BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Ketua Pelaksana Harian Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19
Kota Bandung, Ema Sumarna yang juga Sekretaris Daerah Kota Bandung, mengungkapkan,
dalam satu bulan terakhir angka kesembuhan mengalami peningkatan signifikan.Ketua Pelaksana Harian Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19
Kota Bandung, Ema Sumarna yang juga Sekretaris Daerah Kota Bandung
Tim GTPP Covid-19 Kota Bandung
mencatat bahwa partanggal 10 November, ada 649 kasus terkonfirmasi berhasil
sembuh. Namun dalam tanggal yang sama ditemukan kasus sebanyak 258 kasus. Dan pada 11 November terdapat 260 kasus. Dengan demikian tingginya tingkat kesembuhan
berpengarus terhadap catatan kasus positif menjadi fluktuatif.
Ema mengatakan, sebulan yang lalu
tingkat kesembuhan ada diangka 1.260 orang.
Namun, pada hari kemarin 1.909 orang sembuh. Ada penambahan kesembuahan
649. ini yang harus kita syukuri,” kata
Ema kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Rabu (11/11-2020).
Ia menambahkan, terkendalinya
kasus Covid-19 di Kota Bandung juga terlihat dari angka reproduksi. Menurutnya,
dalam satu bulan terakhir ini angka reproduksi virus corona di Kota Bandung
tidak pernah lebih dari 1. Sebelum angka reproduksi di angka 0,92, tapi
sekarang di angka 0,82.
Hanya saja terdapat kenaikan angka kematian
dalam satu bulan terakhir. Dari yang sebelumnya tercatat 64 orang di 11 Oktober
2020, menjadi 95 orang pada 10 November 2020. Hal itu dikarenakan faktor usia
dan penyakit bawaan.
“Setelah kita konfirmasi, yang
paling dominan itu faktor usia. Dari faktor usia itu, sekitar 72-73 persen ada
penyakit penyerta. Paling tinggi adalah diabetes. Ini dari perspektif
kesehatan,” ujarnya.
Lebih lanjut Ema Sumarna
mengatakan, Pemkot Bandung saat ini tengah berupaya untuk menambah fasilitas
layanan perawatan, sebagai langkah antisipasi karena Pemkot Bandung masih
gencar melaksanakan pelacakan.
Saat ini, Pemkot Bandung telah
melaksanakan 43.325 rapid test dan 40.953 tes usap atau swabtest.
“Sekarang kita sedang mencari
mitra tambahan untuk membuat dalam bentuk kontainer lab nanti akan ada
fasilitas tambahan, untuk menjadi tempat alternatif agar tidak semua bertumpuk
ke BSL-2,” ujarnya.
Hal itu berpengaruh pada tingkat
ketersediaan tempat tidur di rumah sakit sudah memasuki perhitungan standar
maksimal. Saat ini tingkat keterisian tempat tidur atau ruang perawatan di
rumah sakit berada di angka 76 persen. Memang sich, belum over capacity, tapi
sudah kategori maksimal digunakan.
Untuk di RSKIA yang awalnya untuk OTG sekarang untuk
yang bergejala. Untuk OTG, kita sudah punya dua hotel/ Sekarang kami sedang
mempersiapkan ada satu hotel untuk menampung masyarakat. Walau pun sangat tidak
kita harapkan,” imbuhnya.
Ema juga sudah mengimbau Tim
Gugus Tugas Covid-19 di tingkat kecamatan untuk menyiapkan satu tempat khusus
sebagai tempat isolasi termasuk juga ditingkat kelurahan, tandasanya
(dbs/sein).