Klik
Akram Ziad Nasrullah saat tampil di Grand Final Lomba Bertutur Bagi Siswa-Siswi Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida’iyah (SD/MI) Tingkat Nasional Tahun 2020. ( foto: Dispusipda) |
“ Penampilan Akram sangat mempesona, anak siswa kelas V SD Negeri Kebon Jeruk, Kabupaten Cianjur,
sungguh luar biasa. Kemampuan akting dalam
menceritakan sejarah Kabupaten Cianjur sangat baik, bahkan dalam bercerita Akram
memainkan kecapi”, ujar Kepala Dispusipda Jabar Ahmad Hadadi yang menyaksikan secara
langsung di Aula Graha Pustakola Dispusipda Jabar, Kota Bandung, Rabu (9/9/2020).
Dikatakan, kendati lomba digelar
secara daring karena masih dalam situasi pandemi COVID-19, Akram tampil
atraktif mendongeng. Sambil memainkan kecapi, Akram berhasil memukau dengan
ekspresi dan aktingnya saat berperan sebagai kakek, nenek, dan sejumlah
binatang sekaligus.
“Melihat penampilan Akram tadi,
saya yakin dewan juri terpesona dan terpukau. Karena tadi saya melihat
penampilan Akram cukup atraktif, bisa menjiwai, menyampaikan cerita dengan
baik. Dia juga bisa berakting dengan bagus. Bisa berakting sebagai kakek-kakek,
nenek-nenek," kata Hadadi.
Sebelum mewakili Jabar, Akram
mesti bersaing di tingkat kabupaten/kota. Setelah itu, ia pun mengikuti seleksi
tingkat provinsi. Dari dua tahap itu, penampilan ia selalu menjadi yang
terbaik.
Akram mengatakan, kemampuan
bercerita yang dimilikinya tidak datang tiba-tiba. Ia mesti berlatih dengan
keras dan tekun bersama ibunya. Banyak waktu yang ia korbankan untuk terus
mengasah kemampuan mendongeng.
“Hobi Akram sebenernya bersepeda,
tapi suka diajak cerita sama ibu. Jadi, belajar (bercerita) sama ibu sejak
kelas 2 (SD),” ucap Akram.
Anak-anak dan Dongeng
Hadadi mengatakan, lomba bertutur
digelar dengan tujuan meningkatkan kemampuan anak-anak dalam mendongeng. Dengan
adanya lomba bertutur, kata ia, literasi anak-anak Indonesia, khususnya di
Jabar, bertumbuh.
"Supaya anak-anak Jabar
memiliki kemampuan menyampaikan narasi, ide-ide, dengan bercerita. Dan anak-anak
memiliki kemampuan menggali ilmu pengetahuan dan menyampaikannya secara
atraktif kepada teman-temannya," ucapnya.
Lomba bertutur, menurut Hadadi,
merupakan salah satu upaya Dispusipda Jabar untuk membangkitkan budaya
mendongeng kepada anak-anak. Dengan berdongeng, anak-anak dapat menangkap pesan
moral melalui cerita-cerita yang baik. Seperti cerita sejarah asal mula Cianjur
yang memiliki pesan moral: tidak boleh kikir dan harus tolong-menolong.
“Kami bangkitkan kembali
kebiasaan mendongeng, story telling dengan cerita-cerita yang baik sehingga
interaksi antara orang tua dengan anak juga bisa terbangun. Kemudian ada proses
pewarisan budaya yang baik sehingga budaya literasi ini bisa menjadi karakter
masyarakat Jawa Barat,” ujarnya.
“Mungkin anak-anak generasi
sekarang sudah banyak yang tidak merasakan bagaimana nikmatnya diberikan cerita
oleh orang tuanya, berdongeng, dan mungkin hal ini suatu saat bisa hilang,”
imbuhnya.
Oleh karena itu, Hadadi berharap
dengan adanya lomba bertutur, anak-anak terangsang untuk mendongeng. Selain
itu, ia meminta orang tua di Jabar untuk secara rutin mendongengkan kisah-kisah
sejarah Jabar kepada anak-anak.
“Kami berharap agar anak-anak kita punya
kemampuan untuk menggali cerita-cerita budaya lokal Jawa Barat. Anak-anak
terbiasa untuk melakukan pendalaman-pendalaman kemudian menceritakan kepada
teman-temannya dan juga agar mendongeng ini harus menjadi budaya di masyarakat
Jawa Barat,” katanya.
“Termasuk untuk orang tua agar
terbiasa menceritakan, mendongeng sebelum anak-anak tidur," himbaunya.
(hms/red).