Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Covid-19, Pelaku Kuliner Paling Kena Duluan Terdampak, Kini Mulai Bangkit

Kamis, 29 Oktober 2020 | 16:44 WIB Last Updated 2020-10-29T09:44:51Z
Klik

Lontong Kari Pasteur "Ibu Sri"  ( foto:husein)
BANDUNG, Faktabandungraya.com, --- Sejak merabaknya Pandemi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia, pelaku kuliner paling kena duluan tertembak, dampak sangat terasa, karena orang untuk makan di luar rumah ada kondisi yang membatasi yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dalam pemberlakukan PSBB dengan penerapan Protokol Kesehatan (3M), didalamnya mengatur pembatasan Jam operasional/ buka,  ada larangan makan ditempat, sehingga sangat banyak restoran, cafe, rumah makan/ warung nasi yang terpaksa tutup sementara.

Bahkan sejak keluarnya Peraturan Walikota (Perwal) Bandung, 14 tahun 2020 tentang pelaksanaan PSBB dalam penanganan corona  virus disease 2019 (covid-19), yang mengatur pembatasan aktivitas luar rumah yang dilakukan oleh setiap orang yang berdomisili dan/atau berkegiatan di Daerah Kota. Hal ini mau tidak bagi pelaku usaha Kuliner mengalami dampak yang sangat luar biasa.

Selama pemberlakuan PSBB, setiap orang wajib: melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dengan menerapkan protokol kesehatan  3M : Memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun/ hand sanitizer.

Tujuan dikeluarkannya Perwal No 14 tahun 2020, untuk mengantisipasi penyebaran pandemi covid-19,  sehingga perlu dilakukan pembatasan aktifitas /gerak masyarakat bahkan sekolahpun memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui daring. Sehingga seluruh sekolah di Kota Bandung mulai dari TK-PAUD sampai Perguruan Tinggi tutup sementara, sampai dinyatakan aman oleh pemerintah.

Dampak diliburkannya sekolah, bagi Bu Sri Rahayu (56) yang sehari-hari berjualan warung nasi dengan nama “ Warnas Bu Sri Pasteur” dilingkungan Sekolah dan Perguruan Tinggi di Jalan Kembar Empat Pasteur-Bandung, sangat luar biasa.

Menurut Bu Sri, sebelum merebaknya covid-19, setiap hari bisa menghabiskan 10 kg beras atau sekitar 100 bungkus/piring, karena diwilayah Kembar Empat-Pasteur selain ada sekolah dan Perguruan tinggi juga banyak kos-kosan dan perkantoran swasta.  Sehingga, setiap hari mereka makan diwarung.

Kondisi Warung Lontong KAri Pasteur "Ibu Sri"
Namun, sejak merebaknya Covid-19, ditambah sekolah dan perti libur (belajar melalui Daring-red), omset bu Sri anjlok, bahkan dalam sehari hanya menghabiskan 2 kg beras atau sekitar 20 bungkus nasi/piring. Bahkan cukup sering, tidak habis sehingga lauk-paukpun juga tidak habis.

Melihat konsumen/ pembeli tidak ada peningkatan, maka pada bulan April hingga Juli bu Sri terpaksa menutup warung nasinya.

“Ya, daripada terus merugi, terpaksa warung nasi saya tutup saja”, ujar bu Sri

Seiring dengan perkembangan kondisi covid-19, dan pemerintah telah memperbolehkan kembali konsumen makan ditempat dan beberapa perkentoran sudah mulai buka kembali, kini masyarakat yang bergerak di sektor kuliner/ rumah makan mulai buka kembali. Walaupun omset yang diraih masih jauh dari sebelum merebaknya covid-19. Namun, bagi bu Sri, belum mau membuka kembali warung nasinya.

“Saya belum mau membuka kembali warung nasi, karena modal sudah termakan untuk kebutuhan sehari-hari, jadi sekarang saya berjualan Lontong Kari Pasteur dengan nama tetap “ibu Sri”. Dan juga  tidak membutuhkan modal terlalu besar”, ujar ibu yang memiliki 4 orang anak ini.

Saat ditanya, sejak kapan jualan Lontong Kari ?... Menurutnya, ia membuka warung Lontong Kari Pasteur pada awal Agustus, sedangkan jenis lontong kari yang dijual ada Lontong kari sapi ( biasa dan Komplit) dan lontong kari ayam (biasa dan komplit), ujarnya.

Untuk lontong kari sapi biasa harganya Rp.10.000 per porsi/piring, lontong kari sapi komplit harganya Rp.12.500,- , sedangkan untuk lontong kari ayam biasa harganya Rp.10.000,- dan lontong kari ayam komplit harganya Rp.12.500,-. Harga yang jual tersebut, memang tidak mahal, karena disesuaikan dengan lingkungan masyarakat, harga anak kos, tapi rasa tidak kalah dengan harga cafe.

