CIREBON, Faktabandungraya.com,-- Pada tahun anggaran 2020, Sekolah Dasar Negeri
2 Cangkring Kecamatan Plered- Kabupaten
Cirebon, mendapatkan anggaran DAK (Dana Alokasi Khusus) dari Pemerintah Pusat
sebesar Rp.110 juta untuk rehabilitasi Ruang Perpustakaan dengan tingkat
kerusakan sedang atau berat beserta perabotnya.Pembangunan Ruang Perpustakaan SDN 2 Cangkring-Plered Kab Cirebon,
dihentikan menunggu pencairan tahap 2 dari DAK
Berdasarkan hasil pemantauan
faktabandungraya.com, dilapangan di SDN 2 Cangkring, kondisi fisik bangunan ruang
Perpustakaan tersebut, progresnya diperkirakan baru mencapai 60 persen. Tetapi
anehya, dilapangan tidak ditemukan apa pekerja/ tukang yang sedang bekerja/
beraktivitas alias Mangkrak. Bahkan plang proyek perpustakaan digeletakan di
dalam bangunan didamping rongsokan bangunan.
Sulastri selaku kepala SDN 2
Cangkring, awalnya menolak dikonfirmasi dengan alasan sekolah sedang ada tast swab
dari team kesehatan. Namun, akhirnya mau menerima dan memberikan alasan kenapa pembangunan
ruang perpustakaan dihentikan dulu.
Menurut Kepala Sekolah SDN 2
Cangkring, Sulastri, S.Pd, bahwa pihaknya sengaja memberhentikan dulu pekerjaan
karena menunggu pencairan tahap 2.
“Terus terang mas, Sekolah kami tidak ada anggaran keuangan jadi terpaksa saya hentikan dahulu, mas". Sambil menunggu pencairan”, kata Kepsek SDN 2 Cangkring, Sulastri saat dikonfirmasi Faktabandungraya.com diruang kerjanya, pada Senin (21/09/2020).
Papan proyek Perpustaan tergeletak di tumpukan rongsokan bangunan |
Usai wawancara, ketika faktabandungraya.com akan mengambil gambar, bangunan yang berdiri hampir 60 persen jadi tersebut, ditemukan papan proyek tergeletak diselipan rongsok bangunan, ketika diambil gambarnya, Sulastri langsung mengambil papan proyek dan dipasang kempali, sambil berbicara,"kok jatuh sih".
Swakelola tapi dikerjakan pihak
ketiga !!!
Sementara itu, ditempat terpisah Ketua
Aliansi Gerakan Aspirasi Masyarakat Independen (AGAMI) Kabupaten Cirebon, Kusmin
turut angkat bicara. Menurutnya, Kami,
selaku Cocial Control Independen selalu mengawasi pekerjaan sekolah yang
mendapatkan bantuan Swakelola DAK tahun 2020. Pasalnya diduga keras ada pengkondisian
seperti halnya papan proyek, yang seharusnya panitia swakelola belanja atau pesen
sendiri dipercetakan, namun, sudah ada yang membuatnya, ungkapnya.
Sedangkan, Ketua LSM Pendidikan dan Kesehatan Kab. Cirebon, Herman mengambahkan, bukan hanya papan proyek mas, tetapi pengondisian masalah baja ringan dan genteng multiroop, padahal swakelola itu harus murni dikerjakan pihak panitia sekolah yang mendapatkan bantuan, namun banyak tendensi lain yang dilakukan para oknum.
Dari hasil pantauan "Kami,
dilapangan, mendapatkan informasi yang sangat valid di Sekolah lain ada
yang dikerjakan melalui pihak ketiga (rekanan-red) serta barang bekas bangunan
dibawah pulang rekanan malam-malam, itu sudah melanggar keras, masa sih",
swakelola kok di kerjakan pihak ketiga, anggarannya menghabiskan sebeaar Rp.
185 jutaan
Menurut Herman, pihak dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon harus bertindak tegas memanggil kepala sekolah yang nakal, apalagi program Swakelola dikerjakan pihak ketiga ini sudah melanggar juklak dan juknisnya, tandasnya (Moch Mansur).
Kepsek Sulatri, memangsakan kembali papan proyek ruang perpustakaan SDN 2 Cangkring |