Gubernur jabar Ridwan Kamil memberikan keterangan pers terkait penerimaan vaksin dan rencana pelaksanaan vaksinasi covid-19 ( foto : humas) |
Gubernur Jabar Ridwan Kamil
menjelaskan, penyuntikan terdiri dari dua dosis karena vaksin COVID-19 berasal
dari virus yang dimatikan. Adapun prioritas target sasaran di Tahap I adalah
tenaga kesehatan (nakes) dan SDM lainnya di fasilitas pelayanan kesehatan
(fasyankes).
"Tahap I karena satu orang
dua dosis, maka kurang lebih 44 ribu nakes yang akan dipilih untuk dua kali
penyuntikan di minggu ketiga bulan Januari ini," ucap Kang Emil --sapaan
Ridwan Kamil-- saat konferensi pers usai memimpin rapat koordinasi Komite
Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar di
Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (5/1/2021).
Berdasarkan data Satuan Tugas
(Satgas) Penanganan COVID-19 Jabar, terdapat total 161.242 sasaran nakes di 27
kabupaten/kota se-Jabar untuk vaksinasi. Jumlah bisa meningkat dengan
penambahan daftar SDM lain di fasyankes.
Pemerintah Daerah (Pemda)
Provinsi Jabar sendiri proaktif membantu dan memberikan dukungan kepada
kabupaten/kota terkait rencana vaksinasi COVID-19 ini, termasuk untuk
meningkatkan kapasitas vaksinasi.
Selain itu, Kang Emil
menjelaskan, pekan ini pihaknya mendorong simulasi pemberian vaksin di setiap
kabupaten/kota agar setiap daerah siap memulai proses pemberian vaksin pada 14
Januari 2021 sesuai rencana pemerintah pusat.
"Kami sedang menyimulasikan,
memerintahkan kepada seluruh bupati/wali kota, agar minggu ini simulasi vaksin
COVID di wilayah masing-masing. (Kota) Depok sudah oleh saya, (Kota) Bogor
sudah oleh Pak Presiden, Kabupaten Bekasi sudah oleh Pak Wapres, sisanya akan
dilakukan oleh bupati/wali kota masing-masing," ujar Kang Emil.
Pemda Provinsi Jabar pun terus
meningkatkan kesiapan SDM dan logistik. Dari data Satgas Penanganan COVID-19
Jabar, terdapat 1.094 puskesmas sudah terlatih, 27 wakil supervisor
kabupaten/kota sudah terlatih, 67 rumah sakit umum di 27 kabupaten/kota sudah terlatih,
18 RS TNI, Polri, BUMN, sudah terlatih, serta tambahan 46 cold chain TCW 3000.
Saat ini, logistik pendukung
vaksin COVID-19 mencakup APD set, rompi vaksinator, serta logistik alat
kesehatan lainnya sedang dalam tahap distribusi ke 27 kabupaten/kota se-Jabar.
Per 31 Desember 2020 pun, seluruh daerah di Jabar telah memiliki Vaccine
Refrigerator TCW 3000 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Terkait vaksinasi, Kang Emil pun
menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat untuk menjelaskan skala
prioritas penerima vaksin di Tahap I maupun seterusnya maupun mengenai tujuan
menuju herd immunity.
"(Warga) diedukasi, kenapa
tidak semua disuntik. Ilmiahnya, yang divaksin akan melindungi yang tidak
(divaksin), tapi bagaimana bahasa itu bisa disampaikan kepada ibu-ibu hingga
anak-anak," tutur Kang Emil.
Selain itu, Kang Emil mengusulkan
agar jadwal vaksinasi di Indonesia termasuk Jabar bisa dipersingkat. Caranya,
dengan mengurangi durasi pemberian vaksin terhadap masing-masing individu
penerima vaksin.
"Bisa tidak jika orang tidak
perlu menunggu setelah divaksin. Pulang saja, kalau ada reaksi baru kembali
lagi (ke tempat vaksinasi). Itu bisa menghemat setengah waktu. Minimal hanya 30
menit per orang. Itu akan menyelesaikan penyuntikan di jam normal tanpa
lembur," tutur Kang Emil.
Ia menambahkan, hal itu pun bisa
mengantisipasi penumpukan atau kerumunan masyarakat jika kondisi puskesmas
sempit. Selain itu, pihaknya juga mengupayakan penambahan lokasi pemberian
vaksin dengan memanfaatkan fasilitas negara.
"Kami sedang
mengoordinasikan kepada pemerintah pusat, karena informasi yang didapat
vaksinasi ini selesai dalam 15 bulan. Menurut kami terlalu lama hingga
mendekati pertengahan 2022. Bisa tidak kita simulasikan di 12 bulan bahkan di 6
bulan, itu bisa dijawab jika jumlah tempat pemberian vaksin di Jabar itu bisa
dua kali lipat," ujarnya. (hms/red).