BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Sejak merebaknya Pandemi Covid-19, bulan Maret 2020 lalu, sektor
Kepariwisataan mengalami guncangan luar
biasa, bahkan entah sudah berapa banyak perusahaan yang bergerak di sektor
Kepariwisataan tumbang dan gulung tikar, termasuk juga perusahaan yang bergerak
di bidang Pemandu Wisata (Tour Guide).Edy Cahyadi Saputra pengemudi motor ojol sebelum bekerja sebagai pemandu wisata ( foto: husein)
Menurut Edi Cahyadi Saputra (38), dirinya bekerja di perusahaan perjalanan
wisata yang cukup terkenal di Kota Bandung sebagai Pemandu Wisata. Namun karena
perusahaan terdampak Covid-19, tidak ada
order dari calon wisatawan, kini aku
terpaksa alih profesi dari pemandu wisata menjadi pekerja Ojek Online (Ojol).
Edy menceritakan pengalamannya kepada faktabandungraya.com, Selasa (15/12-2020), bahwa dia sudah bekerja di perusahaan yang bergerak dibidang jasa
kepariwisataan (Tour and Trevel) sejak tahun 2004 lalu hingga bulan April 2020
dirinya terpaksa di rumahkan/ PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja.
Selama bekerja sebagai Pemandu
Wisata, Edy Cahyadi Saputra yang akrab di sapa Kang Ecas, sudah menjelajah
kemana-mana, bahkan hampir 80 persen objek wisata/ destinasi wisata di
Indonesia sudah dia datangi bersama wisatawan, baik wisatawan lokal, nusantara
maupun manca negara. Bahkan Edy juga beberapa kali diberi kepercayaan oleh
perusahaannya untuk memandu wisatawan asal Bandung ke Singapura, Malaysia,
Hongkong, Koresel, Thailand, Australia, Brunai Darusalam.
Namun, sejak merebaknya virus
corona (Covid-19) kita yang bergerak di sektor pariwisata mengalami guncangan
luar biasa, karena sektor pariwisata itu berkaitan dengan lalu lintas orang.
Semua orang termasuk kita takut dan khawatir
untuk melakukan perjalanan wisata.
Berhubung perusahaan tidak dapat order wisata, sehingga
terpaksa perusahaan melakukan
pengurangan karyawan secara besar-besaran. Bahasanya sich, dirumahkan sampai
suatu saat kalau pendemi covid-19 sudah hilang, akan dipanggil kembali, ujar
Edy Cahyadi alumni PTS di Bandung
jurusan Pemandu Wisata ini yang menguasai tiga bahasa asing, yaitu
Inggris, Mandarin, dan Korsel ini.
Lebih lanjut bapak 3 anak ini
menuturkan, bahwa sejak dirumahkan, dirinya bingung mau bekerja dimana,
sementara kebutuhan keluarga untuk makan
dan minum harus tetap dipenuhi sebagai kepala keluarga.
Saat ditanya, sekarang tinggal
dirumah mertua indah atau masih mengontrak ?... , terus terang pak, sewaktu
saya bekerja di perusahaan tour trevel, saya dan keluarga mengontrak rumah,
bayarnya bulanan sebesar Rp.1,5juta per bulan. Namun, sekarang terpaksa tinggal
di rumah mertua indah, karena tidak ada pemasukan buat bayar kontrakan rumah.
Tinggal dengan mertua, ada enak
dan tidaknya. Enaknya tidak perlu
mikirkan biaya kontrakan rumah, tetapi tidak enaknya, masak anak-anak kita juga
makan dari mertua. Untuk itu, akhirnya saya
putuskan untuk mencari pekerjaan yang menghasilkan uang halal. Maka saya
melamar ke perusahaan ojek online, dan alhamdulillah keterima.
“Mulai awal bulan Juni hingga
sekarang masih bekerja sebagai driver motor ojol”, ujar Edy.
Ditengah pandemi Covid-19, apakah
anda tidak khawatir terpapar covid-19 dari penumpang ?... Ya, khawatir sich
pak. Tetapi sesuai arahan dan himbauan pemerintah
untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 3M. Pengemudi motor Ojol sedang membersihkan protectbody ( foto : istimewa)
Untuk menghilangkan rasa
kekhawatiran, saat membawa penumpang saya selalu mengenakan protectbody (Partisi
plastik untuk melindungi pengemudi dan penumpang). Bahkan selaku draver saya
selalu memakai Masker, sarung tangan, hand sanitizer dan mencuci tangan dengan
sabun. Selian itu, secara berkala saya
juga menyemprotkan desinfektan ke motor, dan pelindung partisi plastik (protectbody)
termasuk Helm untuk penumpang.
Apakah, penghasilan dari pengemudi
Ojol mencukupi untuk kebutuhan keluarga ?... Ya, dicukup-cukupi aja pak, karena
penghasilan dari ngojol tidak tentu. Kadang rame orderan penumpang tapi
seringnya orderan sepi. Apalagi kini, kota Bandung kembali masuk zona
merah.
Sebagai pengemudi ojol, saya
tidak hanya mengandalkan orderan penumpang, tetapi juga orderan makanan (food)
dan pengirimanan barang.
Lantas mulai dari jam berapa
keluar rumah dan sampai jam berapa baru
pulang kerumah ?.. Edy mengungkapkan bahwa dirinya tidak tentu keluar rumah jam
berapa tetapi seringnya setelah shalat Subuh. Dan untuk mengirit biaya makan, saya sering
makan siang pulang kerumah sekalian istirahat sebentar untuk shalat Zhuhur,
setelah itu keluar, ngoder lagi sampai Magrib.
Magrib pulang kerumah, mandi dan
shalat Magrib terus makan bersama keluarga, setelah shalat Isya’ keluar rumah
lagi, ngoder sampai sekitar jam 22.
Apa himbauan anda kepada
masyarakat agar pandemi covid-19 cepat berakhir
dan perekonomian jalan seperti sebelum datangnya covid-19 ?...
“Ya, saya menghimbau dan mengajak
kepada seluruh masyarakat, dimanapun berada, dalam beraktifitas keluar rumah
ikuti dan dispilin dalam penerapan protokol kesehatan 3M dan 1 T (Memakai
masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan dan Tidak berkerumun)”, himbau Edy.
“Ayo kita sama-sama merubah
prilaku dengan adaptasi kebiasaan baru (AKB) dengan pola hidup bersih dan sehat:,
ajaknya. (husein).