Bu Sri menambahkan, selain menjual secara manual yaitu konsemen yang datang, ia juga menjual secara online bekerjasama dengan gofood dan grabfood. Bagi masyarakat yang ingin memesan Lontong Kari Pasteur secara online dapat menghubungi bu Sri melalui HP.082116894520.

Apakah bu Sri, membuka warung lontong kari setiap hari ?... Ya, setiap hari dari jam 06.00 sampai 14.00 WIB.  Namun, hari Jum’at tutup, karena sejak September hingga Sekarang, saya mendapatkan kepercayaan dari seseorang untuk menyediakan nasi bungkus sebanyak 50 bungkus. Katanya sich, untuk dibagikan ke pesantren dan kaum dhuafa oleh yang bersangkutan, ujar bu Sri.

“Alhamdullah, ditengah pandemi covid-19, masih diberikan kepercayaan dan rezky oleh Allah, bahkan jumat kemarin, minta ditambah menjadi 60 bungkus, 50 bungkus diambil sama yang bersangkutan dan 10 lagi untuk dibagikan ke warga disini,  ujarnya penuh syukur.   

Agro Meat Shop jln. Ciliwung Bandung (foto:husein) 
Sementara beda lagi, dengan pelaku kuliner Erwin Sunardi, yang dipercaya menjadi manejer cafe Agro Meat Shop “ Eat More Meat” di jalan Ciliwung Bandung, menuturkan, bahwa sejak merebaknya covid-19, cafenya sempat tutup selama 3 bulan yaitu Maret hingga Juni.

“Terus terang, kami yang bergerak di usaha kuliner sangat merasakan dampak dari covid-19, bahkan dapat dikatakan, pelaku kuliner paling kena duluan tertembak covid-19,” ujar Erwin.

Bayangkan, jam operasional dibatasi, pengunjung tidak boleh makan ditempat.  Padahal yang namanya kuliner  steak enaknya dimakan saat masih panas/hanget-hanget.  Disamping itu,  banyaknya konsumen makan malam/dinner itu sekitar jam 19 hingga 21.

Dengan pemberlakukan PSBB dan kini PSBM, ternyata masih banyak restoran dan cafe yang masih  tutup. Namun, alhamdulllah, kami selaku majemen Agro Meat Shop “ Eat More Meat” tidak begitu saja menyerah dan terus berikhtiar dengan cara berjualan online melalui kerjasama dengan  Go food dan Grab food, atau market place.

Namun, yang tidak bisa dihindari yaitu pengurangan, dengan cara sebagian dirumahkan tapi tetap diberikan penghasilan.  Namun, bagi yang sudah dapat pekerjaan lain ya, sudah kita lepas. Sedangkan terkait omset, ya drop langsung.

Alhamdullah sekarang sudah diijinkan lagi buka dan dapat makan ditempat dengan catatan mematuhi penerapan protokol kesehatan.   Di cafe kita ini, sangat ketat memberlakukan protokol kesehatan (3M). Kan konsemen akan datang kalau perlakuan protokol kesehatan bagus. Untuk itu, dalam market place, melalui media sosial kita kuatkan bahwa Agro Meat Shop “ Eat More Meat”sangat ketat dalam menerapkan  protokol kesehatan.  Baik itu, melalui vidio konten maupun.

Bahkan ada konsumen yang bertanya, bagaimana penerapan prokesnya... kita jawab, bahwa setiap konsumen yang datang kita ceck suhu tubuh, harus cuci tangan dan menjaga jarak baik saat datang maupun saat duduk untuk makan. Bahkan posisi jumlah meja dan kursi kita batasi hanya 50% pada waktu normal, semua itu kita ikuti prosedur anjuran pemerintah.

Erwin (Manejer Agro Meat Shop ) memberikan penjelasan ke karyawannya.
(foto:husein)
 
Kita tetap ingin memberikan service yang prima dan konsumen merasa kepuasan saat makan ditempat kita. Namun, memang secara bisnis penghasilan agak berkurang  tetapi kita harus tetap menjalankan prokes tidak seperti yang lain sudah mulai mengendorkan prokes, tetapi kita tetap konsisten penerapan prokes dengan ketat.  Memang ada biaya tambahan untuk membeli alat suhu tubuh, sabun cuci tangan, hand sanitizer, sarung tangan untuk karyawan. Hal ini sebagai konsekuensi bisnis, yang penting kelangsungan usaha tetap jalan.

Harapan kita, covid-19 cepat berlalu, tapi selama masih ada covid-19, kita komitment tetap menerapkan prokes secara ketat, tandasnya. (husein).

×
Berita Terbaru Update