BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengajak seluruh komponen di Kota Bandung
menciptakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan penurunan stunting.
Partisipasi masyarakat dan kolaborasi merupakan kata kunci keberhasilan
mencapai Open Defecation Free (ODF) 100 Persen dan juga penurunan angka
stunting.Wali kota Bandung, Oded M Danial ajak seluruh komponen masyarakat untuk menciptakan
STBM dan penurunan stunting (foto :humas)
"Berbicara STBM terkait
sanitasi ODF 100 persen dan juga upaya menekan angka stunting, maka
sesungguhnya kita harus terus mengajak seluruh komponen masyarakat Kota Bandung
dimulai dari Keluarga, masyarakat," kata Oded saat membuka Gebyar STBM,
Stunting, dan Puncak Hari Kesehatan Nasional ke-56 Tingkat Kota Bandung di
Hotel Grand Pasundan, Senin (30/11-2020).
Wali kota menyampaikan,
pemerintah bertugas mengedukasi masyarakat melalui dinas dan instansi terkait.
Itu berkolaborasi dengan aparat kewilayahan agar dapat mencapai seluruh wilayah
di Kota Bandung.
"Alhamdulillah, kita sudah
banyak berkolaborasi antar atau lintas OPD. Bahkan lintas vertikal dengan
Dansektor 22 (Satgas Citarum Harum). Bersama-sama kita terus melakukan upaya
mengajak dan membimbing masyarakat," katanya.
"Ke depan saya titip pesan
bahwa kata kunci pembangunan adalah, harus bersama-sama mengedukasi masyarakat.
Jika sudah teredukasi maka ada kesepahaman dan kesadaran yang sama. Sehingga
apa pun program kita dapat dilakukan di masyarakat, terlebih urusan stunting
dan STBM ini," tambahnya.
Wali kota menyampaikan bahwa APBD
Kota Bandung dapat diberikan hanya sebagai stimulus dalam melaksanakan program
di masyarakat. "Terpenting bagaimana mencetak masyarakat agar mainsetnya
menjadi masyarakat yang punya peradaban. Ujungnya apabila stunting dan STBM di
Kota Bandung selesai, bisa jadi indikator bahwa masyarakat Kita Bandung mampu
menjadi kontributor peradaban dunia," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas
Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita mengatakan Gebyar STBM Stunting bertujuan
menyosialisasikan kepada seluruh komunitas masyarakat, wilayah, dan perangkat
daerah agar dapat membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Dalam gebyar ini tentunya
kami juga ingin menyampaikan apresiasi kepada Kewilayahan yang sudah berjuang
secara penuh. Sehingga mencapai target ODF 100 persen sesuai komitmen
bersama," katanya.
Pada tahun 2019, Kota Bandung
menargetkan ODF 100 persen di tahun 2020. Tapi karena datangnya pandemi
Covid-19, target tersebut tidak dapat tercapai.Oded membuka Gebyar STBM, Stunting, dan Puncak HKN ke-56 Tingkat Kota Bandung
(foto: humas)
"Kita tidak boleh berputus
asa. Semoga tercapai Tahun 2021 dengan komitmen bersama," katanya.
Pada acara ini, kewilayahan
memperoleh Piagam Pelangi dengan pencapaian progres akses sanitasi dengan
tingkatan merah 0-35 persen, kuning 36-70 persen, hijau 71-99,9 persen, dan
gold 100 persen.
Sedangkan akses sanitasi Kota
Bandung per 27 November 2020 adalah, 68,93 persen dengan progress peningkatan
akses sanitasi selama satu tahun sebanyak 5 persen. Saat ini wilayah yang telah
mencapai ODF 100 persen sebanyak 17 kelurahan dan 2 kecamatan.
Menurut Rita, terjadi peningkatan
yang cukup signifikan kelurahan yang ODF 100 persen. Pada 2019 hanya tujuh
kelurahan, tapi tahun ini mencapai 17 kelurahan dan 2 kecamatan, yaitu
Kecamatan Gedebage dan Kecamatan Rancasari.
"Ini tidak terlepas dari
dorongan dan semangat dari Umi (Siti Muntamah Oded) sebagai Ketua Forum Bandung
Sehat yang telah banyak membantu. Kami pun menyampaikan piagam pelangi dengan
berbagai tingkatan bukan untuk penilaian, tapi untuk memacu semangat
teman-teman kewilayahan," katanya.
Rita berharap, dengan hasil
tersebut, semangat di kewilayahan lain tetap timbul untuk mendorong upaya akses
sanitasi yang baik di wilayahnya masing-masing. Terutama yang sedikit lagi
mencapai 100 persen didorong semaksimal mungkin.
"Kita tidak boleh lengah
karena tantangan masih berat. Di tahun 2030 harus mencapai universal access
artinya seluruh KK harus memiliki akses sanitasi dengan baik dan 100 persen
tidak buang air besar sembarangan dan pembuangan akhir tidak ke selokan atau
sungai," katanya. (hms/red)