BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan
COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar Ridwan Kamil mengatakan,
dari data periode 5-10 Oktober 2020, jumlah Zona Merah (Risiko Tinggi) di Jabar
mengalami penurunan.Gubernur Jabar / Ketua Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah
Provinsi Jabar Ridwan Kamil sampaikan perkembangan penanganan covid-19
Dari pekan sebelumnya berjumlah
lima Zona Merah, pekan ini menjadi tiga Zona Merah yakni Kabupaten Karawang, Kabupaten
Bekasi, dan Kabupaten Kuningan.
“Kasus-kasus dan angka yang
dilaporkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Pertama kalinya di Jabar hanya ada
tiga wilayah Zona Merah,” kata Ridwan Kamil usai memimpin rapat koordinasi
(rakor) bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar terkait
perkembangan pandemi COVID-19, di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Senin
(12/10/20).
Adapun dalam dua pekan terakhir,
jumlah kasus harian COVID-19 di Jabar masih fluktuatif berkisar di angka 500
kasus, dengan angka terendah pada 4 dan 10 Oktober 2020 (Minggu dan Sabtu)
masing-masing yakni 248 kasus dan 268 kasus.
Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil--
menambahkan, penyebaran kasus di Kabupaten Karawang terjadi di klaster industri
dan rumah tangga, sementara penyebaran Kabupaten Kuningan terjadi di klaster
pesantren.
Wilayah Bodebek
(Bogor-Depok-Bekasi) pun kini hanya menyisakan satu Zona Merah di Kabupaten
Bekasi. Dan tidak ada lagi Zona Merah di kawasan Bandung Raya pekan ini.
“Saya bergembira Zona Merah (di
Jabar) semakin sedikit. Contohnya di wilayah Bandung Raya, yang tadinya (Kota
Bandung dan Kabupaten Bandung Barat) Zona Merah kini sudah jadi Zona Oranye
(Risiko Sedang),” kata Kang Emil.
Terkait Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) Transisi di DKI Jakarta, Kang Emil menegaskan bahwa
wilayah Bodebek di Jabar akan menyesuaikan kebijakan dengan ibu kota.
“Jika ada perubahan di ibu kota,
maka wilayah Bodebek akan langsung menyesuaikan,” ucap Kang Emil.
Angka Kematian COVID-19 di Jabar Menurun, Tes PCR Terus Ditingkatkan
Selain memaparkan perkembangan
level kewaspadaan terbaru di Jabar, Kang Emil juga menjelaskan bahwa saat ini
tingkat kesembuhan COVID-19 di Jabar berada di angka 62,55 persen, lebih rendah
14 persen dari angka nasional.Gubernur Jabar Ridwan Kamil didampingi Kopolda Jabar
“Sementara angka kematian COVID-19
di Jabar sebesar 1,96 persen. Untuk angka Reproduksi Efektif COVID-19 (Rt) di
Jabar (per 9 Oktober) yaitu 1,19 persen," tutur Kang Emil.
Ia pun mengapresiasi terkait
keterisian ruang isolasi rumah sakit rujukan COVID-19 per 10 Oktober 2020 di
Jabar sebesar 55,40 persen yang turun dari keterisian pekan sebelumnya di angka
58,53 persen.
“Jangan sampai menyentuh angka
kritis,“ ucap Kang Emil merujuk keterisian rumah sakit sesuai standar
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang harus di bawah 60 persen.
Adapun jumlah pengetesan usap
(swab test) metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di Jabar per 12 Oktober 2020
pukul 15:30 WIB adalah 468.630 tes PCR.
Kang Emil pun menegaskan bahwa
pihaknya terus berupaya meningkatkan tes PCR untuk memenuhi standar WHO yakni
tes PCR terhadap 1 persen dari total populasi.
Untuk daerah di Jabar, Kang Emil
meminta agar pengetesan PCR lebih ditingkatkan untuk wilayah Kabupaten Bogor
sebagai daerah dengan populasi penduduk terbesar di Jabar.
“Karena hingga saat ini
pengetesan PCR (di Jabar) sudah mendekati standar WHO. (Per minggu) di 42 ribu
(tes PCR) minggu ini dan akan terus diupayakan untuk ditingkatkan,” tandasnya. (hms/red).