BANDUNG,
Faktabandugraya.com,--- Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat telah menerima surat pemberitahuan dari Dinas
Kabupaten/Kota terkait rencana pembelajaran semester genap tahun ajaran
2020-2021. Dari 27 Kab/kota se Jabar,
baru 12 Kab/kota yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka, sedangkan 15
daerah lagi tetap menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari
rumah (BDR).Kadisdik Jabar dedi Supandi didampingi Sekdis Wahyu Mijaya dan
Kabid PMA Yessa saat konprensi pers di aula Dewi Sartika Disdik Jabar
( Foto :husein)
Kepala Dinas Pendidikan Jabar,
Dedi Supandi mengatakan, ke 12 kab/kota
yang akan melaksanakan Pembelajaran tatap Muka bisa dilakukan secara bertahap dengan prinsip
sukarela, tidak wajib dan diterapkan secara parsial.
Bagi Daerah yang akan
melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka,
sudah melalui beberapa persiapan dan tahapan yang telah dilakukan oleh pihak
sekolah, Seperti, verifikasi di level pengawas dan kantor cabang dinas (KCD),
dan ada surat rekomendasi serta izin
(pembelajaran tatap muka) dari Kepala Daerah (Bupati/wali kota) sebagai Ketua
Satgas Covid-19 di tingkat kabupaten/kota.
Hal ini dikatakan Kadisdik Jabar
Dedi Supandi didamping Sekdis Wahyu Mijaya dan Kabid PMA Yessa Sarwendi dalam
acara konferensi pers yang berlangsung di Aula Dewi Sartika Disdik Jabar, Jl.
Dr. Radjiman No. 6, Kota Bandung, Senin (04/01/2020).
Sedangkan Kabupaten/kota yang mana sekolah masih menerapkan PJJ atau
BDR yaitu bagi sekolah yang memiliki akses internet memadai, Tujuannya demi
keamanan siswa, guru, tenaga kependidikan dan keluarganya, di masa pandemi
covid-19 yang masih belum mereda.
Lebioh lanjut Dedi Supandi
mengatakan, berdasarkan survei melalui Dapodik,
ada 1.743 sekolah (34,89%) sekolah yang siap melakukan pembelajaran tatap muka.
Namun, itu hanya dalam tahap pertama, yakni kesiapan sekolah.
Adapun, rinciannya sebagai
berikut: SMA ada 12,13 persen, untuk SMK
ada 21,32 persen dan SLB 1,44% dari jumlah total sekolah yang mengajukan. Ini
baru sekolah yang mengajukan kesiapannya melalui sistem kami," terangnya.
Dedi mengungkapkan, bahwa berdasarkan
laporan Disdik kabupaten/kota di Jabar, baru ada 12 kota/kabupaten (Kokab) yang
siap melakukan pembelajaran tatap muka secara parsial --disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan perkembangan Covid-19 di wilayah tersebut.
Beberapa diantara Kokab tersebut
adalah, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Purwakarta, dan
Kabupaten Garut.
"Parsial itu misalnya, di
satu kabupaten ada kecamatan yang harus tatap muka, tapi ada juga yag belum
diizinkan tatap muka," jelasnya.
Sedangkan 15 kokab lainnya,
tambah Kadisdik Dedi, menetapkan melanjutkan pola belajar dari rumah (BDR).
Antara lain, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kota
Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kabupaten Bekasi.
Kadisdik Jabar dedi Supandi didampingi Sekdis Wahyu Mijaya dan Kabid PMA Yessa saat konprensi pers di aula Dewi Sartika Disdik Jabar ( Foto :husein) |
Saat ditanya, langkah apa saja yang telah disiapkan pihak Disdik Jabar
terkait pembelajaran untuk semester genap yang akan dimulai pada Senin, 11 Januari
2021, mendatang, Dedi menjelaskan bahwa pihaknya ( Disdik Jabar-red) sudah meluncurkan
Kurikulum Masagi.
Kurikulum Masagi yakni implementasi kurikulum nasional berbasis
karakter dan based learning dengan kearifan lokal Jawa Barat. Jadi Kurikulum Masagi memberikan fleksibilitas
antara kurikulum nasional dan daerah.
“Fleksibilitas tersebut juga akan
memudahkan pembelajaran di masa adaptasi kebiasaan baru saat ini,” tandasnya.
(husein).