|
Kepala Staf Kepresidenan Jend TNI (purn) Moeldoko didampingi Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmaja dan Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jabar Daud Ahmad ( foto :humas). |
BANDUNG, Faktabandungraya.com, -- Gubernur
Jawa Barat (Jabar) Ridwan menerima kunjungan kerja Kepala Staf Kepresidenan
(KSP), Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat
(4/12/2020).
Dihadapan KSP
Moeldoko, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyampaikan usulannya terkait pemberian
vaksin covid-19 dengan memanfaatkan gedung-gedung besar seperti gedung
pertemuan, ruang serba guna, dan GOR bulu tangkis. Usulan penggunaan gedung besar, guna
meminimalisir antrean panjang atau kerumunan masyarakat di puskesmas.
Bahwa jumlah
puskesmas yang ada tidak akan memadai, kemudian satu orang (estimasi proses
pemberian vaksin selama) 45 menit juga akan membuat antrean terlalu besar
sehingga mohon dibuat sebuah aturan yang lebih realistis," ujar Kang Emil –sapaan
Ridwan Kamil saat konferensi pers usai pertemuan dengan Kepala Staf
Kepresidenan di Gedung Pakuan, Jumat (4/12-2020).
Kang Emil juga mengatakan,
bahwa dalam pertemuan dengan pak Moeldoko, juga dibahas terkait pemulihan
ekonomi hingga kesiapan dan kondusivitas pemerintah pusat dan daerah dalam
penanganan COVID-19 di Jabar, termasuk juga soal penyempurnaan data kasus.
Selain itu, Kang
Emil menjelaskan bahwa pertemuan dengan Kepala Staf Kepresidenan juga membahas
terkait pentingnya komunikasi publik oleh tokoh masyarakat terkait vaksin.
Kang Emil pun
berharap agar para tokoh masyarakat dan tokoh agama bisa memberikan edukasi
atau meneruskan informasi terkait vaksinasi.
“Beliau (Moeldoko)
pun tadi bertemu dengan Aa Gym, itu bisa menguatkan keyakinan kepada masyarakat
jika tokoh ulamanya mengikuti vaksinasi,” ujarnya.
Terakhir, Kang Emil
melaporkan kesiapan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar jelang Pilkada
Serentak pada 9 Desember 2020.
"Semua
protokol kesehatan dan prosedur mengurangi antrean dan durasi datang di satu
tempat sudah kami siapkan, termasuk inovasi e-rekapitulasi, menghitung suara
tanpa berlama-lama, akan diinovasikan oleh KPU Jabar,” ujar Kang Emil.
|
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menerima kunker KSP Moeldoko di Gedung Pakuan-Bandung (foto: humas). |
Sementara itu,
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan bahwa kunjungan kerjanya ke Jabar
adalah untuk berkomunikasi dan berkonsultasi secara langsung dengan gubernur
terkait penanganan COVID-19 dan vaksinasi.
"Pada dasarnya
penanganan COVID-19 di Jabar berjalan dengan baik. Antisipasi gubernur (Jabar)
sudah memadai, kendali operasi juga berjalan baik dan efektif. Namun, COVID-19
masih menjadi ancaman. Kenyataannya secara nasional ada kenaikan, jadi kita
dituntut bekerja lebih," kata Moeldoko.
"Tadi juga
saya diskusi dengan Pak Gubernur Jabar, kira-kira bagaimana implementasi saat
vaksin datang. Ada beberapa catatan, lama vaksinasi, menunggu setelah disuntik,
hingga kapasitas puskesmas. Ini akan dikalkulasi dengan baik," tegasnya.
Moeldoko pun
menyoroti pentingnya melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam
sosialisasi vaksinasi.
"Bahkan (tokoh
agama/masyarakat) bisa menjadi model pada saat vaksin pertama kali, sehingga
ini memberikan keyakinan dan kepastian kepada masyarakat tentang vaksin itu
sendiri,” kata Moeldoko.
"Satu
penekanan dari Presiden agar kepala daerah lebih mengendalikan urusan COVID-19
ini lebih kencang lagi. Kendali kepala daerah perlu ditingkatkan, dan saya
yakin Pak Gubernur (Jabar) sudah bisa menjalankan dengan baik," tutupnya.
Adapun usulan
menggunakan gedung besar untuk proses pemberian vaksin telah disampaikan
langsung oleh Kang Emil saat mendampingi Wapres RI Ma'ruf Amin dan Menkes RI
Terawan Agus Putranto dalam agenda peninjauan pemberian vaksin COVID-19 di
Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis, 19 November 2020, lalu.
Untuk diketahui,
sebelumnya Kang Emil juga telah memantau langsung simulasi sistem pemberian vaksin
COVID-19 yang digelar Pemda Provinsi Jabar di Puskesmas Poned Tapos, Kota
Depok, Kamis, 22 Oktober 2020, lalu.
Simulasi merupakan
respons cepat terhadap pembelian vaksin oleh pemerintah pusat. Saat itu, Kang
Emil mengikuti semua rangkaian simulasi. Mulai dari screening, cuci tangan,
pemeriksaan administrasi, pemeriksaan kesehatan, proses penyuntikan, sampai
menunggu 30 menit untuk melihat reaksi vaksin.
Dari simulasi
tersebut, Pemda Provinsi Jabar juga fokus meningkatkan kesiapan storage vaksin
(kulkas/alat pendingin) serta tenaga kesehatan maupun penyuntik vaksin.tandasnya.(hms/sein).