Klik
Dadang Kardus Ketua Cabor Gantole Kab Bandung Barat |
Salah satu Ketua Cabang Olahraga Gantole KBB Dadang Kardus yang ditemui para awak Media di KBB, Kamis, (3/9/2020), mengatakan Cabor di bawah kepengurusannya berikut atletnya hingga saat ini belum sepenuhnya menerima hak uang pembinaan atlet sebesar Rp.500.000 per atlet per bulan dan Rp.40.000.000 per tahun.
"Akibat dari belum turunnya dana pembinaan untuk para atlet di hampir semua cabang olahraga yang ada, maka mengakibatkan kebingungan dari para atlet KBB," kata Dadang Kardus.
"Di satu sisi mereka dituntut untuk berprestasi, namun di sisi lainnya biaya latihan mereka disunat," tegas Dadang Kardus.
Lebih lanjut Dadang Kardus mengatakan, saat ini berdasarkan informasi dari Bendahara umum KONI KBB, dan berdasarkan bukti laporan hasil pertemuan antara Bendahara Umum KONI dengan Cabor IPSI KBB pada 25 Mei 2020, untuk insentif atlet baru dikeluarkan tahap 1, atau 50 persen dari anggaran yang seharusnya diterima para atlet, namun saat ini diketahui kas KONI KBB sudah kosong atau tidak mampu lagi membayar para atlet dan cabor.
"Seharusnya dana sebesar 10 miliar bisa cukup untuk membayar seluruh cabor dan atlet, karena hibah tersebut dikeluarkan berdasarkan rancangan anggaran pembiayaan yang diminta oleh KONI KBB kepada dinas olahraga, namun setelah keluar dananya mengapa peruntukannya jadi lain," ungkap Dadang Kardus.
Berdasarkan hasil laporan yang dikeluarkan Bendum (Bendahara umum) KONI KBB, terdapat anggaran yang tidak jelas yang diambil oleh Ketua Umum KONI yang besarannya mencapai 3,5 miliar rupiah, dan tidak dapat dirincikan peruntukannya.
Saat para awak Media menanyakan kepada Ketua cabor Gantole Dadang Kardus apakah laporan tersebut benar adanya, Dadang Kardus mengatakan, berdasarkan hasil pertemuannya dengan pengurus IPSI KBB bahwa laporan tersebut benar adanya.
Dikabarkan bahwa hampir 1.200 Atlet dan Pengurus 56 Cabang Olahraga (Cabor) yang ada di KBB hingga saat ini masih mempertanyakan nasib dana bantuan yang seharusnya mereka terima dari KONI KBB.
Seperti diketahui, kehidupan Atlet di Indonesia belum bisa dikatakan sejahtera, bahkan untuk sebagian atlet daerah banyak yang masih berada di bawah hidup sejahtera atau pra-sejahtera.
Terdapat banyak indikator yang akhirnya membuat dunia olahraga Indonesia susah untuk bangkit, hal tersebut dibuktikan dengan pencapaian olahraga Indonesia pada ajang atau event olah raga internasional secara keseluruhan.
Saat ini penangan atlet olahraga baik secara struktur maupun infrastruktur bisa dikatakan sangat minim, bahkan dana bantuan untuk cabor dan atlet yang seharusnya menjadi hak mereka pun kadang terabaikan, seperti yang saat ini terjadi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jawa Barat. (*/red)