BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Berdasarkan letak geografi, provinsi Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki
potensi tingkat kebencanaan alam
tertinggi di Indonesia. Bencana alam tersebut seperti angin puting
beliung,tanah longsor ,kebakaran hutan, banjir
dan lain-lain.Personil TNI mengavakuasi warga Karawang lanjut usia yg rumahnya terendam banjir (foto; istimewa)
Sejak tiga bulan belakangan ini,
seluruh kabupaten kota di Jabar tingkat intensitas hujan semakin meningkat,
untuk itu, harus diantisipasi bencana
alama berupa banjir bandang, tanah longsor dan anging puting beliung.
Untuk itu, anggota Komisi IV DPRD
Jabar, Hj.Iis Turniasih meminta seluruh unsur harus bersinergi dalam
mengantisipasi adanya bencana alam. Dia menjelaskan bahwa sinergi antar dinas
terkait, dalam penanganan bencana alam itu perlu, tegas politisi perempuan PDIP
Jabar ini.
Dikatakan, musibah bencana alam
berupa banjir bandang dan tanah longsor di saat musim hujan, tentunya tidak
terlepas dari dampak kerusakan lingkungan. Untuk itu, guna mengantisipasi dan meminimalisir terjadi
korban jiwa, maka koordinasi dan sinergitas antar instansi terkait baik
vertikal maupun horisontal harus ditingkatkan, sehingga bila sewaktu-waktu
terjadi bencana alam sudah tahu siapa berbuat apa, ujarnya.
Iis menambahkan, sinergitas antar instansi terkait sangat
penting dalam penanganan percepatan penanggulangan banjir dan tanah. “Sinergis antar dinas harus jalan, agar
penanganan penanggulangan bencana alam, bisa dikerjakan sesuai leading sektor
nya,” tutur wakil rakyat daerah pemilihan( dapil) Jabar X Kabupaten
Purwakarta-Karawang ini.
Adapun terkait beberapa wilayah
Kabupaten Karawang yang menjadi langganan banjir setiap musim hujan, Iis
membenarkan, bahwa Karawang itu memang daerah banjir, salah satunya disebabkan
oleh sodetan Sungai Cibeet yang luar biasa berdampak ke masalah lingkungan.
Untuk itu, dimusim hujan di akhir
tahun ini, harus benar-benar diantisipasi dan tingkatkan kewaspadaan, agar
peristiwa banjir bandang di Purwakarta dan Karawang beberapa bulan lalu tidak terualang kembali,
kata Hj Iis Turniasih saat dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu (13/12-2020).
Dikatakan, ada beberapa sebab
terjadinya banjir bandang di Kawarang dan Purwakrta kala itu, diantaranya,
meluapnya sungai Sungai Cilamaya dan
Sungai Kecepet yang ada di Karawang. Dan meluapnya Sungai Cimunjul yang ada di
Purwakarta.
Disamping meluapnya sungai
sungai, tentunya tidak terlepas dari kerusakan lingkungan disekitar Gunung
Sanggabuana yang semakin gundul . Sehingga bila hujan turun cukup lebat, air
hujan tidak terserap kedalam tanah karena pohon –pohon dikaki gunung sudah
gundul.DPD PDIP Jabar berikan bantuan korban banjir bandang Karawang ( foto; istimewa)
Selain itu, tentunya tidak
terlapas dari ulah masyarakat yang membuang sampah sembarangan sehingga aliran
air tersumbat. Ditambah lagi, banyaknya bangunan liar berdiri di bantaran
sungai, ujarnya.
Menurut Iis Turniasih, banyak
cara dalam mengantisipasi bencana alam
longsor dan banjir bandang di Kabupaten Purwakarta dan Karawang, diantaranya
dengan cara penanaman pohon, penghijauan di sejumlah resapan air serta mencegah
terjadinya pengrusakan hutan.
Selain itu, diperlukan juga
memberikan edukasi kepada masyarakat, agar tidak terus-terusan merusak
lingkungan dan hutan. Membersihkan saluran pembuangan air dari sumbatan
sampah-sampah. Serta melakukan pengerukan sedimentasi sungai dan membebaskan
rumah-rumah/ bangunan yang berdiri di disepanjang bantaran sungai, tandasnya.
(adikaraya/ husein).