BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi
Daerah Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja yang juga Sekretaris Daerah Jabar menyampaikan
perkembangan penanganan COVID-19 di Jabar.Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar
Setiawan Wangsaatmaja memimpin rapat koordinasi di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung.
Dari data periode 2-8 November 2020, terdapat
tiga daerah Zona Merah (Risiko Tinggi) di Jabar.
"Zona Risiko Tinggi minggu
ini di Jawa Barat ada tiga kabupaten/kota, yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi,
dan Kabupaten Karawang," kata Setiawan saat konferensi pers usai memimpin
rapat koordinasi di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (9/11/2020).
Untuk Zona Oranye (Risiko Sedang)
ada 17 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi, Bandung, Tasikmalaya,
Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Subang, Purwakarta, Bandung Barat,
Pangandaran, serta Kota Bogor, Bandung, Cirebon, Depok, dan Cimahi.
Sementara untuk Zona Kuning
(Risiko Rendah) ada tujuh kabupaten/kota yaitu Kabupaten Cianjur, Garut,
Sumedang, Indramayu, serta Kota Sukabumi, Tasikmalaya, dan Banjar.
Terkait masih ada zona merah dan
oranye, Tim Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 Jabar, akan terus perlu upaya bersama untuk bisa menekan (level
kewaspadaan). Namun Jabar pun bisa meningkatkan dari Risiko Sedang menjadi
Risiko Rendah cukup banyak. Semoga kami bisa terus meningkatkan cakupan dari
Risiko Rendah ini, harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Setiawan
juga menyampaikan enam kategori KPI (Key Performance Indicators) alias rapor
yang diberikan kepada Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 masing-masing
daerah di Jabar, yakni test, trace, treatment, prevention, governance, dan
results.
Untuk kategori test, daerah
terbaik antara lain Kota Bekasi, Kota Cirebon, dan Kota Bogor. Dasar
perhitungan dari variabel kategori ini di antaranya 1.000 tes metode Polymerase
Chain Reaction (PCR) per 1 juta penduduk per minggu dan 80 persen fasilitas pelayanan
kesehatan mampu melakukan pengambilan spesimen swab test.
Lebih lanjut Setiawan mengatakan,
tingkat kesembuhan (case recovery rate)
di Jabar naik dalam dua pekan terakhir. Merujuk data Dinas Kesehatan Jabar,
tingkat kesembuhan Jabar per 8 November 2020 adalah 73,0 persen. Sementara
tingkat kematian (case fatality rate) Jabar per 8 November 2020 adalah 1,90
persen.Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar
Setiawan Wangsaatmaja memberikan keterangan Pers terkait perkembangan penangan covid-19
"Kami saat ini tengah
melakukan konfirmasi terhadap data-data (tingkat kesembuhan tiap daerah). Jadi
apakah data ini sudah semuanya, karena kami yakin sebetulnya tingkat kesembuhan
di Jawa Barat ini seharusnya lebih dari data yang saat ini kami dapatkan,"
ucap Setiawan.
Untuk Angka Reproduksi Efektif
(Rt) per 6 November 2020, Setiawan mengatakan Jabar berada di angka 1,25 dengan
rata-rata periode 24 Oktober hingga 6 November 2020 adalah 0,88.
Terkait swab test metode PCR di
Jabar, telah dilakukan 564.007 tes berdasarkan data Pusat Informasi dan
Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar) per Senin (9/11) pukul 14:00 WIB.
Setiawan menegaskan, Jabar juga
terus berupaya meningkatkan kapasitas testing metode PCR setiap minggunya.
"Sehingga kami bisa memastikan bahwa Jabar ini risikonya seperti
apa," ujarnya.
Ketua Pelaksana Komite Kebijakan
Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar Setiawan
Wangsaatmaja memimpin rapat koordinasi di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung.
(hms/sein).