable,” tambahnya.
Adapun dalam tausiahnya, Kang Emil berpesan kepada mempelai agar saling menerima perbedaan masing-masing serta menguatkan komitmen bersama sebagai modal utama persiapan diri dalam menghadapi bahtera rumah tangga yang tidak mudah.
Kang Emil juga berharap, momentum pernikahan dengan nuansa yang berbeda ini tidak menyurutkan kebahagiaan maupun kesakralan di dalamnya. Dirinya pun berdoa agar pandemi segera berakhir sehingga seluruh warga dapat kembali beraktivitas tanpa kendala.
“Mudah-mudahan semua berbahagia, dan kita doakan agar kita selamat dari pandemi COVID-19 secepatnya, supaya suatu hari kita bisa kembali seperti yang kita rindukan,” ujarnya. (hms/red).
Tausiah pernikahan yang diberikan Emil --sapaan Ridwan Kamil-- secara daring (online) pertama kalinya dari Gedung Pakuan ini sekaligus salah satu contoh penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di masa pandemi COVID-19.
Meski pernikahan dilakukan di tengah pandemi, Kang Emil pun berujar bahwa hal itu tetap bisa dilaksanakan sesuai syariat agama.
“Ini juga pertama kali saya memberikan ceramah dalam bentuk virtual, menandakan syariat tidak berubah dan Adaptasi Kebiasaan Baru sedang kita terapkan,” kata Kang Emil.
Sementara kepentingan lain seperti resepsi lanjut kang Emil dapat menyesuaikan waktu pelaksanaannya demi mengutamakan keselamatan serta tetap menjadi peristiwa yang tidak terlupakan alias memorable.
“Ini adalah kebahagiaan dalam suasana yang tidak biasa, mudah-mudahan menjadi hikmah bagi kita bahwa yang terpenting adalah terjadinya akad nikah sesuai syariat, lain-lain adalah hal-hal yang bisa menyesuaikan,” tutur Kang Emil.
“Dan suatu hari kelak mungkin peristiwa akad nikah ini akan dikenang menjadi sebuah akad nikah yang sangat memorable,” tambahnya.
Adapun dalam tausiahnya, Kang Emil berpesan kepada mempelai agar saling menerima perbedaan masing-masing serta menguatkan komitmen bersama sebagai modal utama persiapan diri dalam menghadapi bahtera rumah tangga yang tidak mudah.
Kang Emil juga berharap, momentum pernikahan dengan nuansa yang berbeda ini tidak menyurutkan kebahagiaan maupun kesakralan di dalamnya. Dirinya pun berdoa agar pandemi segera berakhir sehingga seluruh warga dapat kembali beraktivitas tanpa kendala.
“Mudah-mudahan semua berbahagia, dan kita doakan agar kita selamat dari pandemi COVID-19 secepatnya, supaya suatu hari kita bisa kembali seperti yang kita rindukan,” ujarnya. (hms/red).