Klik
CIMENYAN, faktabandungraya.com,--- Politisi senior yang juga sebagai tokoh budaya Jawa Barat, Eka Santosa menilai secara garis besar tak ada sesuatu yang mengejutkan atas hasil perolehan suara versi itung cepat Pilkada di 8 wilayah Jawa Barat. Hal itu diungkapkannya sehari setelah pelaksanaan pencoblosan, Kamis (10/12/2020).
Menurutnya, terdapat Enam (6) daerah dimenangkan oleh Petahana dan dua (2) daerah dimenangkan oleh Paslon yang terdapat kalangan artis. “Kabupaten Bandung sendiri pemenangnya, sejatinya DS (Dadang Supriatna) adalah kader Golkar," ujarnya.
Namun dirinya menyebut sesuai prediksinya bahwa fakta yang terjadi, partai pemenang legislatif tidak sejalan dengan kinerja mesin partai pengusung Calon kepala daerah. Dirinya memberikan salahsatu contoh yakni partai Gerindra, di mana Partai Gerindra yang notabene adalah pemenang pemilu legislatif di Jabar, ternyata tidak mampu berbuat banyak untuk meloloskan kadernya atau yang mereka usung, katanya.
“Partai Gerindra di Tasikmalaya tidak mampu memenangkan konstelasi politik lima tahunan. Sayang sekali, tidak mampu memanfaatkan kepercayaan rakyat padahal mereka berjaya di pemilu lalu,”
Masih kata Eka, justru fakta berbeda dialami oleh PKS, walaupun mereka tidak memiliki kader yang diusung, namun, andil PKS sangat besar terhadap pemenang Pilkada hal tersebut disebabkan pemilih PKS memiliki militansi yang tinggi dan baik. "Ini yang membuat mereka berjaya di Pilkada Jabar kali ini,” nilainya.
Sementara itu Golkar sesuai prediksi minimal berjaya di dua daerah yakni Sukabumi dan Cianjur, Golkar berperanan dalam kemenangan Herman Suherman dan TB Mulyana Syahrudin.
Untuk kinerja mesin partai PDIP, menurut saya menunjukan jati dirinya yang struggle dan saya melihat adanya militansi yang kuat dari kader PDIP, khusus untuk Pilkada Kabupaten Bandung, di mana kehadiran Yena Iskandar Masoem. “Ini bagian dari pembelajaran, anggaplah ini sebagai kemenangan yang tertunda," ucapnya.
Untuk Demokrat sendiri menurut Eka, dapat kita lihat Karawang mereka menang secara signifikan. “Kita tahu Partai Demokrat pada tahun 2004 dan 2009 pernah merajai partai politik di Jabar, paparnya.
Intinya, masih kata Eka pada Pilkada tahun 2020 ini di Jabar faktor ketokohan atau kekuatan figur dari Paslon sangatlah berperanan dalam menentukan kemenangan," pungkasnya. (Cuy)
Hasil yang sedikit membuat kejutan adalah Pilkada di Tasikmalaya, "memang mengejutkan bagi kita, pertama, ternyata dugaan (kinerja) Gerindra meleset bahkan di posisi nomor 3. Yang kedua, kehadiran Bung Iwan yang notabene birokrat yang diusung partai Golkar. Yang saya tidak kaget adalah melihat petahana ya, kembali lagi ke asumsi kita bahwa pilkada dalam situasi covid ini memberikan keuntungan petahana," ungkapnya.
Menurutnya, terdapat Enam (6) daerah dimenangkan oleh Petahana dan dua (2) daerah dimenangkan oleh Paslon yang terdapat kalangan artis. “Kabupaten Bandung sendiri pemenangnya, sejatinya DS (Dadang Supriatna) adalah kader Golkar," ujarnya.
Namun dirinya menyebut sesuai prediksinya bahwa fakta yang terjadi, partai pemenang legislatif tidak sejalan dengan kinerja mesin partai pengusung Calon kepala daerah. Dirinya memberikan salahsatu contoh yakni partai Gerindra, di mana Partai Gerindra yang notabene adalah pemenang pemilu legislatif di Jabar, ternyata tidak mampu berbuat banyak untuk meloloskan kadernya atau yang mereka usung, katanya.
“Partai Gerindra di Tasikmalaya tidak mampu memenangkan konstelasi politik lima tahunan. Sayang sekali, tidak mampu memanfaatkan kepercayaan rakyat padahal mereka berjaya di pemilu lalu,”
Masih kata Eka, justru fakta berbeda dialami oleh PKS, walaupun mereka tidak memiliki kader yang diusung, namun, andil PKS sangat besar terhadap pemenang Pilkada hal tersebut disebabkan pemilih PKS memiliki militansi yang tinggi dan baik. "Ini yang membuat mereka berjaya di Pilkada Jabar kali ini,” nilainya.
Sementara itu Golkar sesuai prediksi minimal berjaya di dua daerah yakni Sukabumi dan Cianjur, Golkar berperanan dalam kemenangan Herman Suherman dan TB Mulyana Syahrudin.
Untuk kinerja mesin partai PDIP, menurut saya menunjukan jati dirinya yang struggle dan saya melihat adanya militansi yang kuat dari kader PDIP, khusus untuk Pilkada Kabupaten Bandung, di mana kehadiran Yena Iskandar Masoem. “Ini bagian dari pembelajaran, anggaplah ini sebagai kemenangan yang tertunda," ucapnya.
Untuk Demokrat sendiri menurut Eka, dapat kita lihat Karawang mereka menang secara signifikan. “Kita tahu Partai Demokrat pada tahun 2004 dan 2009 pernah merajai partai politik di Jabar, paparnya.
Intinya, masih kata Eka pada Pilkada tahun 2020 ini di Jabar faktor ketokohan atau kekuatan figur dari Paslon sangatlah berperanan dalam menentukan kemenangan," pungkasnya. (Cuy)