CIREBON, Faktabandungraya.com,---
Beberapa kelompak petani Garam di wilayah pantai utara Jawa Barat memohon perhatian kepada pemerintah provinsi
Jabar untuk dapat membantu mereka dalam meningkatkan hasil produksi garam yang
berkualitas dan memperbaiki infrastruktur dan sarana-parasana serta teknologi.Anggota Komisi II DPRD Jabar, Bambang Mujiarto sedang mendengarkan
keluhan dan aspirasi petani Garam pantura Jabar. (foto: BM/ist)
Keluhan para petani Garam
disampaikan kepada anggota Komisi II DPRD Jabar diantra Bambang Mujiarto, Tia
Fitriani dan Anwar Yasin saat melakukan kunjungan kerja ke Cirebon dan meninjau
langsung ladang garam di Kabuapten Cirebon.
Bambang Mujiarto membenarkan, bahwa
rombongan Komisi II DPRD Jabar, pada Senin kemarin, didampingi Kepala Bidang Kelautan
Endang Haris Fitriyana, telah melakukan kunker ke ladang petani Garam di Kab
Cirebon.
Para kelompak petani Garam
Cirebon yang kita temui, menyampaikan keluhan dan memohon perhatian dari
pemerintah provinsi Jabar. Karena mereka merasa perhatian pemerintah sangat
kurang memperhatikan nasib mereka dan produksi garam mereka.
Adapun keluhan yang mereka
sampaikan, diantaranya soal infrastruktur sarana dan prasarana serta
teknologinya. Padahal, wilayah pantura jabar khususnya Kab.Cirebon dan Kab.
Indramayu merupakan sentra produksi Garam bagi Jabar, kata Bambang saat dihubungi
faktabandungraya.com melalui telepon selulernya, terkait hasil kunker ke
Cirebon, Rabu (14/10-2020).
Kualitas produksi Garam Cirebon
dan Indramayu cukup bagus, namun dalam memproduksinya masih menggunakan pola tradisional. Untuk
itu, mereka memohon pembinaan dan pelatihan dari pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan SDM agar produksi Garamnya lebih
meningkat dan kualitas lebih baik lagi.
Sedangkan terkait infrastruktur,
sarana-prasarana, mereka meminta agar jalan/ jalur menuju ladang garam dapat
dibenahi, hal ini penting, karena mereka kesulitan saat mengangkut produksi garam.
Adapun terkait sarana-prasarananya,
para kelompok petani garam, mengakui bahwa selama ini mereka memproduksi garam
secara tradisonal dan belum sama sekali menggunakan teknologi. Untuk itu mereka
minta dibantu peralatan teknologi. Agar
produksi garam mereka mampu berdaya saing dengan garam infor.
Anggota Komisi II Bambang Mujiarto dan Tia Fitriani |
Untuk itu, bila SDM ditingkat dan
diberi sentuhan teknologi tentunya, para petani garam , akan lebih memiliki
kemampuan dalam meningkatkan produksi dengan kualitas lebih baik lagi, ujar
Bambang yang kali kedua menjadi anggota DPRD Jabar ini.
Lebih lanjut Bambang mengatakan, aspirasi
petani garam pantura ini sudah kita serap, selanjutnya akan kita bicarakan dan perjuangan,
agar para petani garam ini mendapatkan perhatian dari pemerintah provinsi
Jabar.
Selain itu,kita juga kan meminta
agar para stakeholder terkait, seperti Dinas Kelautan dan Perikanan , Dinas
UMKM, BUMD Keuangan ( Bank BJB atau BPR Jabar),
Dinas Kimrum maupun Dinas BMPR untuk dapat berkolaborasi dalam mendukung
dan mendorong petani garam Jabar agar
hasil produksi garamnya mampu bersaing dengan garam infor dan memenuhi
kebutuhan akan garam bagi warga Jabar.
Komisi II DPRD Jabar juga akan
mendorong pemprov Jabar memalui OPD terkait, agar program yang direncanakan/ regulasi
kebijakan berbasis kawasan. Hal ini penting, agar jangan sampai lahan/ladang
garam beralih fungsi. Intinya kita ingin,
agar petani garam kedepan dapat meningkatkan harkat dan martabatnya, tandasnya.
(husein).