Klik
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK_ZdHCG6lHW1AnfXofTN2A4upFr7dw8idaZoW8J1zFQSK1GrmvuxvmDk97C4fvKXrUy5xFWq-M4aFdQRu-7nUXtWkt4N1CRDuONBumb2EgqUdhnskbFabTQ3yyCbX39u0rDMCCbylXrY/s320/WhatsApp+Image+2020-06-24+at+17.00.11.jpeg)
Manajer laboratorium BSL-2, Tati Sutarti menyatakan saat ini kapasitas pemeriksaan sudah dimaksimalkan di angka 200 sampel per hari. Semua dilakukan dengan sangat teliti..
“Jadi sudah kita validasi. Waktu itu hasil dari sini diperiksa lagi di Labkesda Provinsi (Jawa Barat) dan di Litbangkes Kemenkes itu sama. Jadi bisa dipertanggungjawabkan hasilnya,” ucap Tati di lab BSL-2, Jalan Supratman, Rabu (24/6/2020).
Tati menuturkan, selama penanganan Covid-19, lab BSL-2 beroperasi setiap hari. Sekalipun untuk pengiriman dan penerimaan sampel hanya dibatas dari Senin hingga Jumat, namun di akhir pekan para petugas tetap mengujinya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0YD6DJF1KAoYGoc1tZ3dn-WG7OGj71bomKaTiuoaUV-RMzmS30yz-_p99oRLUPI9SfEaxXriW9CO9o2tPkDKbWPFPMXLEq-Bmi5z6zsFOmhYwLF4UcNmtoghAuU4yRVVT9oRZW7XBFkQ/s320/WhatsApp+Image+2020-06-24+at+17.00.09+%25281%2529.jpeg)
Keseluruhan, sambung Tati, terdapat 12 petugas yang menjalankan lab BSL-2. Ditambah dengan dirinya sebagai kepala dan seorang tenaga ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Husna Nugrahapraja.
“Delapan orang itu analis yang memeriksa di dalam lab. Ada yang ekstraksi, ada yang deteksi PCR. Kemudian admin dua orang dan dua orang lagi cleaning service,” ujarnya.
Tati memaparkan, keunggulan lab BSL-2 tidak hanya ditunjang perlengkapan memadai tetapi juga didukung ruangan bertekanan negatif yang aman bagi lingkungan sekitar. Fungsinya untuk menetralisir virus atau bakteri di udara baik di dalam ruangan maupun udara yang keluar dari laboratorium.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirb-ogKMaqc6ohxjjRsAVx7lTvnH6HORhY4cFZz6XygH2sZ0c8GBRsHjRknOeqcsPAZMaelI4W5t3Ftb_eal-GD9bx4S8pBvkkS23SYTRrhYRFCHKx71cThmDsdZHw8NllTRJrvDiAcRg/s320/WhatsApp+Image+2020-06-24+at+17.00.09.jpeg)
Sementara itu, tenaga ahli asal ITB, Husna Nugrahapraja menyatakan, kehadiran laboratorium BSL-2 menjadi wujud keseriusan Pemkot Bandung melacak pandemi Covid-19. Hal ini sangat penting untuk memutus mata rantai penyebaran virus.
“Karena sebelumnya hanya memeriksa di Labkesda Jabar maka semua sampel di kabupaten kota menumpuk di sana. Dengan kemandirian yang dimiliki Kota Bandung bisa berinovasi perluasan dan pelacakan. Salah satunya untuk menyaring potensi penyebaran yang ada di Kota Bandung,” ungkap Husna.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrDHXLtRyFFVOonkbYGQvg5y-bYKP-55OEgVqTrPmbi-wXc211zyULvwNe6qGxiisVOxq9WUHsI98bvXbRL6dQYybZtliQNqRZu0LszvMmWzBQ__kgbnBWaooTVI6ZN6LHgNJG_yD1GHo/s320/WhatsApp+Image+2020-06-24+at+17.00.10.jpeg)
“Kalau misalkan per sampel satu spesimen itu keluar hasilnya bisa 4-5 jam. Tapi saat Covid ini kita berbicara jumlah spesimen yang banyak, dengan kapasitas 200 spesimen per hari itu dengan tidak memprtimbangkan antrean. Dalam satu hari kita pernah sampai menerima 700 sampel,” katanya. (hms/red).